Axel memperhatikan Lova yang tengah bermain futsal dengan teman-teman perempuan satu kelasnya yang lain dari pinggir lapangan. Panas matahari jam sembilan pagi membuat wajah gadis itu berubah merah bak kepiting rebus.
Axel tersenyum amat tipis ketika melihat raut ngeri yang tercetak jelas di wajah Lova ketika gadis itu harus berebutan bola.
"Ck!" tanpa sadar Axel berdecak keras ketika menyadari rambut panjang Lova yang diikat ekor kuda tinggi.
"Oi! Kenape lu?"
Axel langsung menoleh. Keningnya mengerut sambil menatap Malik tidak mengerti. "Emang gue kenapa?"
"Yee ... si Bos kagak sadar apa lu tadi ck, ck begitu?" sahut Abdul sambil menirukan Axel berdecak di ujung kalimatnya.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com