webnovel

Alval

Teenager
Laufend · 13.7K Ansichten
  • 4 Kaps
    Inhalt
  • Bewertungen
  • N/A
    UNTERSTÜTZEN
Zusammenfassung

Fauzan Alvaro, cowok yang sempurna fisik maupun hati, dikejar-kejar oleh seluruh perempuan yang ada disekitarnya. Sedangkan, Namira Alena? Perempuan yang dijauhi oleh seluruh orang yang ada disekitarnya karena dia adalah orang yang tertutup, kutu buku, dan terasingkan. "Apakah aku pantas buat kamu?" -Namira Alena. "Selalu ada cara Tuhan agar kita dipersatukan, tenang saja! Jikalau Tuhan menginginkan kita bersatu, tidak akan ada yang bisa memisahkan kita dan saya ataupun kamu tidak bisa melawannya! Sebaliknya, jika Tuhan menginginkan kita berpisah, saya akan merubah takdir itu!" -Fauzan Alvaro.

Tags
5 tags
Chapter 1satu

Hari ini adalah hari pertama Alena menorehkan cerita baru di masa SMA.

Entah mengapa dia sangat bersemangat untuk segera sampai di sekolah barunya.

Alena mengayunkan sepedanya memasuki area sekolah, dia melihat ke sekitar untuk mencari tempat parkir.

Alena bingung, mau ditempatkan dimana sepedanya? Disini tidak tersedia lahan untuk parkir sepeda, tidak sama dengan sekolah SMP nya dulu.

Alena berjalan membawa sepedanya ke tempat parkir motor saja, toh sama saja motor dengan sepeda, sama-sama kendaraan dan beroda dua.

Sesudah memarkirkan sepedanya, Alena berjalan ke area koridor dengan wajah yang melihat ke bawah, otomatis kacamata tebal yang dipakainya pun sedikit-sedikit melorot sampai di hidung dekat mulutnya.

Brughhhh.....

Alena menabrak seseorang hingga mereka sama-sama terjatuh.

"Maaf," ucap Alena masih menundukkan wajahnya tidk berniat untuk melihat siapa yang ditabraknya.

Tak ada jawaban dari orang itu, Alena menaikkan wajahnya untuk melihat disekitaran tapi tidak ada orang yang dia tabrak tadi. Alena buru-buru berjalan kembali, mencari dimana kelas yang akan dia tempati.

Sepuluh IPS 1.

17. Namira Alena

Alena melihat namanya berada di pintu kelas tersebut, dia langsung masuk dan mencari tempat duduk yang kosong untuk dirinya. Alena berharap semoga kali ini ada yang mau duduk bersamanya.

Teman-temannya yang lain menatap Alena aneh dan lagi-lagi Alena menundukkan kepalanya.

'Engga dapat teman lagi,' -batin Alena.

Alena berjalan kearah belakang kelas, mungkin dia akan duduk dipojok sendirian lagi seperti di sekolahnya yang dulu.

Tak lama bel tanda masuk berbunyi, Alena merapihkan letak kacamatanya. Alena mengeluarkan sebuah buku kecil dari dalam tasnya bersama dengan sebuah pulpen lucu berwarna ungu. Semua barang-barang Alena berwarna ungu. Seorang perempuan sedikit tua memasuki kelasnya, berdiri didepan papan tulis, Alena berpikir mungkin itu adalah wali kelasnya.

"Pagi anak-anak, selamat datang di High School Elang yang tercinta ini. Pertama-tama kenalkan nama saya, Ayudia. Kalian panggil saja Ibu Ayu, disini saya sebagai wali kelas sekaligus guru Ekonomi kalian. Kalau begitu, sesi selanjutnya adalah perkenalan bagi siswa-siswi sekalian." Guru itu mengoceh terus dan Alena dengan serius mendengarkannya.

Yang terakhir, kini giliran Alena yang berdiri di tempatnya untuk memperkenalkan diri.

"Pagi, nama saya Namira Alena. Panggil saja Alena." Alena tersenyum kemudian duduk kembali. Saat perkenalan singkat itu tak ada yang menoleh atau mendengarkan Alena, mereka sibuk dengan teman duduknya sendiri.

