webnovel

1.DADAKKAN

" Ma ara mau ke sekolah dulu ya" ucap aras.

" loh ngapain bukanya kamu udah libur??." tanya sang mama yang keheranan.

" oh aku mau latihan drama Ma buat di Bali besok ma." ucap laras yang telah mengenakan sepatu.

" yaudah tapi nanti jam lima udah di rumah ya" peringat sang mama.

Ara yang mendengar ucapan mamanya keheranan tumben-tumbenan sang mama bilang di suruh jam berapa biasanya hanya bilang jangan pulang sore-sore.

Kemudian ara hanya menganggukan kepala sebagai jawabanya. Setelah pamitan dengan sang mama ara langsung menuju ke sekolah.

Ara memarkirkan motormya di depan pendopo. Ara melihat sudah ada beberapa temanya termaksud caca yang sedang menikmati teh jus dan asik memainkan hpnya.

Tak jauh dari situ juga ada pak Abdul dan bang abi yang sedang mengobrol. Tatapan mereka berdua beralih kepada ara yang baru dateng.

Ara yang menyadari bahwa pak abdul dan bang abi menatap ke arahnya hanya tersenyum sambil membungkukkan badanya. kemudian dibalas dengan senyuman kecil oleh mereka berdua.

Ara turun dari motornya kemudian ia menuju dimana tempat caca duduk. Ara menyalimi pak abdul yang ada di setelah menyalami pak abdul ara diam sejenak karena ia bingung harus salim jugakan ke bang abi.

Akhirnya ara memutuskan untuk menyalami bang abi. ara sempat melirik apa reaksi abi, abi nampaknya kebingungan ketika tanganya mengulur kearahnya tak lama kemudian dia mengerti maksud dari ara akhirnya abi membalas salamnya ara.

deheman kecil terdengar dari arah pak abdul ara dan abi sama-sama melihat ke arah pak abdul yang sedang senyum untuk menggoda kami berdua.

" Buruan bi nikahin si ara udah cocok, biar lo pas berangkat kerja ada yang nyium tangan lo kayak tadi." goda pak abdul.

Ara yang mendengar godaan pak abdul hanya membalaskan senyuman kikkuk. ia tidak tahu harus merespon apa atas perkataan pak abdul tersebut.

Ara langsung menuju ketempat caca yang sedang asik dengan hpnya sendiri. ia duduk di bangku panjang tepat di samping caca. ara terdiam sejenak atas perkataan pak abdul.

Menurut caca godaan pak abdul tadi bukan godaan biasa tapi memiliki arti dari perkataanya tadi.Di tambah lagi ara melihat respon abi yang mengusap kupingnya tak jelas. biasanya kalo abi yang sedang mengusap kuping tak jelas ia sedang salah tingkah ataupun ia sedang gugup.

" Ra nanti nonton yuk abis pulang latihan." ucap caca.

ara yang tersadar dari lamunanya.

"hah" ucap ara bingung.

"nanti nonton yuk pulang latihan, ada film seru nih." ucap caca sambil melihatkan poster film yang ada di hpnya.

" besok aja ya ca,." tolak ara tak enak.

" yah, ayo lah ca nanti gue beliin bensin dah."

ara menghelan napas pendek pasalnya ia tak enak menolak tawaran caca karena memang caca yang paling dekat dengan ara.

" ca maaf banget nih gue gak bisa nyokap suruh gue langsung pulang nanti, besok bener deh kita nonton ." ucap ara.

" yaudah deh besok ya temenin gue." balas caca.

ara hanya menganggukan kepalanya sebagai jawaban.

Tak lama terdengar pak abdul bilang bahwa kita akalangsung mulai latihan saja, biar nanti yang belum datang akan menyusul saja.

" Ra itu temennya pak abdul kayak nya sering banget deh kesini." bisik caca sambil melirik ke arah abi. Ara yang sedang mengikuti gerakan yang di berikan pak abdul menoleh kesamping. " terus??." ucap sambil tetap mengikuti gerakanya.

" ya gue kepo aja soalnya hampir setiap kita latihan pensin, pekan budaya ampe kita latihan buat perpisahan itu orang ada terus."

" Mana gue tau itu orang ngapain disini, mungkin ada urusan sama pak abdul." ucap ara acuh. " mana ganteng lagi itu pak abim." ara yang mendengar pernyataan dari caca mendelik ke arah samping. " das....." ucapan ara terpotong dengan teguran dari pak abdul. caca hanya bisa mendumel di dalam hati saja.

Ara memarkirkan motornya di depan rumah ia ke bingungan kenapa motor yang lain di parkirkan di depan rumah. ketika ia memasuki rumah sudah di sambut dengan aroma masakan dan yang semerbak.

" assalamulaikum." salam ara sambil menuju dapur.

" waalaikummussalam." ucap sang mama sambil menyusun kue kepiring. ara menyalimi sang mama. ara mengerutkan kening sepertinya bakalan ada tamu.

" sana langsung mandi, terus pake baju yang ada di atas kasur ya." ucap mama sambil meninggal ara masuk ke kamar nya.

ara langsung masuk kemarnya ia menaru slingbagnya di tempatnya dan mendudukan diri di kasur, lalu pandangannya beralih ke gamis yang berada di sampingnya. ara menghelan napas pasalnya ia tak terlalu suka memakai gamis walaupun ia berkerudung tapi ia tidak suka memakia gamis ia leboh suka memakai rok atau kulot. setelah itu ara langsung memutuskan untuk mandi dan bersiap diri.

