webnovel

Catastrophic Fall

Apa yang terjadi bila bumi dihadapi dengan asteroid besar bahkan lebih besar dari yang pernah memicu kepunahan dinosaurus? Ini adalah kisah pilu dari seorang ilmuwan bernama Wadito Stalhom.

Okiku_0 · sci-fi
Zu wenig Bewertungen
16 Chs

NOT WAS IMPOSTOR - chapter 5

- 1 bulan 28 hari sebelum asteroid jatuh -

Pagi hari yang dingin menciptakan suasana dingin juga. Dito yang mencoba keluar dari ruangan tertahan oleh pikirannya yang ingin membicarakan sesuatu kepada Detektif Rohan.

Semenjak malam penyergapan di hotel, Dito juga ikut terlibat sehingga dibawa ke polsek dan diinterogasi. Sampai berjam-jam dia di ruangan interogasi hingga menjelang pagi. Namun tak beberapa lama Rohan datang dan menjelaskan situasinya sehingga dia dibebaskan. Setelah terlepas dari situasi itu dia ditelepon oleh Prof Albert kalau data yang terkena virus sudah dibersihkannya dan siap untuk dikirim ke kepolisian.

Pagi itu seorang pria berkumis menghampiri Dito tepat di belakangnya. Pria itu Rohan mencoba untuk memanggilnya. Namun Dito sudah mengetahui suara langkah kaki dan dengan cepat wajahnya menengok ke belakang.

"Kami sudah mengambil sample nya dan kami sudah menemukan siapa pemilik pistol itu."

Dito hanya terdiam dan matanya sedikit melebar kaget. Secara perlahan amarahnya bangkit kembali.

"Siapa pelakunya?"

"Menurut datanya dia bernama Don Farentho" jelasnya Rohan sambil membaca lembaran kertas yang dibawanya.

Dito saat itu tak menyangka kalau pelakunya adalah Don, seseorang yang sudah lama bekerja di Lab SAJ. Amarah yang dia pendam tak jadi memuncak setelah mengetahui pelaku pembunuhannya seorang rekan kerja lamanya.

Tangan kirinya dengan lamban menghantam tembok disebelahnya. Disertai wajahnya yang tertunduk kebawah.

"Memang ya, kita tidak bisa tahu apa isi hati seseorang"

"Memang benar" mata Rohan memandang ke lembaran yang dia pegang, "kalau begitu kami akan menangkapnya segera agar kasus cepat selesai."

"Tunggu dulu" tangan Dito seperti mencoba untuk menghalangi pria didepannya.

"Apakah ada hal lain lagi" tanyanya Rohan.

"Aku berpikir kalau dia itu anak yang baik, apa kau tak salah mengira?"

"Kenyataannya data yang diperoleh memang seperti ini. Tak ada kepalsuan dalam laporan ini."

Serentak para polisi mulai melakukan penangkapan kepada Don. Mereka mencari secara diam-diam ke berbagai tempat yang di tempatinya dan tak lama juga Don berhasil ditemukan dengan mudah.

                             ~ | | | ~

Dalam masa persidangan dilaksanakan pada siang hari tiga jam setelah penangkapannya. Di ruang meja hijau dalam suasana yang gaduh, Don di kenai pasal tentang pembunuhan terencana.

Kerabat-kerabat Helga yang berada di dalam ruang persidangan teriak menyoraki dan memaki Don. Di dalam hanya mendapat suasana panas.

Namun Don terlihat menyangkal bahwa dia bukan pelakunya.

Ketika itu Dito hanya berada di luar ruangan dekat pintu keluar untuk menghisap rokok yang dibawanya.

Dia menghisapnya dan menghembuskan asap disertai melepas emosi yang dia pendam. Asapnya yang mengepul terbawa angin.

"Sudah sejak kapan ya terakhir kali aku menghisap rokok" dia bertanya tanya kepada dirinya untuk mengisi kekosongan dalam hatinya.

Dito melirik ke dalam ruangan dan melihat Don yang sedang di adili oleh sang hakim.

"Tak terpikirkan olehku kalau dia seorang pembunuh" memejamkan mata sesaat, "tetapi matanya terlihat bukan seorang pembohong"

"Dia juga sama sekali tidak mirip dengan bayangan yang aku lihat malam itu"

Tap tap tap !!

Suara langkah kaki mendekati Dito.

Rohan berjalan menghampiri dengan memasukkan tangan kanannya ke dalam saku celana "Apa kau berpikir sama, Prof Dito?"

Sepuntung rokok yang belum dihabisnya dibuang saja ke tempat sampah. Dito tak menanggapi pertanyaan dan malah bertanya kembali. "Tunggu sebentar, saat itu kenapa kau memberi informasi palsu kepadaku?"

Rohan mengangkat kedua alisnya karena memahami maksudnya, " tentang pasar gelap itu?"

"Ya itu berbeda dari apa yang kau ucapkan, disana hanya ada perdagangan narkoba"

"Tapi bukankah sama saja kalau itu pasar gelap?" Sangkalnya Rohan

Rohan berjalan ke samoing Dito sembari mengeluarkan tangannya dari dalam saku. " Sejujurnya aku masih mencurigaimu, lagipula informasi dari polisi tidak boleh bocor sampai kasus tersebut selesai. Jadi tak mungkin bagi kami memberitahukannya kepada anggota yang bukan penyelidik."

"Sudah kuduga apa yang kupikirkan" ucapnya Dito

"Tapi sekarang kau sudah kulepaskan dari kecurigaan sejak kau datang ke hotel itu. Ya, itu memang rencanaku"

Dito menghembuskan nafasnya kebawah dengan mata terpejam

"Jadi apa kau berpikiran sama denganku kalau orang yang berada di dalam sana bukan pelaku?"

"Kau benar" ujarnya Rohan

Dito merasa lega karena Don teman kerjanya bukanlah seseorang yang membunuh Helga. "Aku akan segera menemukan pelakunya" dalam hati dia berbicara.

Kala itu Dito kembali memuncak amarahnya dan segera beranjak pergi tanpa mengucapkan sepatah kata pun ke Rohan.

Namun yang tak terduga seorang pria tua menghampirinya.

"Sudahlah aku tau apa yang kau pikirkan"

Dito hanya terdiam dan perlahan menatap ke pria itu.

"Kita masih mempunyai tugas untuk memenuhi harapan manusia .." tangannya menepuk ke pundak Dito, ".. menyelamatkan dunia"

"Prof Albert"