Alena tetap tersenyum meskipun seluruh teman kelasnya tidak ada yang menganggapinya. "Baiklah, tapi tadi tidak ada satu orang yang memperkenalkan diri sebagai FAUZAN ALVARO? Apakah anak ini tidak ada?" tanya Ibu Ayu.

Saat itu juga, ada seseorang yang mengetuk pintu dan langsung masuk ke kelas.

Semua orang menatapnya kagum termasuk Alena, Alena tidak menyadari jika orang itu menatapnya dartitadi.

"Kamu Fauzan Alvaro?" tanya Ibu Ayu.

"Iya."

"Kamu boleh duduk di kursi yang kosong, mungkin dipojok sana bersama Alena. Kasihan dia sendirian daritadi." Bu Ayu menyuruh cowok itu duduk bersama Alena.

Cowok yang bernama Alvaro itu berjalan ke arah tempat duduk Alena. Alena menghiraukan semuanya, toh pasti dia akan dicueki atau tidak dianggap ada.

******

BEL TANDA ISTIRAHAT..

"Nama kamu siapa?" tanya Alvaro ke Alena.

Alena bingung, siapa yang diajak bicara oleh Alvaro.

"Hei, saya ngomong sama kamu." Alvaro menatap Alena.

"Ngomong sama aku?"

"Iyalah, emangnya saya ngomong sama siapa lagi selain kamu." Alvaro memutar bola matanya jengah.

Alena menutup sebuah buku tebalnya. "Nama aku Namira Alena, panggil Alena saja."

"Saya Fauzan Alvaro. Panggil Varo, salam kenal." Alvaro tersenyum dan Alena juga tersenyum membalasnya.

Kembali, Alena membaca bukunya dan Alvaro tidur dengan tas sebagai bantalannya.

Tidak beberapa lama, segerombolan anak cowok memasuki kelas. Mereka menghampiri meja Alvaro dan Alena.

"Heh kebo! Bangun," ucap salah satu dari mereka yang kancing baju atasnya terlepas.

Alvaro bangun menatap satu-persatu orang-orang tersebut. "Apaansih lu semua. Ganggu!"

"Betah amat di kelas, kantin yok." Ajak salah satu dari mereka. Mereka berjumlah 3 orang.

Tipe cowok-cowok populer sekolah yang pastinya juga bukan dari kelas ini.

"Anjirr, gue mau tidur! Jangan ganggu!" dorong Alvaro kepada ketiga cowok itu.

"Sopan dikit njirr sama kakak kelas!" Alena baru tau bahwa cowok-cowok itu adalah kakak kelasnya, tapi kenapa mereka kenal dengan Alvaro.

"Mending di sini temenin cewek baca buku daripada sama lo semua yang ke kantin cuma modus nyari cewek, mana ngerokok lagi!" ucap Alvaro pedas, tidak ada takut-takutnya sama sekali dengan kakak kelas.

"Cewek model kutu buku aja ditemenin, udah biasa kali sendirian." Cowok berjambul itu berbicara meremehkan.

"Mending cewek kutu buku daripada cewek modal paha dada doang engga ada isi otaknya." Baru kali ini Alena dibela oleh seseorang seumur hidupnya, Alena tersenyum ke Alvaro.

"Modus mulu, bilangnya gitu entar lu tinggalin juga." Mereka tertawa.

"Bacot lu pada! Pergi sono!" Alvaro menendang mereka bertiga agar keluar dari kelas ini.

"Jangan baper CEKUBU, dimainin tau rasa lu!" teriak mereka dari arah pintu.

"Hahah, CEKUBU apaan Lang?" tanya mereka sok tidak tau.

"Cewek Kutu Buku." Alvaro langsung melemparkan penghapus papan tulis ke arah mereka dan salah satunya dari mereka terkena di kepala "Sakit bego!" cowok itu memegangi kepalanya yang sakit.

"Mampus lu Pal!" mereka berlari entah kemana.

Alvaro kembali duduk di kursinya. "Maafin teman-teman saya, ya."

Alena hanya tersenyum tak membalas ucapan maaf dari Alvaro.

"Diam aja ini, kamu marah?" tanya Alvaro hati-hati.

"Engga kok," jawab Alena tersenyum. Mungkin tersenyum adalah hobi Alena.

