webnovel

Bocil 3 Tahun ini adalah Penjahat

'Tidak masuk akal merasuki karakter dalam novel yang harusnya telah di rasuki' Aku merasuki salah satu Karakter Penting yaitu tokoh penjahat yang menyiksa Protagonis Wanita di Novel yang berjudul [I Possessed The Villain's Granddaughter]! Apa kau bilang? tokoh penjahat yang bakal menderita sekali setelah melakukan segala tindak kejahatan terhadap protagonis?! Sebelum aku menyadarinya, hidupku digariskan sebagai tragedi! aku tidak bisa hidup seperti ini! 'Tolong selamatkan aku!' Namun, bahkan sebelum Protagonis Wanita muncul, sudah ada bermacam-macam kejadian di hadapanku. "Kamu si darah-kotor, kan? mereka bilang kamu bertingkah imut demi mendapatkan makanan. layaknya pengemis" "..." 'habislah kalian semua' Elliotte, bocil berumur tiga tahun yang memegang tokoh penjahat dari novel tragedi dengan tingkat kesulitan tertinggi. Aku menjalani hidupku dengan sungguh-sungguh, memanfaatkan plot asli untuk keuntunganku sambil mencari cara untuk bertahan hitup. Tetapi- 'Huuh?' Mengapa Kakek-ku, Duke yang jahat, bersikap begitu padaku? dan, kenapa Ayah-ku yang selalu bepergian karena membenci Kakek, tiba-tiba muncul? dan, kenapa kakak laki-lakiku bertingkah sangat menyebalkan? terlebih lagi. 'Apa ini-' [Elliote sangat imut, kamu boleh menghancurkan bumi TT TT TT] [Ahhh maaf aku berpura-pura tidak peduli padamu sebelumnya dan mengumpati mu TT TT ternyata ada kondisi seperti ini] [Tragedi, diakui TT TT Bukankah situasi keluarga ini setingkat kiamat?] ㄴyeah, sangat. ke ke [jadi, info berharganya terkubur disini...kue-kue itu beracun, kan?] Aku menatap jendela hologram yang melayang didepanku. 'Ini terlihat seperti bagian komentar Coconut Page' bagaimana mungkin malah jadi seperti ini!?

Chillabell · Fantasie
Zu wenig Bewertungen
42 Chs

Chapter 19: Awakening

Beberapa tahun berlalu.

Disetiap tahunnya, foto pertumbuhan Elliotte di kirimkan. Awalnya rambutnya tidak banyak, tapi sekarang cukup untuk diikat dan di tata di kedua sisi kepalanya

'....terlambatkah?'

Terkadang, aku akan memeriksa tanggal pada foto dan menandainya di kalender. Tetapi pengirimannya semakin jarang, dan beberapa waktu berlalu.

'Seharusnya ada foto yang sampai sejak bulan lalu, tapi kenapa masih...'

Apakah keluargaku sudah hancur, jadi mereka bahkan tidak bisa mengirim foto. Tua bangka itu menimbun begitu banyak harta kekayaan, seterpuruk apa pun dia, dia harusnya tetap tepat waktu.

"Apakah anda memanggilku, Jenderal?"

"Ya. mana fotonya-"

"Ya?"

"...."

"Jenderal?"

"Bukan apa-apa"

Enzo memasang wajah heran.

'Foto? foto apa... apa kau menginginkan foto-ku? '

Wajah Enzo menjadi pucat. Walaupun dia tidak begitu paham, dia tidak melupakan di tahun lalu itu, dia dibuat berlari mengelilingi perkemahan 30 kali karena dia tidak tahu kesalahan apa yang dia perbuat.

'Astaga, kau sebegitu tidak sukanya melihat wajahku secara langsung'

Bukan.

Ibuku bilang aku ini sangat menawan.

'Apakah itu selera Jenderal?!'

Aku menggelengkan kepalaku.

Rambutku tidak banyak berubah, aku hanya menata alisku. Akan diperlukan kerja keras untuk menyesuaikan selera Jenderal dengan caraku sendiri...

"Kau begitu nganggurnya?"

Kali ini Enzo berlari mengelilingi perkemahan 40 kali.

.

Jadi beberapa minggu ini, Masih tidak ada foto yang sampai, dan suasana hati Daymond buruk.

Akan tetapi-

"Jenderal! Ada pesan dari Kastil Utama!"

"Apa yang terjadi?"

