Bukan bodoh. Justru bermaksud baik, ujarnya dalam hati. Mungkin hanya salah beri bonus. Mestinya ia memberikan amplop saja. Bukan menyuruh wanita masuk ke kamar.
Karena sparing partner yang datang, jelas mereka bertarung dulu. Bertarung habis-habisan sampai salah seorang mengaku kalah atau menyerah. Pertarungan yang panjang dan melelahkan. Hingga melupakan pekerjaan utama. Benar-benar bonusnya yang keliru.
"Perlu saya minta Pak De datang lagi, Bos?" usik Karim lagi.
"Datang ke Jakarta?"
Karim membenarkan usai melirik.
Melibatkan banyak orang dengan sendirinya akan menyebabkan banyak akan tahu. Melibatkan Pak De, tentu ia akan tahu semuanya. Bukan tidak mungkin Karim pun menjadi tahu. Bila sudah begitu, tak ada jaminan karyawan dan staf di kantor untuk tak mengetahui apa yang terjadi dengan pimpinan mereka.
"Belum sekarang," geleng Hanjo.
"Kapan perlunya bos kasih tahu saja. Beliau pasti siap."
"Nanti aku kasih tahu."
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com