"Kenapa engga ke kantin?" tanya Alvaro yang melirik ke buku yang sedang dibaca oleh Alena.

"Lebih enak disini, sepi dan sunyi. Cocok buat orang seperti aku."

"Kalau mau sunyi ikut saya, tempatnya keren juga." Alvaro menarik tangan Alena. Alena buru-buru mengambil bukunya.

Mereka berdua berjalan di koridor, banyak pasang mata yang tertuju kepada mereka. Baru pertama kali Alena merasakan ditatap seperti itu oleh orang lain dalam jumlah yang banyak. Biasanya Alena menangis atau bahagia saja tidak ada yang peduli. Mereka telah sampai di tempat tujuan Alvaro yaitu rooftop.

Alvaro membawa Alena ke sebuah karpet yang bersih untuk duduk. "Gimana, sunyi kan?"

"Kok kamu tau tempat ini?" Alena memberanikan diri untuk bertanya.

"Siapa si yang engga tau seluk beluk SMAE?" kini Alvaro sudah tertidur disamping Alena.

"Maaf ya Al, aku boleh nanya lagi?"

"Tadi manggil Al?"

"Iya." Alena membuka bukunya lagi.

"Kenapa manggil Al bukan Varo?" Alvaro menatap tajam tapi Alena menghiraukannya.

"Salah ya? Maaf aku mau manggil kamu berbeda dari orang lain." Alena menunduk takut.

Alvaro sudah kembali tersenyum melihat Alena seperti ketakutan terhadapnya. "Kenapa nunduk? Heh! Kamu engga usah takut gitu, saya engga gigit."

Alvaro kembali duduk. "amau nanya apa tadi?"

"Kamu kenal sama orang yang tadi?"

"Iya, kenapa?"

"Mereka siapa kamu, kok kayak dekat? Padahalkan mereka kakak kelas?"

"Mereka teman-teman saya, yang tadi kena timpukan itu kakak saya. Namanya Noval, cowok yang berjambul tadi namanya Elang dan yang satu namanya Dirga." Alvaro memperkenalkan teman dan kakaknya ke Alena.

"Pantes kayak udah akrab dari lama," Alena tersenyum dan pipinya memerah akibat panas matahari.

"Kamu lucu." Alvaro mengacak rambut Alena.

******

Das könnte Ihnen auch gefallen

"Ku Tunggu Kau di Surga"

Nirmala, gadis berusia 20 tahun, dia pengidap penyakit leukimia. Dan divonis dokter umurnya tidak akan lama lagi. Dia adalah anak pengusaha kaya. Nirmala tinggal bersama ibu tirinya. Suatu hari Nirmala dijebak Lea sedang minum-minuman keras di sebuah bar, dan berfoto-foto mesra dengan seorang pria dalam satu ranjang. Hingga dia diusir dari rumahnya sendiri oleh Sony(papanya). Nirmala tidak bisa melanjutkan sekolahnya karena kejahatan Lea. Dengan bantuan Bi Ijah asisten rumah tangga Nirmala, Nirmala bisa tinggal bersama Bibinya di kampung. Suatu hari dia bekerja terlalu keras membantu sang Bibi di persawahan. Hingga dia lemas, mimisan dan akhirnya pingsan. Sang Bibi membawanya ke dokter, kata dokter itu hanya faktor kelelahan. Seminggu kemudian, itu sering terjadi. Hingga kejadian itu terjadi beberapa hari kemudian. Dari pemeriksaan dokter dirumah sakit, Nirmala pengidap penyakit Leukimia akut. Disebuah pasar Nirmala bertemu dengan Kevin. Dari sanalah awal mereka kenal. Yang tiap harinya mereka selalu bertengkar, namun lama-lama kebencian itu berubah jadi cinta. Karena biaya pengobatan Nirmala yang mahal, dia memutuskan untuk bekerja sebagai penyanyi disebuah King Club terbesar di Asia Tenggara. Dengan memakai topeng Nirmala menutupi identitasnya. Nirmala bertemu dengan pemilik Club, Jack Wilson. Dia juga Pemilik perusahaan besar di beberapa kota. Jack jatuh cinta pada wanita yang berinisial Issabella itu? bagaimana kelanjutan kisahnya?

