192 Kejujuran Wisnu

Khanza sudah tiba di rumah, dengan di penuhi rasa penasaran yang tak kunjung dia dapatkan jawabannya dari Wisnu. Ibunya tampak terkejut melihat Khanza membawa banyak buah-buahan dan kebutuhan lainnya.

"Za, apa kau yakin ini semua yang…"

"Wisnu yang membelinya tadi, Bu." Khanza menjawabnya dengan jujur.

"Wisnu…?" ibunya tampak heran.

"Hem, dia menyusulku saat berbelanja tadi."

"Tapi, kenapa Wisnu? Kenapa bukan suamimu, Evan?"

"Bu, sudah ku bilang Evan sangat sibuk. Hanya Wisnu yang bisa menyempatkan diri untuk menemuiku, ah tidak. Menemui calon keponakannya,"

"Aneh sekali, apa sesibuk itu suamimu?" kembali ibunya tampak kebingungan.

"Sudahlah, bu. Aku akan memotong buahnya," jawab Khanza mengalihkan.

"Ah, tidak. Biar ibu saja yang akan memotong untukmu,"

Gesperrtes Kapitel

Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com

avataravatar
Nächstes Kapitel