"Ahh!! Iya ya, kenapa Ibuk bisa lupa," Narti yang baru menyadari satu kursi kosong itu meletakkan kembali centong nasi dan melempar pandangan ke Darman.
Darman yang dikode oleh Narti itu sadar untuk memutuskannya, "Iya, kita tunggu sebentar lagi dia."
"Yah Pak!! Nasinya keburu dingin nggak enak nanti!!" protes Satrio.
Narti pun juga mengeluhkan hal yang sama, dia mengangguk untuk menyetujui protes Satrio. Qonin tampak masih membela Zanqi.
"Iya betul kata Bapak, nggak enak jika tiba-tiba dia datang kita sudah asyik makan," imbuh Qonin.
Aisshh!!! Narendra itu dimana-mana menyusahkan sekali!! Batin Leon.
"Sudah lewat 30 menit, tidak mungkin orang akan terlambat selama itu. Apa tidak sebaiknya kita makan saja. Si Narendra ... ehm maksudku Zanqi itu tidak akan datang!!" ucap Leon sambil tersenyum, lalu dia melempar pandangan ke Qonin yang ternganga menatap pintu.
"Selamat malam semua, maaf atas keterlambatan saya," ucap Zanqi tersenyum sangat tampan masuk rumah Qonin.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com