Arie pergi ke kampung halamannya di Majalengka.
"Mah Arie pengen nikah" ujar Arie ke mamahnya.
"Apa, pengen nikah? Kamu tuh baru mau lulus kuliah, udah pengen nikah" ujar mamah
"Iya mah, selama ini Arie berprestasi, udah banggain mamah, sekarang Arie mohon pengen nikah" ujar Arie
"Tapi kenapa, kamu khan harus berbakti sama orang tua, kamu belum berbakti sama orang tua" ujar mamahnya
"Justru ini pengen berbakti sama orang tua, Arie gak mau pacaran lagi, itu zina mah, Arie gak mau zina lagi mah" ujar Arie
"Emang Arie udah berbuat macam macam? Arie khan masih muda, ceuceu, sama Aa juga belum nikah" sambung mamahnya
"Iya mah Arie udah macam macam mah, Arie pengen nikah pokoknya" ujar Arie keras kepala
Berbagai cara diupayakan mamahnya Arie agar Arie batal nikah, dari mulai mendatangi guru ngaji Arie, minta pendapat sesepuh dan lainnya. Tapi Arie tetep Arie yang keras kepala.
Akhirnya keluarga Arie pasrah, maka mereka datang ke rumah orang tua Wina.
Mereka menyangka bahwa pihak orang tua Wina telah mempelet Arie atau mengguna gunai Arie agar cepat menikahi Wina.
Acara pernikahan sederhanapun dimulai. Pernikahan alakadarnya. Sambil membicarakan resepsi yang akan dilaksanakan belakangan.
Wina yg waktu itu menginjak kandungan ke 5 bulan. Nampak sih tapi mereka para orang tua pura pura tak nampak. Mungkin sebetulnya merekapun tahu. Tapi daripada aib mencuat akhirnya mereka bungkam. Pernikahan sementara yg dihadiri hanya kerabatnya.
"Besan, ini nanti mau dirayain atau bagaimana?" ujar papihnya Wina
"Terserah papih, kami sekeluarga ikut aja" ujar pihak Arie
Kedua keluarga tampak akrab, namun mereka sebetulnya ada permasalahan masing masing.
***
"Sayang alhamdulillah kita menikah ya. Yang sabar ya" ujar Arie
"Iya alhamdulillah, makasih ya Arie" wina mencium Arie
Tentu saja itu bukan malam pertama mereka bercumbu. Tapi ada perasaan lain, karena sudah halal.
Arie menciumi Wina, kali ini ada yang aneh karena perut hamil Wina. Arie menciumi memeknya Wina. Walau agak Aneh. Beda antara yang hamil dengan yang gak hamil.
"Arie pelan pelan nanti kena dedeknya" ujar Wina
"Iya ini juga udah pelan" Arie setengah mengangkat perutnya, takut menindih perut Wina yg lagi hamil
"Memeknya Wina masih enak gak pah" ujar Wina
"Enak enak ... Kenapa gitu" ujar Arie
"Takut gak enak lagi, tapi kenapa papah jarang cium nyunyu Wina" ujar Wina
"Ada fleknya mah, suka ada fleknya, nanti kalau kemakan gimana" jelas Arie
"kayaknya Wina ngidam pengen dijilat pah" ujar Wina
"Ah itu mah bukan ngidam atuh, Winanya aja kepengen dijilat, masa ngidam pengen dijilat nyunyunya"
Ujar Arie
"Iya bener pah" ujar Wina
"Ya udah dibersihin dulu atuh memeknya" ujar Arie
Wina membersihkan memeknya dengan tissue dan washlap.
Arie mengikuti kemauan Wina, katanya pengen dijjilatin memeknya.
"Arghhhh aaarghh enak pah" Wina mendesah
Arie semakin memainkan lidahnya. Dimasukkan jarinya.
"Pah hati hati kena dedeknya pah" ujar Wina
"Ya enggak atuh, rahim mah disini diperut Wina" ujar Arie
Arie memasukkan 3 jarinya ke lubang vaginanya wina.
"Aduh pah enak pah" ujar Wina
Arie memainkan klitorisnya wina dengan lidahnya.
"Udah pah masukin aja pah, Wina dah gak kuat" ujar Wina
Akhirnya mereka bercinta hingga paginya.
***
"Duh panaganten baru dikamar terus" ujar kakaknya Wina
Wina hanya tersenyum.
Akhirnya semua pada pulang. Orang tua Arie dan orang tua Wina sepakat resepsi akan diadakan 4 bulan lagi.
***
Tiga bulan berlalu semenjak pernikahan wina dan Arie walau tanpa resepsi. Arie dan Wina pergi menjauh takut diketahui kehamilan dan menjelang kelahirannya. Masa baru beberapa bulan sudah melahirkan begitu pikir mereka. Makanya mereka menghilang.
"Aa Wina sedih, kita berdua aja, sodara enggak ada yg tahu, dan nengokin" ujar Wina
"Yang sabar ya sayang, kalau Wina nanti muncul nanti mereka curiga" ujar Arie
Arie bekerja sebagai instruktur komputer, kadang sebagai sales dll.
"Aa gimana ini, Wina udah waktunya melahirkan" ujar Wina
Gaji Arie pas pasan malah kurang. Tapi untunglah semua dapat dilaluinya.
Wina akan melahirkan bayi seorang laki laki yang menurut USG akan sungsang.
"Pak saya mau minta ijin, karena bayinya sungsang, jadi kami akan mengadakan persalinan disaksikan para mahasiswa kedokteran, boleh enggak pak? Karena ini relatif langka" ujar dokter
"Iya pak silakan yang penting istri saya dan bayinya selamat" ujar Arie menandatangani surat.
Iya betul saja, mahasiswa kedokteran pada kumpul. Mungkin belasan jumlahnya.
Tapi terlebih dahulu mereka briefing. Dan Arie dipersilakan menemui Wina.
