webnovel

Akhir

"What you wear is how you present yourself to the world, especially today, when human contacts are so quick. Fashion is instant language" -Miuccia Prada

🧵🧶🧵🧶🧵🧶🧵🧶🧵🧶

Ketika kau berpikir tak ada lagi yang dapat kau ceritakan dalam hidupmu. Ketika kau hendak menutup buku di lembar terakhir. Sebuah cerita menceritakan awal yang baru di detik-detik terakhirnya.

Dunia di bawah langit gelap, dimana triliunan manusia tercipta. Teman, tetangga, keluarga, atau mungkin pasangan, mungkinkah mereka pelakunya? Selama tujuh belas tahun, berita dan rumor pembunuhan berantai serta kabar mengenai orang hilang kian bertambah. Kemarahan dan kegelisahan telah menguasai masyarakat. Pelaku berkeliaran bebas tanpa identitas yang diketahui. Tak ada kehidupan yang damai kala itu. Manusia terlahir hanya untuk merasakan kematian.

"Kenapa... Kenapa harus Ayahku? Kenapa dia menjadi pembunuhnya?"

31 Desember 2004, 23:47 WIB

Di sebuah tempat yang telah banyak berubah jika dibanding dengan peristiwa lautan api silam. Banyak. Hingga mungkin kau akan kesulitan untuk mengenalinya.

Sebuah stasiun TV menyiarkan berita duka atas tragedi tsunami Aceh.

Pria berbadan tegap itu terus menangis dan tertawa, lalu menangis lagi. Sembari meraut pensil dengan sebilah pisau di tangan kirinya. Mungkin ada tujuh, salah satunya menggelinding menuruni anak tangga. Suara yang begitu jelas, dengan keheningan yang di susul oleh langkah kaki.

Tempat yang kacau, tanpa penerangan. Lembab dan bau busuk yang menyeruak. Sesekali ia tersandung oleh manekin dari butik tua tersebut. Ia bersiul, lalu bangkit dan melangkahinya, menginjak genangan air yang tumpah. Lalu, meninggalkan tempat itu.

Sebuah tempat dengan 4 mayat, yang dibunuh secara brutal. Beberapa organ tubuh mereka berceceran dan sebagian lagi menghilang. Pensil yang tertancap di leher korban menjadi identitas pembunuh itu. Mulut yang menganga, dan bola mata yang lucut dari tempat semestinya. Atau mungkin sedang bergulir ke sela-sela ruangan.

Keheningan kembali menguasai tempat tersebut. Tanpa seorang pun yang tersisa. Itulah yang mungkin ada di dalam kepala dan sel-sel otak pria berdarah dingin itu.

Namun, terdapat jantung yang berdegup kencang. Di balik tumpukan peti berisi manekin. Seseorang yang bernyawa menyaksikan pertunjukan berdarah di hadapannya.

Seorang anak perempuan berusia sepuluh tahun. Ia memejamkan matanya, menolak untuk percaya. Tangannya menggenggam erat gaun merah dengan motif putih yang indah. Entah dari mana anak itu berasal. Alangkah baiknya, jika malam itu ia tertidur di kasurnya yang empuk, bukan berada di tempat kejadian.

Anak itu masih memejamkan mata. Mendadak udara dingin berubah menjadi hangat. Seseorang berbisik kepadanya:

"Jika kau mati, maka semua akan berakhir!"

Anak itu terkejut, sontak membuka matanya. Dengan ragu ia menoleh.

Anak itu diseret dalam keadaan setengah sadar. Remang-remang ia melihat kembang api di langit. Hingga ia kehilangan kesadaran sepenuhnya.

Hai pembacaku, selamat datang di dunia fantasi 'Another Dress'! Terimakasih karena telah membaca karya pertamaku ini. Mohon komentar dan sarannya ya... Semoga kalian menikmatinya! ^_^

Eralracreators' thoughts