"Kamu selingkuh ya kak?", tanya Xena dengan nada marah saat melihat Pras keluar dari kamar mandi.
"Kamu jangan sembarang nuduh sayang", ujar Pras tenang sambil mengambil kemejanya dan memakainya. Pras mendekati Xena yang masih duduk di Sofa.
"Sayang, tolong pakaikan dasi ku", ujar Pras sambil menyodorkan dasinya kepada Xena.
"Ngga. Minta aja pakai kan sama selingkuhan kamu", ujar Xena ketus. Xena tampak membuka-buka majalah wanita dengan kasar.
"Siapa si yang selingkuh sayang? Aku ngga pernah selingkuh", ujar Pras kebingungan.
"Ngga pernah selingkuh darimana? Itu ada yang chat kamu bilang sayang. Mau mengelak kamu", ujar Xena makin ketus.
Pras langsung mengambil HPnya lalu melihat ke app Chat nya dan mukanya langsung memucat saat melihat ada chat yang menulis sayang kepadanya.
"Ini aku ngga tau siapa sayang. Beneran aku ngga pernah selingkuh", ujar Pras berusaha meyakinkan Xena.
"Kak kalau kamu memang sudah bosan sama aku, bilang. Ngga usa selingkuh. Aku juga bisa urus anak-anak sendiri", ujar Xena berdiri dan berkacak pinggang.
"Sayang, beneran, aku ngga selingkuh. Ini mungkin orang salah chat. Kita telpon ya siapa", ujar Pras langsung menghubungi nomor telepon yang mengirimkan chat dan sengaja dia menggunakan speaker agar Xena dapat mendengar juga. HP tujuan ternyata tidak aktif.
"Tuh kan, berarti bener selingkuhan kamu kak. Kamu pasti Uda kasih tau dia kalau jam segini kamu masih di rumah", ujar Xena makin marah.
"Sayang, astaga. Beneran aku ngga selingkuh. Aku benar-benar ngga tau ini siapa. Ngga ada foto profil nya juga di chat. Mungkin orang iseng sayang. Aduh jangan gampang percaya aja dong", ujar Pras memelas.
"Terserah. Aku mau bawa anak-anak pulang ke rumah Daddy aja. Biarin nanti anak kamu yang dalam kandungan aku akan lahir ngga akan aku kasih liat ke kamu", ujar Xena mengancam.
"Sayang, please dong. Jangan gitu. Aku beneran ngga bisa hidup tanpa kalian. Sayang, dengar ya. Aku akan buktikan aku ngga selingkuh. Akan aku suruh IT aku mencari tau ini nomor siapa. Kamu jangan ambi tindakan apa-apa kalau aku belum kasih hasilnya. Aku tidak pernah selingkuh sayang. Percaya aku. Aku hanya cinta sama kamu, hanya kamu perempuan untuk aku", ujar Pras berusaha meyakinkan Xena.
"Buktikan dulu. Kalau tidak terbukti, baru aku akan percaya kamu. Hari ini aku akan tidur di rumah Daddy sama anak-anak", ujar Xena lalu menepis tangan Pras yang mencekal kedua lengannya. Xena lalu berjalan menuju ke kamar Raffa dan Mika.
"Sayang, percaya sama aku dong. Beneran itu mungkin kerjaan orang iseng sayang", ujar Pras sambil mengikuti langkah Xena.
"Ayo Mika, Raffa, ikut mama sekarang. Kita akan tinggal di rumah Eyang Daddy di depan", ujar Xena sambil menarik tangan kedua putra kembar nya.
"Mama, aku ngga mau ke rumah Eyang, aku mau di rumah", ujar Mika menolak.
"Ya uda kalau kamu mau di sini, jangan pernah datang ke rumah Eyang lagi ketemu mama Raffa dan dede Bayi diperut mama", herdik Xena marah langsung berbalik sambil menggandeng tangan Raffa.
"Sayang, please dong. Jangan gini. Kasihan anak-anak", ujar Pras memelas.
"Ngga perduli kak. Aku uda bilang dari dulu, aku ngga suka diselingkuhi. Ayo Raffa", ujar Xena masih dengan nada marah.
"Mama, aku ikut mama aja", ujar Mika sambil mengejar mamanya.
Xena langsung menggandeng tangan Mika dan pergi meninggalkan Pras sendiri.