"Mereka bilang Nona Muda telah membangkitkan Anugerah-nya, dan dia dipindahkan dari Menara #12 ke Kastil"

'Tua Bangka gila itu'

Si tua itu tidak akan tahu betapa bahaya lingkungannya itu untuk seorang anak tanpa wali. Terutama kalau itu adalah anak yang menarik perhatian Duke Astra, mata saudara-saudara akan terarah padanya.

Ini membuatku merasa gelisah untuk beberapa bulan.

Lalu suatu hari, perintah panggilan kembali diberikan oleh Si Tua Bangka..

"Apakah Jenderal akan pulang sebelum perang usai?"

"Kalau sekarang kita menerobos Tembok Herium, kita juga akan bisa menyerbu perkemahan musuh, kita bisa memenangkannya"

"Benar, kalau kembali di kondisi ini, sungguh disayangkan"

"Ya, lagipula mereka masih menginginkan kematianmu. Siapa yang tega membiarkan anaknya terus berperang selama 5 tahun"

Semua orang berpikir Daymond akan menolak Perintah Panggilan Kembali.

Akan tetapi

"Berkemaslah. Kita kembali ke Wilayah Astra"

"YA?!"

Enzo dan Letnan yang lain membujuknya untuk memikirkannya lagi, tetapi Daymond tetap pada pendiriannya.

Ini karena aku sudah terlalu lama di medan perang.

Bukan karena aku tidak bisa berdiam diri setelah mendengar putri-ku dipindahkan ke Kastil Utama.

Jadi aku kembali ke Kastil.

dan....

"Cepat minta maaf"

"...."

"Apa kau tidak mendengarku!"

Aku melihat Decones berteriak pada anak itu, yang bahkan tidak bisa mengangkat kepalanya. Anak itu hanya mengepalkan ke dua tangannya di depan Decones.

Rambut pirang yang mirip dengannya, mata merah yang sama dengannya. Tapi tidak seperti diriku, tupai kecil itu terlihat terlalu lembut.

Sesampainya aku disini, kupikir aku tidak akan peduli.

Dia lahir dari kecelakaan, tapi aku tidak mau mengikuti jejak Ayahku. Jadi, mari menjadi orang tua yang benar.

Itulah isi pikiranku disepanjang perjalananku kembali.

Tetapi,

"Ternyata kau masih suka memekik seperti babi, Decones"

Aku tidak tahu apa yang membuatku begitu marah.

Mungkin karena tangan kecil yang menggenggam kuat roknya itu.

Karena mata besarnya diisi dengan ketakutan.

Aku kecewa karena anak yang berumur tiga tahun tersebut sudah mempelajari apa itu rasa takut.

Pasti begitu...Dia mirip dengan diriku yang masih muda.

Mungkin itu alasannya.

Malam itu, kereta Decones yang akan kembali ke wilayah hukumnya sendiri, mendapat serangan.

Ada rumor pelakunya setinggi 3 meter.

Dan sejak hari itu...

"Ayyah!"

Anak itu terus datang.

Aku tidak tahu harus bersikap bagaimana di hadapan anak itu, jadi aku tidak pernah mendekatinya duluan, tapi anak itu terus-menerus mendekatan jarak di antara kita.

Pertama kali aku datang ke barak, dia menempel di kakiku seperti seekor jangkrik.

'Apakah dia segitu takutnya?'

Melewati prajurit yang tidak pernah bersih dari darah medan perang, datang ke arahku yang tidak lebih baik dari mereka, tapi menganggap yang lainnya lebih menyeramkan.

Datang kemari setelah sarapan, lagi setelah makan siang, dan lagi setelah makan malam, dan... selalu datang sendiri setiap hari.

'Dari sudut pandang anak itu, mungkin aku adalah orang dewasa yang harus dia selalu temui'

Dan anehnya aku bersikap seperti Ayahku.

Hanya membiarkannya begitu saja sejauh mata memandang.

"Humm humm humm♫"

Anak itu berbaring tengkurap di atas karpet Ruang Kerjaku, dan membaca buku sambil bersenandung.

'Apakah dia tidak bosan hanya membaca?'

Dia tampak seperti anak 3 tahun biasa yang selalu bersemangat

'Apakah dia sudah bisa menulis namaku?'

Mon-Duk-y

'....'

akan tetapi, hanya dua huruf yang benar

'kalau dilihat dari kecepatan pertumbuhannya, dia memang mirip denganku...'

Aku terkesan dan terus memikirkannya. Aku terus memperhatikan semua yang dia lakukan di hadapanku.