"Sayang, ini bayinya sungsang, nanti kalau ngeden harus sekaligus sekuat tenaga ya... Biar bayinya selamat" ujar Arie
Dokter dan suster bergiliran masuk ruangan. Dari mulai bukaan satu sampai bukaan empat. Hingga tiba saatnya ketuban pecah.
Arie panik melihat ada cairan keluar dari memeknya wina ....
Dicarinya suster ...
"Suster suster, itu ada cairan keluar dari kemaluan wina" ujar Arie
Suster segera datang.
"Oh ini baru bukaan keempat, silakan bapak tunggu diluar" ujar suster
Arie mulai panik, mondar mandir, seorang diri. Bagaimana tidak mereka memutuskan pergi dari saudara demi menutup aibnya.
Para calon dokter, mahasiswa kedokteran pada kumpul. Persalinanpun dimulai ....
"Eaaaaa eaaa eaaaa" suara tangis bayi.
Arie dag dig dug gak karuan. Tibalah suster datang menghampiri.
"Selamat pak bayinya laki kaki, sehat ganteng" suster membawa bayi mungil. Tapi anehnya dia melihat Arie dan tersenyum.
"Masa bayi udah tersenyum" ujar Arie yang melihat ini ada keajaiban.
"Pak silakan masuk boleh ketemu ibunya" suster mempersilakan.
"Win win win ..... Gimana wina sehat, sakit enggak?" ujar Arie
"Yang sakit saat mulesnya pah, itu pas udah keluar ketubannya, sakit banget, kalau lahirannya enak. Gregess enak. Terus sakit lagi waktu memeknya wina dijahit aduuuh ampun pah, udah cukup ya anak satu aja" ujar Wina
"Iya selamat ya sayang, makasih ya, maafin kalau cuma papah yang hadir. Yang sabar ya" ujar Arie
Karena bayi Arie juga tertular dari ibunya yang mengidap hepatitis B. Lalu suster itu datang.
"Pak ini ibunya khan ada hepatitis, jadi bapak harus ke boromeous ini tebus ini insulin langsung dari DNA manusia, itu harganya 1 juta, disini gak ada pak harus ke boromeous, terus bapak juga harus ke PMI, ibunya harus transfusi darah pak" ujar suster.
Arie kemudian bergegas. Ditebusnya insulin manusia. Waktu itu tahun 1999 sangatlah mahal harga 1 juta rupiah nebus insulin dan darah seharga 350 ribuan. Tapi demi anak dan istrinya iya rela melakukannya.
"Oh iya pak ini ada potongan biaya, karena tadi kelahiran bapak dipakai untuk sarana belajar mahasiswa kedokteran, jadi ini ada kompensasi dari kami berupa potongan biaya"
Ujar suster.
Akhirnya setelah melakukan pembayaran. Arie pulang. Antara sedih, bahagia, terharu.
Sedih karena kelahiran tidak disaksikan oleh keluarga besar. Bahagia karena kehadiran bayi mungil.
Bayi itu diberi nama Ferdinand Aliman.
Sebuah nama yang diharapkan nantinya kelak menjadi manusia berilmu.
***
"Pah kita disuruh resepsi pernikahan khan kemaren belum dirayain" ujar Wina
"Terus ini ferdinand mau ditaro dimana? Masa baru 4 bulan nikah dah punya anak" ujar Arie
"Dititipin sama bude tetangga kita aja gimana?" tanya Wina
"Udah bilang gitu?" tanya Arie
"Kemaren sih bilangnya mau " ujar Wina
Akhirnya Wina dan Arie pulang guna melaksanakan resepsi pernikahan mereka.
"Kemana aja kok gak ngasih kabar?" ujar papih
"Iya pih gak mau nyusahin papih" ujar Arie
"Gimana Wina udah isi?" tanya papih
Arie sama Wina berpandangan.
"Udah pih udah isi 3 bulan" ujar Arie.
"Padahal cucu papih udah lahir" pikir mereka dalam hati.
Terlihat Wina sangat sakit payudaranya. Karena susunya yang biasanya buat disusuin sama ferdinand, sekarang gak ada yang nyusu.
"Paah sakit susu Wina, ini harus dikeluarin susunya, air susunya banyak ini. Papah aja yang nyusu ya" ujar Wina
"Idih jadi sedarah donk papah sama Wina" ujar Arie
"Tapi gimana jadi sakit nih" ujar Wina
"Ya udah papah kenyot ya" ujar Arie
Akhirnya Arie ngenyot susunya Wina. Diambilnya gelas dan dikeluarkan susunya digelas.
Banyak sekali. Rasanya hambar.
"Tuh khan agak mendingan, nanti papah kenyot tiap hari ya. Diminum aja gak apa apa atuh" ujar Wina
"Ah hambar mah nanti jadi sedarah atuh kalau susu wina diminum sama Arie" jelas Arie
"Ya udah nanti buang aja" ujar Wina
***
Resepsi pernikahanpun digelar. Banyak tamu undangan yang hadir. Dari pihak Arie ada 3 bis yang hadir. Sementara dari pihak wina karena saudara nya kebanyakan tinggal disitu juga jadi paling hanya beberapa keluarga yang jauh yang pakai kendaraan pribadi. Mereka menggunakan adat sunda dengan gamelan sunda dan dangdutan.
Tidak terkecuali hadir juga temen temen kuliah Arie. Sudah barang tentu mereka gak curiga, karena mereka tidak tahu kalau Wina udah melahirkan jadi perutnya kembali kempis.
Kali ini orang tua Arie sangat senang. Buktinya seserahan nya banyak.
Disambut dengan lengser juga ada acara menginjak telur, nyuciin kaki Arie oleh Wina yang merupakan simbol berbakti, juga acara pelepasan burung merpati oleh mamihnya Wina dan mamahnya Arie. Sebagai simbol mereka telah melepaskan anaknya untuk pergi jauh dari rumah orang tuanya.
