"Syalala lala, syalalala ... lala lala lala
... kalau ada makanan di rumah, tak pernah engkau sen—"
"Mami!" teriak Abah Rene.
"Iya, Mi! Ada apa?"
"Sini, Mi! Jangan nyanyi aja!" ujar Abah Rene.
Jeng Oktaf menaruh gembor atau alat yang di gunakan untuk menyiram tanaman di atas lantai, lalu dia menghampiri Abah Rene.
"Ada apa—" Kedua bola mata Jeng Oktaf melotot tajam. "PAPI!" teriaknya dengan lantang, sampai terdengar di rumah Didi dan Rudolf.
"Itu suara apa sih?" tanya Rudolf.
"Biasa, Ratu Oktaf! Lagi neriakin suaminya," jawab Rudolf.
***
Kita kembali di rumah Jeng Oktaf dan Abah Rene.
"Papi, kenapa kakinya bisa masuk di kloset?" tanya Jeng Oktaf yang tampak sangat panik.
"Iya, Mi! Tadi Papi, kepeleset, bantuin Papi dong, Mi!"
"Aduh, Pi! Mami geli ih,"
"Terus kalau bukan, Mami, yang nolongin, Papi, siapa lagi dong?"
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com