Tapi apa yang ada dikepala Tua Bangka itu, membuat kita mendaki Gunung Hadix bersama. Aku tidak mau dia mengikutiku dan lebih baik tetap diam ditempat yang teduh. Menunggu di Kastil juga tidak terlalu buruk.

Kenapa kau malah mengejarku sampai keisini?

Saat aku mendekatinya, dia terlompat.

"Ayah!"

Apa yang membuatnya tampak begitu bahagia.

Apa yang harus kukatakan.

Tidak ada yang menyenangkan dari diriku, seharusnya dia bersikap biasa saja.

"...kau terus mengikutiku tanpa lelah"

Mata anak itu membulat. Dan setelah ragu untuk beberapa saat, dia berkata-kata dengan hati-hati.

"Ayah, kesal...?"

"...."

"Saya melihat ayah saja diam-diam, tidak mengganggumuu."

"...."

"saya melihat sedwikit lalu pergii"

'Apa yang membuat-mu begitu menyukai-ku?'

Daymond tidak bisa menemukan kata-kata untuk menjawab, jadi dia menahannya kali ini juga.

Bahkan ketika melawan monster, dia tidak bisa tidak mengkhawatirkan anak itu.

Dan pada saat prajurit menjatuhkan Batu Pemurnian. Anak itu malah berlari ke arah tebing dengan tubuh kecilnya dan meringkuk di atas Batu Pemurnian. Dia tidak peduli pada dirinya sendiri yang diinjak-injak oleh monster.

Aku tidak boleh melepaskan pandanganku darinya sedetik pun.

Bahkan setelah menghancurkan monster yang menyerang anak itu menjadi potongan-potongan daging, kemarahanku masih tidak mereda.

"Kau, apa yang kau-!"

"saya tangkaap"

"...."

"Benda yangg ayah bwutuhkan, saya mwenangkapnya"

"...."

"Sekawang saya tidak ganggu kan...?"

Anak ini bodoh, bodoh, sangat bodoh.

Kenapa

Kenapa kau melakukannya

Kau pikir aku adalah Ayah macam apa, yang bahkan tidak pernah menyapamu setiap kali kamu datang?

Ini adalah perasaan yang sangat aneh.

Aku akhirnya mulai mengerti ketika aku memeluk anak yang gemetar itu.

'Begitu rupanya'

Ini yang disebut kasih sayang.

Mungkin inilah yang ku-tahan untuk waktu yang lama, demi bertemu denganmu.

"Ayah....."

Daymond terkejut ketika dia melihat tangannya menetap di atas anak yang berbaring.

"Bagaimana perasaanmu"

"..."

Gadis kecil itu memainkan kedua tangan kecilnya dan bertanya dengan hati-hati

"Ayah"

"....ya"

"Elliottee boleh berswama Ayah?"

"..."

Aku tidak tahu berapa kali aku harus meyakinkan anak ini. Aku menatapnya dan perlahan membuka mulutku.

"Uh huh"

"..."

"Ya, Elliotte"

Kita bisa saling mengasihi sampai puas.

Aku mengelus pipi yang hangat itu.

Kehangatannya meresap sampai ke dalam.

Anak yang menangis itu sangat menggemaskan disaat yang sama juga menghancurkan hatiku.

* * *

Ketika aku bangun, aku berputar dan mengerang.

Aku belum merasa sehat.

'Tapi sudah tidak terlalu sakit lagi... Eh'

Ketika membuka mataku, yang kulihat pertama adalah dada yang berisi dan keras. Ketika aku menengok ke atas, aku seperti melihat sebuah karya seni dari pria tampan disinari cahaya matahari.

'Oh iya, aku tidur bersama Ayah'

Pastinya tidak nyaman bagi Ayah yang memiliki kaki panjang ikut masuk ke ranjang anak-anak.

'Pasti sulit merawat-ku sepanjang malam'

Setiap kali aku terbangun di pagi hari, Ayah sudah berada di samping-ku.

Pedahal waktu aku sedang melawan kanker, tidak ada yang menjagaku di malam hari.

Ibuku hanya tidur tanpa bergerak sedikit pun.

'Lebih tepatnya, aku yang melayaninya'

Aku tidak tahu berapa kali aku keluar-masuk toserba untuk membelikan kebutuhannya.

Tetapi...

'Sekarang aku punya seseorang yang benar-benar merawatku'

Ada keinginan kuat untuk membeberkannya kemana pun aku pergi.

