"Kau harus bersiap-siap Shakeel." Abigail melangkah keluar dari pintu, tangannya meremas kenop dengan pelan sehingga mengeluarkan suara yang tidak nyaman. "Kau tidak mungkin akan terus dikalahkan oleh Aodan, kan?"
Shakeel tertawa dan menggosok rambutnya, mata ungunya itu terlihat meredup dan sedetik kemudian senyumannya langsung menghilang.
"Aku tahu apa yang aku lakukan, tidak perlu mengkhawatirkan aku."
Abigail tidak mengatakan apa-apa lagi dan keluar sambil menutup pintu, ruangan yang besar itu kini hanya menyisakan Shakeel yang perlahan-lahan melepas pakaiannya satu demi satu dan memeriksa setiap luka yang ada.
Sang Naga Gurun menghela napas panjang, Aodan ini benar-benar memukulinya sampai akhir, kalau saja tidak ada manusia yang terus berdatangan ia akan melakukan sesuatu membalasnya.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com