Juga acara tarik bekakak ayam, Arie dan Wina lomba menarik bekakak ayam, barang siapa yang dagingnya lebih besar, artinya rezeki ia lebih besar. Tidak ketinggalan acara suap suapan. Tangan Wina melingkarkan di leher Arie, dan tangan Arie melingkar di leher Wina. Wina nyuapin Arie, dan Arie nyuapin Wina. Sebagai simbol bahwa mereka dalam berumah tangga harus saling memberi, mengasihi.
Dan banyak lagi simbol simbol. Seperti acara saweran. Yang mengandung arti bahwa mereka harus berbagi rezeki kepada orang lain.
Betapa bahagianya Wina dan Arie dengan resepsi pernikahan mereka. Walaupun mereka masih harus menyembunyikan kehadiran bayi mereka ferdinand. Demi menjaga marwah dan martabat keluarga.
***
Wina menghitung hitung. Sembilan bulan sudah usia pernikahan mereka. Sudah waktunya mengabarkan kalau ia akan melahirkan, padahal mereka memang sudah melahirkan dan bayi ferdinand sudah berusia 5 bulan.
Wina sudah gak tahan ingin memberitakan kelahirannya tepat pas menginjak 9 bulan pernikahan. Dan Ferdinand sudah berusia 5 bulan. Dan tanpa memberitahukan Arie, Wina telpon mamihnya
"Mih piiih Wina udah melahirkan" Ujar Wina
"Neng dimana?" ujar mamih nya Wina
"Di Batam" ujar Wina. Wina berbohong. Padahal mereka di Bandung. Maksud Wina hanya memberitahukan dan mamih dan papihnya tidak akan menyusul.
Rupanya mamihnya wina memberitahukan juga kepada orang tua Arie perihal kelahiran Wina di Batam.
Orang tua Arie menyusul ke Batam melalui jakarta.
"Aduh neng, kenapa berbohong, mamah papah tuh ke batam" ujar Arie
"iya Wina kirain gak akan nyusul ke Batam, Terus gimana pah, masa kita harus terus terusan ngumpet" ujar Wina
"Iya kalau dibilangin baru melahirkan tapi lihat bayinya segede ini, bakalan tahu lah kalau ini udah 5 bulanan" ujar Arie
"Terus gimana" ujar Wina
"Ya udah papah mau susul ke Batam, nanti kasih tahu aja kalau anak kita meninggal ya karena kalau mereka lihat, kok udah gede, khan ferdinand udah 5 bulan, mereka juga tahu mana yang baru lahir mana yang udah 5 bulan" ujar Arie
"Terus mereka nanti gak bisa lihat anak kita donk" ujar Wina
"Ya untuk sementara kita bilang anak kita meninggal, nanti kita bikin cerita lagi" ujar Arie.
Itulah ribet kalau sembunyi sembunyi. Harusnya dari awal mereka jujur saja sudah hamil duluan jadi gak seribet ini.
***
Arie menyusul ke Batam. Karena orang tuanya Arie melalui jalur laut dan Arie melalui jalur udara. Akhirnya Arie lebih dulu sampe di Batam.
Arie mendatangi bidan. Dia menceritakan kalau orang tuanya akan datang, takut shock jadi mohon agar disampaikan kalau bayinya meninggal. Kalau sama Arie mungkin takutnya gak percaya. Maka kalau bidan yang ngomong mungkin bisa percaya. Kemudian Arie menceritakan kronologis yg dia ciptakan.
Arie kemudian bertemu orang tuanya setelah janjian via telp.
"Mamah dimana?" tanya Arie
"Ini di Nagoya Batam depan Hotel Nagoya Plaza" ujar mamahnya
"Oh ya udah mamah tunggu disitu, Arie nanti nyusul" ujar Arie
Arie menyusul orang tuanya bersama Bidan.
Setelah bertemu.
"Mah pak, gimana sehat?" ujar Arie menyalami orang tuanya.
"Sehat, Kemana neng Wina?" tanya mamahnya Arie
"Udah jangan dipikirin dulu, nanti Arie cerita, mau makan apa?" tanya Arie
"Udah ... Udah makan .... Sekarang mamah cuma pengen ketemu cucu mamah" ujar mamah
Arie bingung bukan main. Apa yang harus diceritainnya. Ingin rasanya ia bilang semuanya. Tapi dalam pikirnya untuk bersabar, mungkin kalau udah usia 2 tahunan gak kelihatan.
"Eu.... Tapi mamah jangan sedih atau marah ya" ujar Arie
"Kenapa emang nya....?" tanya mamahnya Arie.
"Sebetulnya ...." Arie menghentikan ucapannya
"Kenapa de, mana Wina mana adek bayinya" tanya Mamah
"Maaf bu, tadi nak Arie dateng, ingin saya yang jelaskan" ujar Bidan
"Emang kenapa bu bidan" ujar mamahnya Arie
"Jadi bayi nak Arie itu gak bisa diselamatkan tapi kalau ibu Winanya bisa selamat" ujar Bidan
"Apaaaa?" ujar mamah kaget
"Iya mah, maafin Arie, Arie sudah berusaha. Mungkin belum waktunya, tadinya mau Arie kabarin lewat telpon, tapi takut mamah shock" ujar Arie
Mamah Arie nangis dan nasehatin Arie.
"Maafin mah ya, maafin Arie, sebetulnya cucu mamah sehat walafiat" Arie bergumam dalam hatinya.
Itulah makanya kepada pembaca yang budiman jangan sekali kali berbohong. Maka akan ada kebohongan berikutnya.
***
Hari hari berlalu.
Arie dan Wina mengasuh Ferdinand berdua saja. Kadang Ferdinand dititipin ke panti asuhan jika kedua orang tua Wina ingin bertemu Arie dan Wina.
Tapi disitu ada hikmahnya. Arie dan Wina juga jadi tahu kondisi panti asuhan seperti apa.
Wina kembali kuliah, karena kemaren cuti kuliah. Ia melanjutkan kuliahnya dan kerja praktek di Unilever di Bogor. Dan Arie menitipkan anaknya ke panti asuhan dengan membayar 400 ribu setiap bulan + susunya 350 ribu.
