"Mas…" sebut Wanda lirih dengan air mata yang semakin deras keluar. Hati Wanda yang sejak dulu rapuh kini hancur melebur bak pasir yang disapu ombak dan menjadi buih.
"Berhenti but jadi perempuan sempurna buatku, Wan. Berhenti bersikap jadi istri yang baik buat aku. Karena Demi Allah, aku nggak pernah anggap kamu sebagai istri aku sejak aku kenal kamu dan sampai sekarang,"
"Di mata aku, kamu cuma ibunya Risky dan bukan istri aku!"
Petir sekan menyambar hati Wanda yang sudah menjadi buih tadi. Entah apa rasanya, tapi pasti sangat sakit.
Tapi, Barra terkesiap melihat sikap Wanda yang berderai air mata, masih sanggup bertahan dan tetap terlihat tegar dengan senyum simpul yang dipaksakan.
Sembari mengusap sisa air mata yang ada di wajahnya, Wanda terlihat ingin berucap.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com