201 Terima Kasih Ya Allah

Masih dalam genggaman tangannya. Kedua insan masih menikmati rintikan hujan yang semakin deras. 'Ya Allah ... wanita di sampingku ini sangat istimewa. Bukanlah hatiku ... sentuhlah hatiku dengan cinta tulusnya. Buat hamba selalu mencintainya, tidak akan menyakitinya,' batin Alfito.

'Gemerisik suara hujan ini kembali mendatangkan kesedihan yang telah aku lupakan. Barangkali Allah menciptakan hujan untuk mengingatkan kepada ku bahwa kesedihan adalah hukum alam,' batin Fania saat melihat air hujan dengan rintikan hujan yang tidak terhitung.

Keheningan tercipta keduanya masih duduk di serambi musola sambil menikmati dinginnya hujan.

"Mari mendengar solawat burdah karangan Imam Busyiri dari pada saling diam, galau tidak pasti."

"Aku ingin mendengar kisahnya," kata Fania.

Gesperrtes Kapitel

Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com

avataravatar
Nächstes Kapitel