webnovel

Game Offline World ( Indonesia )

(Cerita sudah dihentikan, Author pindah) Ayu Octaviani Ningsih Putri Nartono Ningratmojo Hayunda Astari, adalah pemain game offline. Dia hanya menghabiskan waktu bermain game Virtual Reality (VR) offline yang rilis di tahun 2050. Dia tidak bisa bangun dari tempat tidur rumah sakit, tubuhnya sangat kurus bahkan makan dan minum harus menggunakan alat bantu berupa selang Nasogastrik melalui hidungnya, dan infus tak pernah berhenti menopang kehidupannya, dia sudah seperti itu sejak berumur 10 tahun. Dia hanya bisa terbaring lemah saat bermain game offline, dunianya hanya dalam game sampai waktu mengikisnya hingga akhir hayatnya. Di dalam game, dia adalah seorang Apoteker sekaligus penyihir dengan Class Necromancer level 100 (level limit) dia begitu kuat dalam game offline yang dia mainkan bahkan Red Dragon, bisa tumbang melawannya. Tapi, game offline tetap game offline, semua penghuni di game hanya mengucapkan dialog yang sama berulang-ulang tapi kali ini berbeda ketika dia bereinkarnasi di game offline yang di kenal sebagai (G.O.W).

Yayang_ · Fantasie
Zu wenig Bewertungen
147 Chs

Undangan

500 meter dari Uwon Kingdom, Hiro berlatih bersama Ayu, keduanya memilih lapangan luas di tengah hutan untuk latihan. Makhluk yang dipanggil sangat kuat, Hiro hanya bisa menyerang dengan sekuat tenaga tetapi makhluk itu hanya menangkis semua serangan Hiro. "Three slashes!" Tiga tebasan kuat Hiro tidak berdampak banyak pada tubuh Dark Knight. Ayu hanya tersenyum sambil menyilangkan tangan di depan dada, gadis itu terus mengamati perjuangan Hiro melawan Dark Knight yang jauh di atas level Hiro.

"Dia terlihat sangat keren," gumam Ayu.

Ayu berpikir lebih baik meningkatkan pengalaman Hiro terlebih dahulu melawan musuh yang jauh lebih kuat agar tidak membuatnya lemah mental. Ayu ingat pertama kali main game, Ayu takut pertama kali main. Selama 2 tahun bermain game GOW, Ayu memiliki banyak pengalaman meskipun game yang dia mainkan hanyalah game petualangan dunia fantasi offline. Hiro terpental saat menangkis pedang besar milik Dark Knight, Hiro mencoba untuk bangun meskipun dia telah mencapai batasnya.

"Aku masih bisa bertarung! Sini maju lagi, serang aku!"

"Cukup untuk hari ini, Hiro!"

"Aku masih bisa bertarung, Ayu!"

"Sampai sini saja, kita sudah melakukan ini selama hampir 2 jam."

Mereka berdua kembali ke Kerajaan Uwon dan menuju Guild, penugasan misi di papan peringkat A jelas sangat menarik karena mereka harus memburu Raja Orc Merah. Orc merah lebih ganas dan brutal, mereka sering memangsa manusia di desa. Lembaran kertas di papan itu diambil oleh Ayu, misi yang akan Ayu lakukan untuk besok pagi meskipun hanya dia dan Hiro saja sudah cukup karena Argeta masih bersama Diablo sang Raja Iblis. "Hadiahnya cukup besar, 1000 keping emas, jika kita membasmi semuanya, kita bisa membantu orang buangan lagi di daerah kumuh," gumam Ayu sambil membaca.

"Kamu sangat percaya diri, Ayu."

Ayu dan Hiro melihat ke belakang sosok yang dikenalnya bernama Zenku mendekati mereka berdua. Zenku berniat ikut berburu meski sudah keluar dari grup, Zenku dengan santai menawarkan dirinya untuk bergabung tapi Ayu tidak menjawab apapun dan meminta Hiro untuk meninggalkan Zenku. Tentu saja Ayu masih kesal dengan Zenku yang baru saja keluar dari grup dan tiba-tiba ingin ikut berburu Orc Merah. Meskipun level Zenku adalah 30, tidak membuat Ayu harus meminta bantuan orang seperti dia. Hiro menyarankan Ayu menerima Zenku lagi tetapi Ayu dengan enggan menggelengkan kepalanya, Ayu tidak ingin ada hubungannya dengan Zenku lagi, meninggalkan teman untuk keuntungannya sendiri.

"Kamu dapat yakin bahwa bersama aku, kita akan mengatasi segalanya."

"Ya, tapi lebih baik menambah anggota lagi," kata Hiro.

"Jangan khawatir, masih ada makhluk panggilanku, kamu juga harus naik level."

"Naik level?"

"Begini, aku berniat untuk meningkatkan kemampuan bertarungmu, Hiro."