***
"Aa Wina mau PKL di Unilever jaga inand ya aa" ujar Wina
"Iya win, kabarin ya kalau ada apa apa" ujar Arie
Akhirnya Wina berpisah sementara waktu dengan Arie.
***
Di Unilever, karena Wina jurusan Teknik Kimia ditempatkan di pabrik sabunnya.
Disana ada karyawan yang naksir sama Wina, namanya Saka Abigail.
Wina sering jalan bareng dan ditraktir sama Saka.
"Win .... Aku suka sama kamu" ujar Saka
"Tapi aku udah punya suami" ujar Wina
"Ya udah gak apa apa, kita berteman aja. Ini biar kamu tahu aja" ujar Wina
Sempat terlintas oleh Wina untuk berpacaran sama Saka. Mungkin karena LDR. Gangguanpun ada.
Arie yang memang sudah jodoh Wina juga merasakan ada perubahan di diri Wina. Setelah beberapa bulan Wina nyempatin pulang nengokin Inand dan Arie
Tapi untunglah Wina seorang yang jujur.
Arie menemukan kartu nama Saka Abigail.
"Ini siapa mah?" tanya Arie
"Oh itu temen di Unilever" ujar Wina
"Temen apa temen?" ujar Arie
"ia aa, Wina mau jujur, Dia emang suka sama Wina" ujar Wina
"Terus Winanya .... Suka enggak?" tanya Arie
"Ya suka dikit, tapi sebagai teman aja" ujar Wina
"Bener?" tanya Arie
"Iya bener" ujar Wina
Tapi namanya pasangan yang tulus, pasti tahu kalau pasangannya selingkuh atau menyukai orang lain.
Tapi Arie gak kepo, dan gak memperpanjang urusan. Mungkin itu bumbu rumah tangga.
***
Hari berlalu. Tiba tiba papihnya Wina jatuh sakit. Ia harus dioperasi. Penyakit Usus Buntu
"Aa papih sakit, mau ke Bandung, nanti nginep di Aa Arie aja ya, mau dioperasi" ujar papih wina
"Iya pih, kapan mau ke Bandung?" tanya Arie
"Ini udah meluncur" ujar papih
Arie dan Wina kelabakan. Karena papihnya Wina mau dateng. Sementara ada Ferdinand di rumah.
"Ya udah titipin lagi di panti Asuhan ya" ujar Wina
"Tapi aa gak tega, suka nangis dia kalau kita pergi" ujar Arie
"Ya terus gimana" ujar Wina
"Ya gpp dititipin, tapi nanti giliran mamah sama papah nemenin di panti" ujar Arie
"Ya udah deh" ujar Wina
Mereka segera dateng ke panti. Dan seperti biasa banyak bayi disana. Satu bayi ada satu box. Ada yg satu box berdua kalau masih bayi banget, ada yang satu box satu bayi kalau yang udah agak gede. Udah bisa naik atau jalan jalan. Waktu itu Inand udah bisa jalan walau kadang masih suka jatuh.
***
Papihpun datang. Mereka lantas ke Rumah Sakit Advent di Cihampelas. Disitu papih dioperasi. Kemudian di opname.
Terlihat guratan pisau diperut papih pasca operasi.
Arie sebagai menantu sangat telaten menjaga papih, dari mulai menyuapinya, bahkan hingga berakpun Arie mencebok dan mengelapnyanya dengan tissue basahnya.
"Duh nuhunnya jang, udah mau merawat papih, katampi ku papih" ujar papih yang berterimakasih udah dirawat sama Arie.
Akhirnya papih kembali lagi ke rumahnya di Sukabumi setelah sembuh.
***
Arie yang sehari hari jadi instruktur komputer, juga kadang jadi sales. Dan Wina juga sudah selesai PKLnya tinggal nyusun tugas Akhirnya.
Arie berjalan sepanjang jalan di Bandung karena ia jadi sales dan marketing columbia.
Marketing Elektronik. Bisa cash and kredit. Ada kulkas, televisi dll yang ia tawarkan. Bukannya gampang jadi marketing elektronik. Seharian bisa gak dapet.
Karena lelah kesana kemari. Ia terkulai lemas. Sepanjang jalan berdoa semoga ada pekerjaan yang layak yang ia dapatkan.
Kalau ngandelin kursusnya paling 400 ribuan gajinya mana cukup ditahun 2000.
Ia rajin pergi ke masjid salman ITB.
Akhirnya doanya terkabul. Dia melamar sebagai Dosen Instruktur di Perguruan Tinggi untuk ditempatkan di Batam.
Gajinya lumayan. 2.5 juta perbulan ditambah fasilitas rumah mewah ber AC layaknya appartemen. Dan kendaraan. Juga listrik dibayarin. Tinggal makan aja.
"Mah Alhamdulillah mah, papah keterima. Ngajar di Batam" ujar Arie
"Terus Wina ditinggalin donk?" ujar Wina
"Enggak, mamah nanti bisa ikut, tapi nggak langsung, nanti kalau udah 3 bulan baru mamah bole ikut" Ujar Arie
"Ya udah pah, ambil aja. Perbaikan ekonomi" ujar Wina
Akhirnya Arie merantau ke Batam.
***
Sebelum merantau ke Batam, kakak Arie yang paling tua menikah. Arie juga yang menghubungkannya karena kakak Arie minta diajarin chat dan kirim email. Maklum waktu itu tahun 2000 masih sedikit yg bisa nginternet. Dan Arie sudah menguasainya. Dengan internet maka terjalinlah komunikasi mereka. Kak Man calon suami kakaknya Arie kerja di Batam di panasonic, sementara kakak Arie atau ceuceu kerja di Bandung.
Dan sekarang mereka akan menikah.
Seperti biasa, ferdinand masih belum dihadirkan. Dititipkan ke panti Asuhan.
