webnovel

Licik

Kirana sampai pada rumah tua dengan arsitektur Jawa kuno itu. Tampak rumah itu begitu sepi dan terkesan 'dingin'. Sang supir menatap laki-laki yang duduk di sampingnya itu, mereka saling pandang ketika kemudian Kirana memekik bahagia melihat sosok tua itu keluar dari dalam rumah.

"Tunggu di sini, jangan kemana-mana!" perintahnya pada dua pengawalnya itu.

"Tapi ...,"

"Jangan khawatir, saya akan baik-baik saja!" guman Kirana lalu turun dan melangkah masuk ke dalam teras rumah itu.

"Sugeng siang, Mbah ...," sapa Kirana sopan.

"Lungguh!" perintah nenek tua itu sambil mengunyah sirihnya.

"Mbah, dalem meniko ...,"

"Aku wis mudeng opo Sik mbok karepke, Nduk!"

Kirana tersenyum, memang top Mbah Rejo satu ini. Sosok itu kemudian bangkit dan melangkah masuk ke dalam rumahnya. Kirana ikut berdiri dan masuk ke dalam. Sampailah mereka pada ruangan kosong yang ada di dalam rumah itu.

"Pilih Semar mendem apa jaran goyang?" tanya wanita tua itu sambil menatap Kirana lekat-lekat.

Gesperrtes Kapitel

Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com

Nächstes Kapitel