Dengan level Hiro yang masih 20, itu sangat mengkhawatirkan, apalagi mereka hanya punya waktu 5 hari lagi untuk sebelum tiba waktunya untuk berburu Naga Merah (Red Dragon) di Gunung Nilirus. Memang benar Ayu bisa mengatasi Naga Merah tapi jika ada lebih dari 3 Naga, Ayu mungkin tidak bisa melindungi yang lain dia juga masih memiliki sihir yang mematikan tetapi ada risiko besar jika Ayu menggunakannya.

"Semoga aku tidak akan pernah mengunakan, Soul Attractor."

[Soul Attractor.] Skill yang membuat satu target mati dalam sekejap hanya bisa digunakan sekali sehari, memberikan efek pengurangan nyawa pemilik skill sebesar 95 persen dan energi sihir menjadi nol. Kemampuan yang Ayu dapatkan saat menjadi level 100, dia mendapatkan skill tetapi efek yang dia dapatkan sangat buruk jika di dalam game, Ayu masih bisa menggunakannya dengan bebas tetapi di dunia ini dia bisa mati dalam serangan musuh.

"Apa yang kamu bicarakan?"

"A-aku hanya bicara dengan diriku sendiri, hihi..."

"Bicara dengan diriku sendiri?"

Mata Ayu tertuju pada satu arah yaitu rumah bordil, Ayu terkadang melihat tempat tersebut saat melewati sisi timur jalan kota. Ada beberapa wanita yang memakai pakaian terbuka untuk menggoda pengunjung agar mampir, Hiro menjelaskan bahwa tempat itu hanya untuk orang yang tidak tahu malu. Ayu bertanya apa yang dilakukan di tempat seperti itu, Hiro dengan gugup menjawab bahwa tempat itu khusus untuk bersenang-senang menghabiskan waktu bermain dengan wanita, sekilas Ayu ingat apa yang dikatakan Zenku meskipun dalam pikiran Ayu bermain dengan wanita berarti hanya mengobrol satu sama lain dan membayar setelah itu.

"Aku harap kamu tidak bodoh seperti mereka hanya ingin mengobrol dengan wanita cantik, kamu harus membayar."

"... Iya..."

Hiro lebih memilih diam dan tidak mau menjelaskan lebih jauh, karena Ayu masih gadis berusia 12 tahun, hanya tubuhnya yang berusia 17 tahun. Ketika mereka berdua tiba di penginapan di pintu masuk ada 10 tentara dan sosok yang familiar tak lain adalah Ed Suches. Pria cantik itu begitu mempesona sehingga wanita yang melintas sampai tersipu, tapi Ayu tidak senang dengan pria cantik itu.

"Aku sudah lama menunggumu, Nona."

Hiro mengangkat alis kirinya, tiba-tiba dia merasa kesal dengan cara bicara pria itu yang menyebalkan di awal pertemuan. Ed Suches mendekat dan membungkuk sedikit, tangan kanannya di depan dada memberi salam elegan. Ayu menyilangkan tangannya dengan bangga untuk menunjukkan betapa dia tidak menyukai Ed Suches.

"Ada urusan apa kamu mencariku?"

Batin Ed Suches mengutuk Ayu karena begitu sombong tidak tahu dengan siapa dia berbicara saat ini adalah kapten termuda dan tidak ada perbandingan sampai semua wanita bangsawan mengejarnya dan memohon cintanya.

"Yang Mulia Raja ingin bertemu dengan Anda, beliau ingin berbicara empat mata dengan Anda."

"Maaf, tapi aku tidak bisa menemui Yang Mulia Raja, karena aku akan sibuk besok."

"Kalau begitu Anda bisa bertemu Yang Mulia Raja malam ini, saya akan menjemput Anda nanti malam ini."

Ayu menoleh ke Hiro yang menyuruhnya lebih baik menemui Raja karena tidak sopan terus menolak pemimpi kerajaan. Hiro berbisik bahwa jika Ayu bertemu dengan Raja, mungkin bisa menemukan solusi yang lebih baik untuk orang buangan agar mendapatkan kehidupan yang lebih baik. Pupil Ayu membulat, dia sangat setuju dengan perkataan Hiro yang sangat benar dan harus diikuti. "Ah, kamu benar sekali, Hiro!" kata Ayu sambil memeluk Hiro. Batin Ed Suches sangat marah sehingga dia harus melihat orang bermesraan sehingga dia diabaikan.

"B-bagaimana? Anda setuju pergi ke istana untuk menemui Yang Mulia Raja?"

"Oke, malam ini kamu tinggal jemput tapi Hiro juga ikut denganku."

"Tapi Nona, hanya Anda yang diundang," kata Ed Suches dengan panik.

"Kalau begitu aku tidak akan datang."

"Ah, baiklah saya akan laporkan dulu setelah itu akan saya jemput."

"Ya, cepat sana pergi, kamu dari tadi menghalangi pintu masuk."

"..."

Ed Suches dan para prajurit memberi jalan bagi Ayu. Ed sangat kesal ketika Ayu memasuki penginapan sehingga Ed memukul wajah salah satu prajuritnya hingga pingsan. "Sialan, jalang itu berani mempermainkanku!"

(Update: Senin, 8 November 2021)