"Aa gimana pernikahan ceuceu, ferdinand dikemanain?" tanya Wina
"Ya dititipin lah, gimana lagi" ujar Arie. Merekapun menitipkannya. Dan pergi ke Majalengka guna menyaksikan acara pernikahan.
Pernikahanpun dilaksanakan.
Ceuceu dimandiin dengan air melati. Begitu adat sunda. Ya tentu saja pakai samping atau kemben.
Seharusnya mereka lebih dulu menikah.
Pernikahan dilakukan dua tahap. Di Majalengka juga di Lampung ditempat mempelai laki laki. Namun Arie hanya menghadiri di Majalengka.
Semua kumpul. Biasa acara malam sebelumnya, ada acara syukuran dan doa. Tapi diakhiri dengan lomba main gaple. Biasanya hadiahnya sembako dan mie.
Arie gak ikut maen. Tapi Arie ahli meramal menggunakan kartu.
"Kocok dulu kartunya nanti aku ramal" ujar Arie ke saudara sepupu dan bibinya
Kemudian Bi Yani mengocoknya.
Dibuka oleh Arie kartunya
"Oh ini jodohnya akan langgeng, tapi selalu ada hadir godaan dari pihak ketiga. Terus rezeki kadang lancar juga enggak" ujar Arie
Hampir semua minta diramal sama Arie bergantian.
Acara lomba gaplepun ditutup.
Seperti biasa Wina orangnya pemalu, selalu gak mau gabung dengan orang orang. Lebih banyak didapur.
Entah mengapa Wina gak bisa dekat dengan mamahnya Arie dan keluarga Arie. Mungkin minder. Wina gak bisa ngambil hati mamahnya Arie. Wina juga kadang suka nyindir nyindir mamahnya Arie ke Arie.
Wina suka ngatain ibunya Arie tapi hanya dihadapan Arie. Dibilangnya goyang dombret lah, karena mamahnya Arie gemuk. Sebagai menantu Wina bisa dibilang durhaka. Harusnya ia supel dan menghormati mamahnya Arie. Tapi sebagai istri dia rajin. Pagi pagi ia sudah bangun cuci piring.
Acara pernikahanpun dimulai. Seperti biasa dilakukan akad di masjid.
Dan ada gamelan atau degung sunda.
Karena Arie gak bisa lama lama ninggalin Ferdinand maka Arie dan Wina pulang kembali ke Bandung.
Dan akhirnya Arie merantau ke Batam. Dapet appartemen lumayan mewah, dapet mobil tapi dipakai sama sama. Siapapun boleh mengendarai kalau bisa nyetir. Rumah ber AC. Dibayarin pemerintah. Listrikpun gak usah bayar.
Arie juga jadi dosen instruktur di laboratorium komputer.
"Pah gimana enak di Batam?" tanya Wina
"Enak gak enak sih" ujar Arie
"Kok bisa gitu?" tanya Wina
"Ya awal ke Batam, sepi. Hutan aja dilalui. Ya kalau di Banding Bandung ya kotaan Bandung. Disini susah makanan yang enak, tapi disini deket ke singapore" ujar Arie yang memang pada tahun 2000 Batam masih sepi.
"Terus Wina kapan diajak kesana?" tanya Wina
"Nanti, disini dosen dosennya pada belum berkeluarga, gak enaklah sama mereka" ujar Arie yang memang hanya beberapa yang udah nikah.
Kalo yang jomblo disatuin kamarnya. Kalau yang berkeluarga dipisah.
Winapun harus mengasuh inand seorang diri. Tapi kadang dititip ke panti. Karena ia menyelesaikan Tugas Akhirnya. Arie hanya mentransfer sebagian gajinya. Sebagian untuk Wina dan sebagian untuk dirinya. Tahun 2000 gaji 2.5 juta udah lumayan.
Ya 3 bulan berlalu. Arie hanya ngajar mahasiswa, balik ke appartemen, makan, shopping. Itu aja kegiatannya. Wina di Wisuda, Arie minta ijin pulang guna menghadiri upacara Wisuda di Sasana Budaya Ganesha.
"Selamat ya neng, dah Wisuda. Moga rezekinya tambah lancar" ujar Arie sambil mencium kening Wina.
"Duh papih mah bangga neng, eneng bisa kuliah neng, nya sing alalakur nya neng jeung Aa Arie, tong parasea" ujar papihnya yang merasa bangga, dan ingin agar Wina dan Arie jangan berantem dalam rumah tangga. Gitu artinya gaess.
Tapi akhirnya Wina dan Ferdinand bisa dibawa ke Batam.
Dibawanya Inand ke Batam. Kebetulan kakaknya Arie juga udah ada di Batam ikut suaminya. Kakaknya Arie datang ke appartemen. Dan kaget ketika di appartemen Arie ada Ferdinand.
"Ini siapa de?" tanya ceuceu
"Ini Ferdinand, bayi dede. Kemaren itu gak meninggal, cuma mati suri, ternyata diselametin sama bidannya terus dede cari bidannya maka diambillah, tadinya sama mereka mau dijual ke singapura" ujar Arie mengakhiri cerita persembunyian Ferdinand. Karena sekarang udah gak kelihatan perbedaan usianya. 1 tahun 9 bulan yang sebenarnya dengan 1 tahun 5 bulan karanhannya khan gak kelihatan. Jadi merekapun gak curiga.
Kabar itu disampaikan ke orang tua Arie dan Wina yang merasa senang kehadiran cucu pertama orang tua Arie.
"Oh ya syukur atuh kalo udah ketemu lagi anaknya... Hati hati de dirawat baik baik" ujar ceuceu.
Jadi mulai saat itu Ferdinand sudah diasuh mereka terang terangan.
Anak yang lucu menggemaskan.
"Aoookkk akeng aoook akeng" begitu Arie sangat menyayangi buah hatinya.
Ia sudah mulai bisa membelikan mainan buat inand. Sedih rasanya bila ingat waktu lalu inand masih di panti asuhan dan uang paspasan gak bisa beli mainan. Tapi sekarang Arie dan Wina bisa lega. Bisa diakui Ferdinand di keluarga besar.
