Lexa sudah menanti saja tanggapan Vano yang dia yakini pasti akan melarangnya. Setiap hari, dia bahkan tidak boleh pulang kalau Vano belum pulang. Maka seharusnya tidak mungkin dia akan memberi ijin padanya kan? Apalagi hanya untuk pergi ke salon dan makan siang dengan teman dekat sang bos.
"Ya… kalau itu yang ingin kau lakukan, silahkan saja. Apapun yang membuatmu senang."
Ya, lagi dan lagi Lexa harus melotot karena terkejut. Apakah sebegitu spesialnya Daisy ini di mata Vano hingga dengan mudahnya dia menyuruhnya menemani sang aktris kemanapun dia ingin? Ya, dia memang seharusnya sadar diri sadar posisi.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com