Alga tidak pernah menyangka akan menjatuhkan pilihannya pada gadis itu. Gadis pertama baginya. Jawaban kompak menyahut pertanyaan seorang panitia MOS kala itu, membuat Alga dan gadis itu dielu-elukan sebagai pasangan yang serasi. "Ayam sama telur, duluan mana?" "Ayam!" teriak semua yang ada di lapangan. "Kenapa bisa ayam duluan?" Semua diam. Memikirkan jawaban yang sebenarnya tidak begitu penting. "Coba di aduin buat lari. Siapa yang bakal duluan nyampe?" jawab dua siswa baru kompak dan logis. Pandangan yang terpisah jarak hanya lima meter itu bertemu. Dia Eiryl. Eiryl Ciya Andara. Gadis cantik yang mampu menggetarkan hati seorang Alga. Ia tahu, gadis itu adalah putri dari orang terpandang. Sementara Alga hanya berasal dari keluarga sederhana. Tetapi, ketika hati sudah memilih, Alga tidak peduli apapun lagi.