Karir Arie melesat. Dan ia ditunjuk untuk mendapat pendidikan di Singapura, di Nanyang Polytechnic. Bersama dosen lainnya. 2 dosen setiap program studi diberangkatkan ke singapore.
Di singapore Arie ditempatkan di appartemen di Yu Chu Kang atau Ang Mo Kio Ave.
Disana, di Nanyang Polytechnic, Arie bisa lihat robot robot ciptaan mahasiswa dan dosen singapore. Dosen singapore kisaran gajinya 50 jutaan sebulan. Tapi karena taxnya lebih besar dan biaya hidup 3 kalinya biaya hidup di Batam atau 5 kalinya biaya hidup di Bandung. Jadi gaji tersebut biasa aja. Bagi mereka.
Itu kali pertama Arie bisa ke singapore.
Pendidikan sebulan lamanya.
"Aa Wina pengen dong ke singapore" ujar Wina di telpon
"Ya udah tanyain ke Pak Bambang, Wina bisa gak ikut bermalam di Singapore di appartemen yang papah tinggalin" ujar Arie
"iya iya mau mau" ujar Wina kegirangan.
Wina kalau dengan para dosen bisa supel, tapi kalau dengan mertuanya atau ibu bapaknya Arie masih belum bisa supel. Entah Wina minder atau kadang tinggi hati.
Winapun diijinkan pergi ke singapore. Tapi tidak dengan Inand, karena ia tidak punya paspor. Ferdinand di titipin di Bude yang suka jagain Inand di Batam. Sekarang mereka malah punya yang suka bantu bantu dirumah. Jagain inand juga.
Wina sangat senang sekali bisa berangkat ke singapore.
Terbukti ia supel dengan dosen singapore yang merangkap tour guide juga supir mobil.
Karena program pendidikan yang Arie jalani adalah program dari Ministry Of Foreign Affair bekerjasama dengan Nanyang Polytechnic Singapore. Juga dengan pemerintah Kota Batam dan Otorita Batam.
Bahasa Inggris Singapore tidak seperti Bahasa Inggris pada umumnya. Atau lebih umum disebut singlish, Singapore English. Salah satunya tetep memakai kata lah ....
Juga campuran dengan bahasa melayu.
Wina hanya bisa hadir di hari sabtu. Tepatnya hari liburan wajib bagi peserta didik. Yaitu para dosen. Sebetulnya enggak hanya dosen. Arie juga bertemu guru guru SMP dari Jawa dilain kelompok. Memang waktu itu Asean Developement Bank lagi gencar gencarnya memberikan dana pendidikan. Bukan memberikan sih, tepatnya utang pemerintah.
Hari Sabtu walau hari libur tapi tetep aja harus berdisiplin. Kalau hari hari biasa teng jam 7 pagi harus sudah dateng di dalam kelas. Inipun sama jam 7 harus sudah stand by dijemput buat liburan. Dan gak boleh ngaret. Kalau di Indonesia liburan itu santai, ngaret dikit gak apa apa, ini jam 7 harus sudah siap dijemput shuttle bus guna rekreasi. Teng banget.
Dibawanya Arie, Wina dan para dosen lainnya ke Sentosa Island. Universal Studio.
Ada banyak Wahana yang dikunjungi, naik lift gantung, wahana jurrasic park, halilintar dan lainnya. Juga Bird Park. Singapore River. Dikunjunginya. Juga para dosen diajak ke Orchid Road, jalan yang paling sibuk di Singapore. Raffles Place. Pokoknya setiap sabtu acaranya lain lain. Sim Lim square dahulu masih rame, entah sekarang. Beras Basah tempat dijual beli buku buku tebal dari buku tua hingga buku baru juga dikunjunginya.
Arie juga membeli buku Java For Dummies. Sebuah buku pemrograman komputer berbasis Java. Emang Arie menguasai bahasa pemrograman Java.
Lama berkeliling singapore akhirnya mereka pulang ke appartemen.
Dikeheningan malam.
"Aa makasih ya udah bawa Na jalan jalan di singapore" ujar Wina
"Ya makasih mah ke pak bambang, dia khan yang ngijinin Wina ke singapore, papah cuma sekedar minta ke pak bambang, pak bambang dan institusi yang ngijinin Wina dateng, mereka juga yang bayar bukan Arie" ujar Arie
Wina dan Arie berpelukan. Diakhiri dengan kemesraan bercinta di appartemen singapore.
Appartemen milik Nanyang Polytechnic yang memang didirikan untuk para delegasi antar bangsa.
Tapi percintaan mereka gak bisa berlangsung lama, karena kamar sebelah juga para dosen. Ada Hendra dosen instruktur akuntansi dan ada juga dosen instruktur elektronika industri.
"tok tok tok" pintu kamar Arie diketok
"Bobogohan wae maneh mah" ujar hendra yang mengetuk pintu kamar Arie yang sedang pacaran sama Wina istri semata wayangnya. Hhahaa.
***
Arie bercinta dengan Wina di Appartemen Nanyang Polytechnic.
"Arie sayang Na Cinta Wina" ujar Arie
"Iya Aa Arie, Na juga sayang sama Aa Arie" ujar Wina
Wina menciumi Arie. Arie juga menciuminya. Dibukanya baju Wina yang berwarna merah. Arie juga membuka BH nya.
Terlihat susu yang sekarang mengecil. Tidak seperti susu sebelumnya yang agak besar. Mungkin karena Wina berhenti menyusui Ferdinand. Arie menciuminya. Enggak berlama lama dibuka juga celana panjangnya yang berwarna krem.
Diciumi vaginanya yang berbulu tipis tidak terlalu lebat. Arie memainkan lidahnya. Dan memasukan jari jempolnya. Wina hanya merem. Dimasukan jari telunjuk dan jari tengah. Wina sudah gak tahan.
