Para kesatria Kota Raja menghabisi prajurit di barisan belakang peleton Garcia seperti sebilah pisau perak yang tajam.
Kerumunan musuh mendadak panik. Banyak prajurit yang jatuh ketika mereka berserakkan dan berlarian ke sana kemari dengan kalut, banyak dari mereka yang mati karena terinjak-injak kuda.
Ada beberapa prajurit yang menggunakan senjata mereka untuk melawan, tetapi mereka ditikam oleh para kesatria yang terampil. Ada satu orang yang berderap memimpin para kesatria yang sedang melaju ke depan, ia seperti sebuah ujung pedang yang tajam, orang itu adalah Naim Moor si Kesatria Angin Dingin. Jubah bergaris biru yang berkibar di belakang punggungnya terlihat mencolok saat ia bergegas maju untuk membuka jalan menuju ke musuh di depannya. Naim Moor berjuang dengan gigih untuk memukul mundur musuh-musuhnya, dan membuat tombaknya berlumuran darah.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com