198 198. Di Antara dendamnya

"Kenapa diam!! masih bertahan dengan kebohongan Ben?!" Brian meraih amplop coklat yang berada di dalam laci dan melemparnya tepat mengenai wajah Ben.

"Bisa kamu jelaskan Soal itu Ben?!" Ben menghela nafasnya, dan membuka amplop coklat yang terjatuh kelantai. dan melihatnya tubuhnya bergetar, bagaimana mungkin Brian bisa melihat dirinya disana sedangkan pada waktu itu Brian berada di dalam kamar akibat pengaruh obat yang diberikan oleh Rena.

"Tuan ini .... ini tidak ..." Ben kembali menundukkan kepalanya rasa malu takut dan rasa bersalah kini semakin mengimpit dadanya atas apa yang terjadi pada Brian dan dirinya pada saat bersamaan.

Gesperrtes Kapitel

Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com

avataravatar
Nächstes Kapitel