Aku masih memeluknya dari belakang, berharap tindakanku ini bisa meluluhkan hatinya yang mungkin sedang marah besar padaku. Sebenarnya bisa kupahami alasannya semarah ini, tindakanku sudah keterlaluan karena merahasiakan masalah sepenting ini darinya, walaupun aku memiliki alasan kuat melakukan itu, tapi jika aku menjadi dirinya mungkin aku juga akan sama marahnya dengan dia. Sekarang aku tak tahu harus melakukan apa untuk membujuknya agar dia mau memaafkanku. Karena itu, yang kulakukan hanyalah memeluknya dari belakang seperti ini seraya terus melontarkan permintaan maaf. Isak tangisku juga mengalun semakin kencang seiring dengan waktu yang berlalu dan dia masih saja mengabaikanku.
"Zero, aku mohon maafkan aku. Aku terpaksa melakukan itu. Apa yang harus kulakukan agar kau mengerti perasaanku dan mau memaafkanku?"
Namun, Zero hanya diam membisu sama sekali tak memberikan respons apa pun. Walaupun aku sedikit lega karena dia tak mendorongku untuk pergi.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com