"Ha bu kenapa nangis " ucap Sangyeon.
"Em e maafkan saya bu karena saya sudah kurang ajar sama ibu " ucap Sangyeon.
Ibu itu tidak menjawab dia hanya menangis dan menangis.
"Sudahlah bu jangan menangis " ucap Sangyeon yang meresa bersalah kepada ibu itu.
Ibu itu tidak merespon Sangyeon malah dia lari meninggalkan Sangyeon dengan keadaan masih menangis.
"Ha " Sangyeon melihat kearah ibu itu dengan heran. Ibu itu sudah pergi agak jauh Sangyeon melihat kebawah dan di bawah terlihat sebuah dompet berwarna biru tergeletak begitu saja.
Sangyeon mengambil dompet itu dan melihat-lihat dompet itu.
"Dompet siapa ini? "ucap Sangyeon melihat-lihat bagian luar dompet. Sangyeon membuka dompet itu untuk melihat isi yang ada di dalam dompet itu.
"Wah banyak banget " ucap Sangyeon terkejut melihat isi dari dompet itu. Isi di dompet itu uang dengan jumlah yang cukup besar. Sangyeon membokar lagi bagian di dompet. Dan menemukan sebuah kartu nama.
"Ha kartu nama " ucap Sangyeon mengamati kartu nama itu.
"Karina Margareta Hernanti?, Jangan-jangan itu dompet ibu tadi " ucap Sangyeon.
Sangyeon melihat kearah ibu itu berlari tapi Sangyeon tidak melihat wujud ibu itu lagi.
"Ha ibu itu sudah pergi "
"Aku kembalikan atau tidak"
"Kalau aku kembalikan aku tak akan dapat apa-apa. Jika aku ambil nanti dosa. Tapi aku dan adik-adiku saat ini sangat butuh uang "
"Aku ambil saja. Maafkan aku bu "
Sangyeon memasukan isi dompet itu kembali dan menutup dompet itu kembali. Dia memasukan dompet itu ke dalam saku jaketnya dan pergi.
Di sebuah jalan, jalan yang berbeda dari yang tadi. Sangyeon melewati sebuah tempat pembuangan sampah dan terdengar suara tangisan bayi.
"Uwek, uwek "
Suara tangisan bayi.
"Ha "terfokus pada tempat pembuangan sampah yang ia lewati.
Sangyeon mendekati tempat pembuangan sampah itu dan suara itu tangisan itu semakin kuat. Sangyeon berhenti di dekat bak sampah besar berwarna hijau. Suara tangis semakin kuat dan keras. Sangyeon coba mencari sumber suara itu. Melihat ke sekeliling dan menoleh ke samping kanannya. Suara tangisan bersumber pada kardus di samping bak sampah besar berwarna hijau didekat Sangyeon.
Sangyeon mendekati kardus yang tertutup kain diatasnya. Sangyeon membuka kain yang menutupi kerdus dan apa yang dia temukan. Bayi mungil yang berselimut kain biru di dalam kardus itu.
Sangyeon mengambil bayi itu yang tengah menangis dari dalam kardus dan menggendong bayi itu.
"Bayi siapa ini? " ucap Sangyeon sambil menggedong bayi itu dengan lembut.
"Uwek, uwk "
Suara tangisan bayi itu.
"Cup, cup " ucap Sangyeon mencoba menenangkan bayo itu.
Sangyeon melihat kedalam kerdus lagi. Dan menemui sepucuk surat, bunga mawar dan kalung emas yang gantungannya berbentuk bunga.
"A, surat, kalung, bunga mawar" ucap Sangyeon mengambil barang-barang itu.
Sangyeon membuka sepucuk surat itu dan membacanya.
Isi dari sepucuk surat itu
Siapapun yang menemukan bayi ini tolong rawat dan sayangi dia. Aku titip padamu bayi ini. Jika kau menemukan kalung dan sebuah bunga mawar. Kalungkan kalung itu ke leher bayi ini dan bunga mawarnya tolong kau simpan dengan baik.
Sangyeon melipat kembali surat itu. Sangyeon berdiri dan pergi dari tempat itu dengan membawa bayi itu berserta kalung,sepucuk surat dan bunga mawar bersamanya.