"Bagi keluargaku, Maura sudah mati!! Tidak berguna, dan hanya menyusahkan! Membuat malu keluarganya sendiri!!"
Aku langsung mengeluarkan pistol dari balik kemejaku dan mendatanginya. Menodongnya dengan pistol. Bang Farhan berusaha menghentikanku, tapi tak bisa ia menghentikan diriku yang mencoba mengintimidasi si Tua Mahendra itu.
Baiklah, kepribadianku saat muda memang seperti itu. Hilal yang dulu sangat jauh berbeda dengan Hilal yang sekarang, yang terkesan lemah lembut. Pantas memang saat muda aku dijuluki 'berandalan' oleh keluarganya Maura.
Aku meletakkan moncong pistolku ke kening Pak Mahendra. Aku tidak lagi peduli pandangannya terhadapku. Meski aku berbuat baik pun, aku masih saja dikhianati. Jadi, apa salahnya aku seperti ini. Sejak pernikahan Maura, sejak itulah Hilal berubah. Tidak ada lagi Hilal yang periang dan sangat senang menabur kebaikan.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com