Aku berbaring telungkup dan melihat wajah Ayah.

'Ini Ayah-ku'

Bukan seorang ayah tiri yang mendiskriminasi-ku karena memiliki adik, tapi Ayah yang sebenarnya.

Aku menutup mulutku dengan tangan kecilku karena aku merasa tawa-geliku akan keluar.

Ketika aku melakukannya-

"Bagaimana perasaanmu", suara serak terdengar.

Ayah perlahan membuka matanya dan menatap-ku.

"Sudah lebii baiik"

"Kenapa kau tidak tidur saja lagi?"

"Saya banguun, jadi Ayyah bisa tiidur"

Aku bangun dan menepuk-nepuk sisi Ayah, karena dia berbaring tepat di sebelahku dan menjagaku.

Ayah terkekeh dan bangkit, "Dilihat dari tenagamu, sepertinya semuanya baik-baik saja sekarang"

"Yaa"

"Ayo makan sesuatu"

Ayah menggendong-ku dan turun ke lantai dasar. Wajah suram para pelayan yang sedang bersih-bersih berubah menjadi cerah begitu melihatku. Begitu juga para pelayan dan para prajurit yang lainnya di Kastil.

"Nona Muda"

"Bocah kecil-!"

....Kenapa mereka begini?

Aku bingung dengan perubahan suasana dari sebelum aku pingsan.

Karena sudah merawat-ku untuk beberapa waktu, Ayah menyuruhku pergi ke Ruang Makan duluan sementara dia akan mandi, jadi aku melompat turun dari pelukannya.

Setelah mengkonfirmasi Ayah telah cukup jauh, Heidi mendekat dengan langkah cepat. Ada sebuket bunga di tangannya.

"Saya mengumpulkannya dari taman. Saya harap Anda segera pulih"

Betty juga bersemangat, "Hari ini dan seterusnya. Saya akan membersihkan kamar anda!"

"James bilang dia membeli lukisan dari Isthal. Itu adalah lukisan yang dipercaya bisa membantu orang sakit sembuh lebih cepat"

"Saya Cali dari dapur, dan ini Lizzy dari binatu-"

Ketika aku berusaha mengingat nama-nama mereka, para pelayan memberi-ku perhatian penuh dari sudut dinding dan pilar-pilar. Wajah mereka seperti akan menangis.

"....?"

Aku memiringkan kepalaku dan bertanya-tanya, "Apa mereka akan terwus mengikuti-ku?"

"Tentu saja! Nona menggemaskan, cantik, dan-"

"Anda adalah pahlawan kami!"

'OH'

Mereka pasti sangat berterima kasih karena aku telah membuat Nyonya Rachel diusir. Karena dia adalah orang yang mencambuk orang di sekitarnya seperti menyamakan mereka dengan kuda.

'Tapi rasa khawatir yang baru, muncul'

Beberapa orang tidak bisa membedakan kekaguman dan rasa suka.

Aku mendapat bunga dari Heidi, "Terwima kasii"

"Oh Imutnya!"

"Manis-nya!"

...tapi ini agak merepotkan. Bahkan sambil berjalan ke Ruang Makan, aku terus menerima tatapan yang berlebihan.

Tapi apakah Kastil tetap berantakan? Karena bukan saja kekacauan pada kurangnya tenaga kerja, para pelayan yang tersisa juga harus tetap memperhatikan setiap sudut Kastil?

'Karena kalau tidak ada Kepala Pelayan utama, rumah tangga Kastil tidak bisa berjalan dengan baik'

Ketidak-hadiran manajer.

Dan setengah dari pekerja di berhentikan.

'Jadi apa yang akan terjadi pada Michelan'

Saat aku duduk di meja sambil berpikir keras, Ayah memasuki Ruang Makan.

Rambutnya basah, air masih mengalir turun dari wajahnya, dengan tengkuknya terlihat dan beberapa kancing terbuka.

Wajah para pelayan yang bertugas mengantar makanan menjadi lucu. Beberapa wajah pelayan pria juga memerah sambil memeluk nampan.

Ya? Ada apa dengan pelayan prianya?

'....mereka juga tidak bisa menghindari pesonanya'

Setelahnya, makanan di sajikan. Aku dan Ayah duduk saling berhadapan dan mulai makan.

Menunya dibuat mudah untuk dikonsumsi, seperti bubur dan sayuran panggang. Aku sangat senang melihat paprika panggang. Paprika adalah musuh anak-anak, tapi aku sudah mengatasinya di Kastil Utama.