"Aa masukin aja aa" ujar Wina.
Segera Arie memasukin kemaluannya. Maju mundur. Kemudian mengganti posisinya doggy style.
Enggak lama mereka klimaks.
Arie mengeluarkan spermanya di pantatnya Wina.
"Arggghhhh"
***
Si Hendra sama si Iman cuma menggodai Arie dan Wina dengan mengetok pintu
"Euyyy bangun bangun ....." ujar Iman
"Hudang hudang .. Menta euuuy." ujar Hendra
***
Keesokannya Arie mengantar Wina Pulang cuma sampai harbour front singapore. Wina pulang naik ferry ke Batam Center
Arie menyelesaikan pendidikannya di singapore dengan baik dan mendapatkan sertifikat Customised Teacher Training Programs. Ada Bahasa Java, VB yang ia pelajari.
Arie semakin hari semakin sibuk. Sementara Wina semakin hari semakin bosan tinggal di Batam.
Mungkin ada kejenuhan karena makanannya kurang enak di Batam. Masak pun kadang kadang saja karena pasarnya jauh dari appartemennya. Jadi paling belanja ke mall sesekali tapi kebanyakannya beli lauk yang udah jadi di warung.
Tahun 2001 Batam masih sepi. Wina gak kerasan di Batam dan dia pulang bersama Ferdinand.
Inilah awal dari gangguan rumah tangganya.
Wina pulang ke Bogor tempat kakaknya.
Komunikasi mereka hanya via telpon.
Kemudian Wina dekat dengan seorang dokter. Awalnya ia hanya memeriksakan diri karena hepatitis B yang ia derita.
Rupanya dokter itu naksir sama Wina. Hingga merekapun sering jalan bareng. Sampai sampai mereka main ke dufanpun Wina ditemani dokter tersebut.
Arie yang hanya sesekali telpon dianggap Wina gak perhatian lagi. Arie sibuk dengan ngajarnya. 3 bulan Wina gak balik ke Batam. Akhirnya Arie meminta ijin untuk pulang.
Ada keanehan didiri Wina.
"Aa Arie udah gak perhatian lagi" ujar Wina. Yang hanya beralasan karena kedekatannya dengan dokter itu.
"Enggak perhatian gimana, khan Wina sendiri yang meminta pulang, gak betah di Batam. Terus Arie masa harus ninggalin ngajar kuliah" ujar Arie
"Win udah periksakan dulu ke dokter sana" ujar Kakaknya.
Ditempat pemeriksaan, sang dokter kelihatan akrab. Dan Arie agak curiga. Perasaan suami yang tulus pasti merasakannya. Istrinya pasti sudah ngapa ngapain.
Sehabis periksa mereka pulang kembali. Arie melihat foto foto mereka di dufan. Wina dengan dokter itu.
Arie tak mau berburuk sangka. Akhirnya ia tidur aja lagi dengan Wina.
Dan betul saja. Arie menyetubuhi Wina, seolah Wina gak mau. Bibirnya dingin dan badan Wina gemeteran seperti pertama kali bersetubuh dahulu. Disaat yang sama dokter bertamu dan mengetuk pintu kamar Arie. Tapi Arie tak menghiraukannya.
"Emang siapa dia, ini istri gua" pikir Arie
Percintaanpun hanya bertepuk sebelah tangan. Yang ada dipikiran Wina itu adalah dokter itu.
Rupanya Wina dan dokter itu sudah selingkuh. Hanya Arie belum menemukan buktinya. Tapi perasaannya sangat tajam.
Keesokan harinya Wina enggan pulang ke Batam.
"Aa Wina gak mau pulang ke Batam" ujar Wina
"Kenapa? Udah pulang aa sendirian di Batam aa pengen ketemu tiap hari sama Inand" ujar Arie
"Udah pulang aja Win" ujar papihnya Wina
Karena papihnya Wina yang ngomong akhirnya Wina mau pulang kembali ke Batam.
Di Batam barulah Arie menemukan SMS dari dokter itu.
"I love you sayang 100% Kiss" bunyi sms itu
"Ini apa apaan? Wina selingkuh???" ujar Arie
Wina diam aja. Kemudian Arie melaporkan kejadian itu ke kakaknya Wina.
"Iya Rie nanti dokternya Aa Bilangin jangan ganggu lagi" ujar Aa Dodi kakak ipar Wina.
Setelah itu sang dokter gak ganggu lagi.
Tapi rumah tangga yang diawali dengan ketidak jujuran akan merembet jadi permasalahan.
Untuk membunuh sepinya akhirnya Wina bekerja menjadi staf administrasi di Mico Jaya. Sementara anaknya dititipin di bude tetangganya. Arie juga tetep Arie yang sibuk ngajar.
Hingga suatu saat ia iseng iseng berkenalan dengan seorang Fanny yang ia kenal di yahoo messengger.
Nama ID Arie Arwinand Artinya Arie Wina Ferdinand bagaimanapun ia membuat ID dengan istrinya Wina juga Anaknya Ferdinand.
"Boleh kenalan gak" Arie memulai obrolan.
"ASL please?" Fanny membalasnya
ASL itu artinya Age, Sex, Location
"27 M Batam, kamu?" Arie balik tanya
"28 F Bali, fanny" balas Fanny
"Aku Yanda, cam pls" Arie menyembunyikan identitasnya
"Ah gak mau, malu. Akunya lg pake tank top aja" jawab fanny malu malu
Arie gak ngerti apa itu tanktop. Sehari hari ia hanya berkutat dengan buku dan pemrograman. Ada rasa penasaran dalam dirinya.
"Gak apa apa donk aku suka" Arie merayunya
"Emang kamu masih single?" tanya Fanny
Arie sempat ragu, masa belum apa apa harus bilang punya istri. Ya gak seru dong. Tapi memang dalam dunianya kejujuran adalah segalanya
"Aku udah punya istri" Jawab Arie lega
"Marah donk istri kamu nantinya" Fanny membalasnya
Arie beranjak dari kursinya. Seperti biasa ia seorang yang taat dalam sholat. Ia melakukan sholat maghrib. Kemudian bikin mie kesukaannya. Tapi ia nanti harus bikin program komputer, website otorita batam dan ngajar autocad.