"Aduh mimpi apa aku semalam. Sial. Ini siapa si yang iseng pakai chat kaya gini. Aku akan suruh orang cari tahu siapa ini, kalau sampai ketemu, aku seret ke depan Xena", geram Pras.
Pras keluar rumah lalu masuk ke dalam mobilnya. Saat mobilnya keluar dari halaman rumah, dia sempat melihat istri dan kedua anaknya masuk ke rumah Nathan Utomo. Mobil lalu dilarikan ke arah Lexi Group oleh sopir yang merangkap pengawal Pras.
Setibanya di kantor, Pras dengan muka cemberut langsung naik ke ruang kerjanya di lantai 12 tanpa menjawab sekalipun sapaan karyawan yang berpapasan dengannya. Keluar dari lift, Pras langsung memerintahkan Johnny untuk menyuruh bagian IT nya melacak nomor ponsel yang mengirimkan chat itu.
"Johnny, tolong Imron dibagian IT Suruh untuk melacak nomor ini milik siapa dan dimana lokasinya. Saya perlukan segera ya", ujar Pras sambil memberikan kertas yg baru saja ia tulis nomor HP.
"Maaf pak Presdir, Imron sedang tidak masuk bekerja, dia lagi ada keperluan keluarga", ujar Johnny.
"Kamu tau dari mana? Kok bisa langsung tau gitu?", tanya Pras tak senang.
"Saya barusan telepon bagian IT kita pak, kebetulan Laptop saya seperti ada yang membajak. Apa mau coba sama yang lain?", tanya Johnny.
"Emang yang lain bisa? Yang Uda suruh yang lain deh", ujar Pras kesal lalu masuk ke dalam ruang kerjanya dan membanting pintu dengan keras. Johnny hanya tersenyum sinis lalu dia menghubungi bagian IT.
"Kenapa si hari ini aku sial banget. Aduh ini siapa si sebenarnya kok bisa-bisanya merusak hariku", dumel Pras sambil membuka Laptopnya untuk mengerjakan pekerjaannya.
Pras lalu melihat chat masuk ke HP nya, tampak chat dari Xavier yang marah-marah karena Xena bilang sama dia kalau Pras selingkuh. Pras membalas chat Xavier mengatakan kalau itu hanya salah paham dan Pras akan membuktikan nya. Ada telepon masuk ke ruang kerjanya dan Johnny memberitahukan kalau Nathan Utomo menelphone nya.
"Iya Daddy, ini Pras. Daddy itu ngga benar. Aku ngga pernah selingkuh dari Xena. Xena menangis? Iya aku belum bisa membuktikan kalau aku tidak bersalah sekarang. Iya Daddy, aku akan kasih bukti. Percaya aku Daddy, aku ngga pernah selingkuh karena buatku cintaku hanya untuk Xena seorang Dad. Iya. Baik Dad. Good bye Dad", ujar Pras lalu menutup teleponnya.
"Sial. Siapa si ni orang yang sudah kirimkan aku chat ini. Tadi Xena, Xavier dan sekarang Daddy. Semoga Mommy percaya sama aku", ujar Pras menggerutu.
"Johnny, gimana? Ada yang bisa disuruh melacak nomor HP itu ngga?", tanya Pras menghubungi Johnny dengan telepon kantornya.
"Sedang dilacak pak Presdir, mereka masih butuh waktu", ujar Johnny terdengar di speaker telepon Pras.
"Usahakan secepatnya ya", ujar Pras kesal. Ada panggilan masuk ke HP Pras dari papinya, Pras sangat kaget melihatnya.
"Hallo Papi. Iya, ini Pras. Papi, Papi kan tau aku kaya gimana, ngga mungkin lah aku selingkuh Pi. Aku cinta Xena banget, lagian aku Uda mau punya anak 3 Pi buat apa si aku macam-macam. Uda lewat waktunya. Beneran Pi, aku ngga selingkuh. Sumpah demi apapun juga aku mau, aku beneran ngga selingkuh", ujar Pras makin kesal.
"Iya tadi Daddy juga Uda hubungi aku, aku sedang cari bukti kalau aku ngga pernah selingkuh. Iya Papi tenang aja, Papi ngga bakalan kehilangan mantu kesayangan Papi karena akupun ngga mau kehilangan istri aku. Iya aku akan buktikan Pi. Salam cium buat mami ya", ujar Pras lalu menutup Hpnya dengan kesal. Pras melemparkan sembarang HPnya di atas meja.