Sambil memakan paprika hijau, aku melihat piring Ayah.

Menunya sama. Sayuran Panggangnya bersih tapi masih ada Brokoli tersisa.

"Ayah, tidak makan bwocolii?"

Tangan ayah gemetar.

Setelah diam beberapa saat, Ayah berkata, "...bukan begitu"

"Ayah tidak sukaa?"

"....aku suka kok brokolinya"

Lalu Ayah memasukan brokoli ke dalam mulutnya.

Untuk beberapa alasan, dagunya bergetar seperti mesin.

"....lihatlah, aku suka brokoli"

"Masih ada satu agii"

"....", Ayah melihat ke sisaan brokoli dengan tatapan menusuk.

Dia mengambil brokolinya dan setelah beberapa saat memasukkan-nya ke mulut, mengunyah seperti mesin lagi.

'Pasti dia menyimpannya di akhir karena sangat menyukainya'

Aku memilah tiga brokoli dari piringku dan chop, chop, chop, menusuknya dan memindahkannya piring Ayah.

"Masiih banyaaak"

"....uh"

Melihat Ayah memakan apa yang kuberikan, membuatku merasa senang.

'Ini pertama kalinya aku mencobanya'

Dadaku terasa tergelitik.

Dan saat itu lah- Enzo memasuki Ruang Makan, dengan dokumen di tangannya.

"Ada permintaan untuk penggantian peralatan....Oh tidak! Jenderal memakan brokoli...!"

"Diam"

Enzo membuka menutup mulutnya.

Suasana hati Ayah memburuk karena suatu alasan.

Enzo meletakkan dokumennya di depan Ayah dengan berwajah pucat.

"Ah, saya sudah meneliti apa yang anda cari. Ini adalah obat yang diberikan Michelan pada Nona"

"Ya"

"Itu adalah obat epilepsi"

"Untuk pembangkitan Anugerah?"

"Ya"

Kalau itu adalah demam manifestasi, itu mengacu pada demam yang di derita bayi keluarga bangsawan di proses pembangkitan Anugerahnya.

'Kenapa mereka memberiku obat itu?'

Apakah itu akan bekerja ...huh?

'Kalau apa yang ku-derita adalah demam pembangkitan....'

Genggaman-ku pada sendok menegang, sementara Ayah dan Enzo melanjutkan percakapan mereka. Epilepsi atau kejang-kejang biasanya akan di alami sebelum Gerbang Surga menutup.

"...Ya, pedahal Nona Muda sudah membangkitkan Anugerah-nya"

Tidak

Orang lain mungkin berpikir Anugerah-ku adalah Kemampuan Membaca Bahasa Kuno, pedahal bukan.

Aku tidak punya Anugerah.

Kalau begitu...

'Aku mengalami kejang-kejang yang artinya aku bisa saja mendapatkan Anugerah'

Aku melompat turun.

"Saya selewsai. Saya akan kee kamar"

"Ya"

Setelah memberi salam pada Ayah dan Enzo, aku kembali ke kamarku dengan tergesa-gesa. Aku memastikan tidak ada seorang pun di kamar itu dan mengunci pintu. Dan aku melihat-lihat buku di perpustakaan-ku

'Terakhir kali aku melihatnya di....ah, ini dia'

Aku membuka buku berjudul <Awalmula Kebangkitan Anugerah>

[-Ada ratusan jenis Anugerah pada keluarga Bangsawan. Ada beberapa tipe dan jenis kekuatan, dari tipe serangan <Elemen Api> hingga <Kemampuan untuk Memprediksi Masa Depan secara Akurat>.

Sebagian besar Bangsawan mewarisi jenis Anugerah yang sama dengan orang tua mereka, tapi ada juga yang tidak mengungkapkan jenis Anugerah unik yang mereka miliki, sehingga belum bisa di konfirmasi.

.

.

.

Metode pengembangan Anugerah dengan melakukan kontak pada energi sihir-]

'Ketemu'

Aku tidak pernah belajar bagaimana mengembangkannya karena aku tidak memiliki Anugerah apa pun. Setelah orang-orang mengira bisa Membaca Bahasa Kuno itu adalah Anugerah, orang mengira aku secara alami telah belajar bagaimana mengembangkannya.

Jadi aku harus mengikuti isi buku itu.

'Pertama-tama bagaimana merasakan dengan energi sihir....'

Dan tepat saat itu, sesuatu terjadi.