Davina menangis tersedu-sedu dalam pelukan Ali. Alma, marah besar karena tindakan bodoh kedua remaja ini dan memilih untuk mengusir mereka keluar dari rumah.
Saat ini mau tak mau, Davina mengajak Ali ke markas tempat nongkrong Rico. Hanya tempat ini yang terpikirkan oleh Davina.
"Udah dong jangan nangis melulu. Ibu nanti pasti baikan," ucap Ali menenangkan Davina.
"Ali, kamu diusir. Gimana aku enggak khawatir?"
"Enggak, ibu cuma lagi emosi. Nanti aku pulang kog. Tenang aja," ucap Ali.
Ali mengusap air mata yang mengalir di pipi Davina. Ia lantas mengecup kening kekasihnya itu.
"Aku bisa bujuk ibu. Yang terpenting bukan itu sekarang. Yang terpenting adalah ngomong ke bapak kamu. Aku perlu waktu," ucap Ali.
"Aku enggak berani, Ali," sahut Davina.
"Aku di samping kamu. Aku enggak akan biarin dia nyakitin kamu," ucap Ali.
Davina semakin erat memeluk Ali. Saat ini mereka tengah duduk di ruang tengah markas. kebetulan tak ada siapapun. Padahal ini malam minggu.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com