Diaktifkan kembali yahoo messenggernya. Rupanya fanny masih aktif. Bahkan ada simbol cameranya, artinya ia menyalakan camera. Arie meminta ijin melihat camnya. Sekali ditolak. Ia memintanya lagi akhirnya dibolehin.
Wow betapa cantiknya fanny.
"Oh itu yang disebut tanktop" pikir Arie
Tiba tiba ada yang dateng ke ruangan server.
Si Arif. Pegawai honorer. Yang suka bikin website.
"Saha Rie?" tanya Arif Yang nanyain siapa dia
"Fanny" jawab Arie
"Maneh salingkuh Rie?" Arief Kepo
"Enggak cuma temen chat aja" ujar Arie
"Kade Rie bisi katerusan" ujar Arif yang gak mau Arie keterusan
"Nama asli kamu emang fanny?" tanya Arie
"Enggak juga, namaku Julia" jawab Fanny
"Kalau kamu nama aslinya?" tanya Fanny
"Namaku Arie" jawab Arie
"Kamu cantik ya, sama seperti namanya?" Arie menggodai Fanny. Kalau dibilang cantik Wina atau Fanny. Kalau Wina cantik alami, kalau Fanny mungkin cantik dan pandai merias wajah. Bak artis. Kalau menariknya sih menarik fanny. Juga Fanny lebih supel. Lebih tahu dan lebih bisa memahami yang diinginkan laki laki. Wowwe segitunya Arie.
"Makasih atas pujiannya ... Tapi laki laki emang suka gombal ya" Fanny gak mau digodain.
Arie mengaktifkan yahoo messengger sambil bikin program. Kadang sesekali buka situs porno dari yahoogroups sembako harem.
"Kenapa kok diem aja?" tanya Arie
"enggak, kaget aja ada yang lagi onaani, gila masa online begituan" jawab Fanny. Pantesan dari tadi Fanny anteng aja.
Hemmm cewek juga mungkin doyan yang gituan. Arie mengcapture gambar fanny dengan menekan Alt + print screen. Dan mempastenya di photoshop.
"Oh pantesan tadi aku lihat mukamu merah, sama senyum senyum sendiri" Arie nyindir
"Iya sorry ... Aku jadi malu hehee udah aku tutup kok" Fanny ngeles
"Gak apa apa kok" ujar Arie yang juga suka buka video porno
Terlintas dalam pikiran Arie kalo dia juga mau show. Arie lihat ke belakang. Rupanya Arif udah gak ada.
"Kamu mau lihat punyaku?" tanya Arie memberanikan diri
"Hahhh .... Hemm emang berani" Fanny menantangnya
"Siapa takut, tapi kamu juga dong" Arie balik nantang. Arie lihat ke belakang lagi. Dan ia mengunci pintu server
"Aman sih cuma ada dua orang di depan" ujar Fanny yang kelihatan di warnet
Arie deg degan. Diminumnya air disampingnya. Keringatnya bercucuran.
"Ya udah kamu dulu sok buka bajunya" Fanny malah kepengen segera.
"Deggg" perasaan Arie campur aduk
"Ok siapa takut" Arie membalasnya tapi sebetulnya ia takut. Takut sama Allah yang jelas. Tapi mungkin setan telah merasukinya.
Antara ya dan tidak, Arie pelan pelan membuka celananya.
"Tuh aku udah buka celana tinggal kamu, masa aku telanjang sendirian" Arie ngomong dari headsetnya
"Idih ... Ini khan di warnet, malu donk" benar juga dugaan Arie kalau itu warnet
"Katanya sepi ... " ujar Arie
"Bentar ..." ujar Julia. Arie menyiapkan photoshopnya dia sudah mengcapture beberapa kali. Kalau cam gak bisa. Belum download alat perekam layarnya.
Terlihat Fanny mengangkat baju tanktopnya yang berwarna hitam
Payudara indah didepannya. Lebih besar daripada Wina yang jelas.
"Gede juga payudara kamu" Arie menggoda
"Mana buka celananya" Fanny gak sabaran. Arie yang baru membuka celana panjangnya. Kini ia buka juga celana dalamnya.
Arie mendekatkan camnya ke pelernya juga kepala kemaluannya agar terlihat besar ....
"Jauhin camnya donk" ujar Fanny
Arie tegang melihat payudara Fanny atau Julia.
"Kok udah berdiri ... Habis ngapain hayoo" Fanny menduga duga
"Yaa tadi lihat susu kamu jadi tegang hehee" Arie polos mengakuinya
"Emang punya istrinya gak kayak gini?" tanya Fanny. Dalam pikir Arie ya jauhlah bagusan punya kamu.
"Enggaklah punya istriku lebih kecil" ujar Arie malu.
"Terus kenapa kamu cari cewek lagi, emang satu kurang?" tanya Fanny. Sebenarnya enggak lagi cari cewek, cuma iseng ditambah Wina pernah selingkuh jadinya Arie kayak gini. Mungkin Arie berpikir Wina pun berzina dengan dokter itu. Bagaimana tidak sedangkan Arie melihat SMS 100% kiss itu. Entah ini balasan atau apa. Tapi faktanya demikian.
"Enggak sih cuma iseng aja tadinya, tapi jadi suka beneran hehe" Arie jujur kacang ijo
"Emang istri kamu siapa namanya?" tanya Fanny
"Istriku namanya Wina" jawab Arie
"Kalau kamu emang masih single? Dan ngapain aja di Bali?" tanya Arie ingin tahu. Sebenarnya ia mulai menyukai Fanny. Dari gerak geriknya.
"Aku udah Janda, ada sih yg suka sama aku tapi akunya gak begitu cinta cuma sekedar suka aja" Jawab Fanny