***

Abdul kampret emang, bisa-bisanya dia ledekin gue sama ara. Gak tau apa ini hati sahabatnya lagi gak karuan mau lamar anak muridnya dia. abdul kampret emang. sumpah serapah terus di ucapkan pada abdul. sehabis meledek gue abdul langsung ninggalin gue dengan langsung memulai untuk latihan

sepeninggalan abdul abi memilih sibuk dengan ponselnya sambil mengecek beberapa pekerjaan yang hari abi tinggalkan. bukanya melepaskan tanggung jawab, abi memilih untuk menenangkan dirinya akan rencananya nanti malam.

sebenarnya abi tak begitu percaya apakah lamaran ia akan di terima oleh ara. mereka memang sudah dekat hampir tiga bulan ini. hubungan abi dan ara memang semaki dekat setiap harinya. abi dan ara sajauh ini tidak memiliki hubungan yang spesial sama sekali.

banyak yang membuat abi tidak memberi kejelaskan hubungannya. yang pertama memang abi sendiri memang mencari yang serius yang kedua ara sendiri memang dia tak mau pacaran. awalnya kaget ketika mendengar ara tidak ingin pacaran katanya dia mau pacaran setelah menikah lebih romantis gitu katanya terus gak mau nambah dosa juga karena dosa dia udah banyak banget.

abi memtuskan untuk pulang saja dari pada ia mati kebosan apalagi sekarang abdul lagi kejar waktu pementasan ia gak bisa di ganggu kalo sudah begini. di tambah lagi ada ara di situ membuat hatinya tambah tidak karuan. setelah pamit dan mengingatkan abdul untuk ikut menemaninya ke rumah ara nanti malam.

sehabis magrib abi kedua orang tuanya dan abdul menuju kediaman ara. abi sengaja hanya membawa kedua orang tuanya saja dan abdul karena memang hanya melamar saja. rencananya abi akan membawa keluarga besarnya di pertemuan keluarga selanjutnya.

" santai aja bro... mungka tegang lo kayak orang ceperit di celana aja" ucap abdul dengan kekehan. abi yang mendengar ledekan abdul hanya mendelik saja dan setelah itu memilih untuk fokus mengendarai mobilnya saja. kedua orang tua abi yang mendengar ledekan dari abdul hanya ketawa.

setelah menempuh pernjalanan hampir tiga puluh menit mereka semua tiba di rumah ara. ketika mereka akan masuk ke dalam rumah mereka semua sudah di sambut dengan ke dua orang tua ara yang berada di depan pintu.

abi menyalami ke dua orang tua ara. kemudian ia dan keluarganya di persilakan masuk. abi duduk di tengah orang tuanya. kedua orang tua ara duduk di berhadapan di depan abi. sampai saat ini abi belum melihat ara hanya mendengar suaranya saja yang memanggil keponakanya.

Abi hanya diam saja sejak tadi ia tak tahu harus melakukan apa. sang papa sudah asik berbincang dengan papa nya ara begitupula dengan ibunya, abdul juga sudah asik berbincang dengan suaminya kakaknya ara.

tak lama kemudian ara keluar dengan menggendong keponakan yang berusia dua tahun. ia napaknya kaget dengan kedatangan ku dengan kedua orang tua ku dan abdul. aku sebekumnya tidak memberi tahu bahwa aku akan melamarnya.

aku hanya meminta izin ke kedua orang tuanya dan kakaknya saja seminggu sebelum acara ini. aku lihat dia menyalami kedua orang tua ku begitu juga dengan abdul. abi dang ara sempat bertatapan dan abi hanya melemparkan senyum sebagai tanda saapaan, abi membalas senyuman tersebut.

abi sempat kaget melihat penampillan ara saat ini ia menggunakan gamis berwana pastel dan kedung seenada dengan gamis nya. abi merasa ara beda sekali menggunakan gamis pasalnya abi tahu ara tak begitu suka menggunakan gamis dan kerudung berbahan satin seperti itu.

abi melirik sang papa yang sudah membuka pembicaraan serius. abi juga melirik ke arah ara yang nampak diam dan menundukan kepalanya sang keponakan sudah tak ada di pangkuanya. nampaknya ara mengerti maksud kedatanganya kerumahnya.

Abi tersadar dari lamunany saat tangaan sang ibu menyenggol lenganya. " iiya pak buk, seperti yang tadi ayah saya sampaikan tadi, saya ingin melamar anak ibuk dan bapak." ucap abi cepat.

" kalo saya dan istri saya seterah ara sendiri saja. selama itu baik buat ara saya merestui saja." ucap papa ara. sambil melirik ke arah sang anak. abi pun ikut melirik ke arah ara yang diam raut wajahnya tak bisa di baca. membuat abisemakin cema.

" gimana ra?." tanya mamanya.

" hmmmm"

suara yang keluar dari mulut ara membuat abi semakin cemas tak karuan.

" hmm boleh kasi ara waktu lima hari." ucap ara sedikit ragu.

abi mengelan napas reda meskipun masih agak nyesek karena lamaanya belum di terima. tapi setidaknya ara masih menimbang lamaranya tersebut. " boleh, saya tunggu kabar baiknya." ucap abi dengan senyum terbaiknya.

setelah membahas inti dari maksud kedatanganya tadi abi dan keluarganya di giring ke meja makan untuk makan malam bersama. setelah makan malam abi dan kedua orang tuanya memutuskan pamit.

Nächstes Kapitel