webnovel

Kau Masih Saja Tidak Punya Malu!

Redakteur: Wave Literature

Seseorang yang tampak luar biasa itu badannya tampak tinggi. Ia juga mengenakan jas tipis berwarna biru muda. Wajahnya yang tampan sedikit tertutup oleh kacamata hitam. Ia memiliki aura yang luar biasa meski dengan penampilan yang apa adanya. Penampilannya tidak bisa menyembunyikan sikap sopan dari dalam dirinya. Senyumannya membawa kesan sejuk dan penyayang.

Pemandangan itu membuat seorang perawat terpesona akan dirinya. Bahkan dengan jujur ia iri berkata pada pria itu, "Tuan sangat perhatian. Walau tetap sibuk, anda tetap menemani kekasih Anda ke dokter. Bagi perempuan seperti kami, ini sangat membahagiakan. Pasti kekasih Anda adalah perempuan yang paling bahagia di dunia."

"Tentu saja aku harus melakukannya, apalagi kekasihku hanya satu." Ujar Wei Yankang dengan lembut.

Huo Weiwu menarik sudut bibirnya. Wajah Wei Yankang masih saja sombong, kecongkakannya bahkan bisa sampai mengelilingi bumi.

Huo Weiwu pura-pura tidak melihat Wei Yankang. Ia ingin melewatinya diam-diam.

Pada akhirnya Wei Yangkang melihat Huo Weiwu. Wei Yankang melotot karena kaget saat ia mengetahui jika gadis ini baru saja keluar dari ruangan yang bertuliskan 'Ginekologi'. Ia pun segera menghampiri Huo Weiwu, "Apa yang terjadi padamu? Kenapa kamu ada di ruangan ginekologi?" Tanyanya dengan khawatir.

Huo Weiwu memandangnya dingin. Lalu menjawabnya dengan santai, "Aku seorang perempuan. Normal saja jika aku memeriksa dibagian ini? Memangnya kamu yang melihat kanker payudara di tempat wanita berkumpul!"

"Weiwu, bisakah bicara baik-baik? Aku bukan musuhmu." Wajah Wei Yankang berubah sedikit sinis.

Huo Weiwu tersenyum kecil dan meresponnya lebih sinis, "Kalau bukan musuh, lantas apakah kita teman? Jika lelaki ingin berteman dengan wanita, tidakkah ia ingin mengikat wanita itu lalu ingin tidur bersama. Lalu kau yang mana?"

"Aku sudah berjanji akan menikahimu tiga tahun kemudian. Tapi kau tidak bisa menungguku tiga tahun, kan? Ingat janjiku jika tiga tahun kemudian, aku akan punya semuanya. Seandainya kau menikah denganku, kau akan punya semuanya juga, kan?" Jelas Wei Yankang yang berusaha menjelaskan dengan perlahan. 

"Tuan Wei menjual diri demi mencari kehormatannya, lalu membuang kekasihnya. Sifat yang mulia itu membuat orang tak tahan untuk meludahimu sebagai penghormatan pada kualitas moralmu yang telah mati itu. Tidak mudah mendapatkan itu semua, jadi, sebaiknya nikmati saja sendiri." Huo Weiwu memandangnya angkuh, kemudian berjalan ke lift dan menekan tombol untuk turun.

"Weiwu, Tunggu!" Wei Yankang mengikuti Huo Weiwu pergi. "Tolong dengarkan aku..."

Baru saja Wei Yankang hendak menjelaskan, tiba-tiba ia mendengar suara Gu Qiaoxue. Melihat gadis ini, Gu Qiaoxue menuduhnya dengan kejam, "Huo Weiwu, kau mengikuti suamiku ke rumah sakit untuk menggodanya lagi!"

Huo Weiwu melihat Gu Qiaoxue mengeratkan gigi dan menghampirinya, matanya memancarkan pandangan yang gelisah. Huo Weiwu pun menegaskan "Aku tidak punya waktu untuk melakukan itu. Jangan membual."

Gu Qiaoxue menampar wajah Huo Weiwu. "Kau benar-benar tidak punya malu. Kau datang ke ruang ginekologi sebelum menikah, pasti kau sudah berbuat hal yang tak baik di belakang kakakku. Aku harus memberitahu ini pada kakakku supaya dia tidak menginginkanmu lagi. Dasar murahan!"

Huo Weiwu menatap tajam Gu Qiaoxue. Ia menampar perempuan itu, kemudian menamparnya lagi menggunakan punggung tangannya. "Plak… Plak…!"

Gu Qiaoxue kaget, ia memegangi pipinya yang baru saja ditampar. Matanya memerah menatap Huo Weiwu.

"Tamparan yang pertama adalah untukmu, lalu yang satunya adalah balasan untukmu. Selain itu, coba tebak siapa yang akan aku ganggu kalau Gu Gaoting tidak menginginkanku lagi?" 

Meski terdengar kasar, sesungguhnya Huo Weiwu adalah wanita yang mempesona. Sayangnya, saat ia tertawa sama seperti iblis hutan yang memiliki kekuatan untuk menyihir pikiran. Tampak sangat jahat.

Hati Gu Gaoxue terasa kosong. Ia menggenggam erat lengan Wei Yankang. "Beraninya kau. Kak Kang bukanlah kekasihmu lagi. Sebentar lagi ia akan menjadi suamiku dan ayah dari anakku."

"Sayang sekali, aku masih sendiri. Katakan, apakah kau akan bebas setelah melahirkan anak?" Tanya Huo Weiwu dengan entengnya.

"Huo Weiwu!!!!" Gu Qiaoxue mengerang panik.

"Kalau takut, menjauhlah dariku! Tak usah memprovokasi diriku lagi. Aku tidak akan memungut uang yang jatuh di atas kotoran, apalagi kotoran yang jatuh di tumpukan uang. Aku malah semakin tidak menginginkannya. Jaga baik-baik mulutmu itu!" ujar Huo Weiwu, lalu masuk ke lift yang pintunya telah terbuka.

Sambil tetap menatap tajam, tatapannya mengisyaratkan jika tidak usah melihat jika tak ingin ada masalah.