Biyan menahan sekuat mungkin agar air matanya tidak tumpah.
Yona memeluk Biyan erat, ingin membagi sedihnya. Dibandingkan ia yang tidak memiliki ibu yang melahirkan, tapi Yona bisa merasakan bagaimana memiliki seorang ibu kandung.
***
Dua jam berlalu, bel istirahat berbunyi dengan nyaring. Surga penyelamat bagi para murid akhirnya datang juga.
"Selamat istirahat anak-anak." Sapa perpisahan gurunya lantas melangkah keluar kelas.
Teman-teman Biyan satu per satu mulai keluar dari kelas.
"Ke kantin yuk?" tanya Rose yang sudah bersiap berdiri.
"Nanti, Rose. Kau duluan saja," suara Biyan masih lemah. Yona masih terus melihatnya dari samping.
Rose mengangguk, kemudian beranjak meninggalkan Biyan di kelas.
Biyan melirik ke bangku ujung kanan, samar-samar terdengar suara bisikan gadis-gadis itu Tan kelas Biyan yang gemar bergosip mulai membicarakannya. Biyan mendesah pelan. Sekali lagi ia hanya bisa diam saja.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com