Iin_Romita · Teenager
5.0
400 Chs

FALLING IN LOVE

Khusus Dewasa!! "Mungkin Dia hadir di hatiku di awal perjalananku, tapi kamu hadir di akhir dari perjalananku hingga akhir hidupku nanti." (Aska Aliando) Berawal hanya karena sekedar candaan Karin, di sebuah kamar pasiennya di rumah sakit. Karin yang selalu jahil dengan tiap laki-laki yang baru di kenalnya. Karena di mata Karin, laki-laki semua adalah hidung belang. Yang patut untuk di permainkan. "Apakah kamu mau menjadi kekasihku?" Kata Karin dengan santainya. "Oke...aku mau menjadi kekasihmu." jawab Aska Aliando "Tapi ada syaratnya, kamu harus menyerahkan semua hartamu..apa kamu mau?" lanjut Karin dengan suara merayu. "Baik,..aku setuju! tapi harus ada surat perjanjian kontraknya..jika kita bisa menjalani 6 bulan hubungan ini, maka semua hartaku untukmu." sahut Aska dengan serius. Perjanjian sudah tertulis dan sudah di tandangani masing-masing..bersamaan hasil lab Aska yang sudah keluar. Aska di vonis Leukimia stadium 4. Dunia Karin berubah seketika, ingin dia membatalkan perjanjiannya namun takdir mengharuskan Karin di samping Aska. Mampukah Karin bertahan dengan hubungannya tanpa berdasarkan cinta?? Dan apakah Aska bisa bertahan dari penyakitnya..dan harus meninggalkan Karin beserta harta yang di berikannya pada Karin?? 'Jangan tinggalkan aku, aku mohon..kamu harus bertahan hidup untukku..jika aku harus bertahan untuk hubungan ini..kamu pun harus bertahan untukku..karena aku sudah jatuh hati padamu!! ( Karin Aadvantika )

NicksCart · Teenager
4.9
529 Chs

SHEILA : Skate Love

Memberanikan diri dan merelakan hatinya jatuh kepada wanita yang acuh, dingin dan bermental baja? Ya. Itulah yang dilakukan seorang lelaki yang tidak pernah tahu bagaimana rasanya menjomblo. Ilham Satyanara. Lelaki tampan yang dikagumi oleh banyak kaum hawa, namun tidak pernah membuatnya menjadi seorang playboy atau bahkan mempermainkan hati wanita. Baginya, satu wanita saja cukup. Dan hanya satu yang harus ia bahagiakan. Bagi Ilham, dengan mudah mendapat dan mengambil alih hati wanita. "Nggak ada satu pun cewek yang mampu menolak pesona seorang Ilham" Kata-kata mutiara yang selalu ia lontarkan untuk membanggakan dirinya sendiri. Namun, memang benar adanya. Sayangnya, kata-kata mutiara tidak berguna dan tidak terpakai sama sekali ketika ia bertemu dengan seorang wanita yang dua tahun lebih tua di atasnya. Sheila Aksadana Setyaningrum. Gadis tomboy yang memiliki kharisma terpendam, namun enggan untuk membalas cinta Ilham. Sheila adalah seorang gadis yang memiliki hobi bermain skateboard. Ia senang hidup di atas panasnya aspal dan berbaur dengan para lawan jenis yang satu hobi. "Terus, kalo lo ganteng, bakal bikin gue cinta gitu sama lo? MIMPI!" Tapi tidak ada kata menyerah dalam kamus Ilham. Ia terus saja berusaha mencari cara untuk bisa mengambil hati Sheila. Sampai ia rela berlatih skate, hanya untuk menyeimbangi hobi Sheila yang sebenarnya sulit ia lakukan. (Halo.. Ini adalah karya keduaku. Semoga kalian suka, yaa! Jangan lupa review dan tinggalkan komen kalian!.) Cover by : @JieunDesign

Fenichaan · Teenager
5.0
321 Chs

Bewertungen

  • Gesamtbewertung
  • Qualität des Schreibens
  • Aktualisierungsstabilität
  • Geschichtenentwicklung
  • Charakter-Design
  • Welthintergrund
Rezensionen
Beeindruckend! Sie wären der erste Rezensent, wenn Sie Ihre Rezensionen jetzt hinterlassen!

UNTERSTÜTZEN