Pras lalu keluar dari ruangannya menuju ke tempat Johnny namun dia tidak melihat Johnny dimanapun di ruangannya.
"Oh mungkin dia lagi ke bagian IT. Ya udalah pasrah dulu deh", ujar Pras lalu masuk lagi ke ruangannya dan kembali tenggelam dengan pekerjaannya.
Saat sore tiba, Johnny memberitahukan kalau ID pengguna nomor HP yang dicari Pras telah diketahui dan ternyata nomor HP itu sekarang berada di dalam gedung Lexi Group.
"Benarkah ada di Lexi Group. Cepat lacak ada dimana persisnya", perintah Pras.
Pras mulai tak sabaran sehingga Pras menekan nomor telepon itu dan memanggil nya. Ada nada masuk namun tidak diangkat.
"Johnny sebar security, cari tau dimana HP yang menerima panggilan saya", perintah Pras. Johnny mengangkat telepon nya lalu tak lama kembali masuk ke ruangan Pras.
"Pak Presdir, kata security, mereka sudah menangkap orang yang dicurigai, mereka sedang ada di aula lantai 2 pak. Bapak mau ke sana?", tanya Johnny.
"Ayo, apa lagi yang ditunggu", ujar Pras dengan nada kesal lalu ia berjalan menuju ke lift dan menekan tombol lift dengan kesal.
Sesampainya di lantai 2, Pras keluar lift dengan langkah cepat menuju ke Aula Lexi Group. Dari luar terlihat kalau ruangan Aula itu gelap gulita pertanda tidak ada yang menggunakan.
"Kamu yakin disini? Itu di dalam kayanya gelap banget", tanya Pras kesal.
"Beneran pak, tadi security bilang dilantai 2 kok. Coba aja panggil nomor itu lagi pak", ujar Johnny meyakinkan Pras.
Pras menekan lagi nomor HP itu dan terdengar music panggilan dari dalam aula. Pras mendorong pintu aula dan dalam kegelapan dia melihat nyala dari layar HP yang menerima panggilan nya dan Pras kebingungan karena ada seseorang seperti sedang menunggu di ujung Aula dalam kegelapan. Tak lama lampu di Aula menyala lalu terdengar teriakan.
"Kejutaaaannnn", teriak semua orang di dalam aula dan tak lama terdengar lantunan lagu ulang tahun dan di depan sana terlihat Xena sedang tersenyum didampingi kedua putra kembarnya dan Kirana berdiri di depan meja yang diletakkan diatasnya satu kue ulang tahun lumayan besar dengan lilin ulang tahun sesuai dengan umur Pras.
Pras sangat kaget melihat semua orang berada di dalam aula, ada Agung Bismarck dan Wendy Bismarck, Nathan Utomo dan Adelia, bahkan Viola pun ada diantara semuanya. Pras dengan muka kagetnya menyalami satu persatu tamu yang menyapanya sambil berjalan menuju ke arah istrinya yang tampak tersenyum lebar kepadanya.
Setelah berada di dekatnya, Xena langsung mendekati dan memeluknya erat kemudian mencium bibir Pras suaminya.
"Selamat Ulang Tahun sayang. Kejutan", ujar Xena lembut.
"Tiup lilinnya papa", ujar Mika, Kirana dan Raffa bersamaan.
Pras lalu meniup lilinnya yang ada di atas kue dan tak lama kertas warna-warni bertebaran di udara setelah diletupkan dari peralatan pesta yang dipegang oleh Nathan, Xavier, Adriana, Anthony, Adelia, Agung, Wendy dan Lily. Mereka secara bergantian mengucapkan selamat ulang tahun kepada Pras.
"Kamu masih shock ya sayang gara-gara aku kerjain dari pagi?", ujar Xena tersenyum.
"Astaga sayang, ternyata kamu hanya ngerjain aku aja ya? Sumpah hari ini aku benar-benar ngga tenang ngerjain apapun juga. Belum lagi aku diomelin Daddy, Papi sama Xavier. Elo ya Bro, ikut-ikutan rencana Xena. Bikin gw tambah pusing", ujar Pras sambil merangkul erat tubuh istrinya.
"Sekali-kali ngerjain orang bawel kaya loe", ujar Xavier sambil merangkul Adriana dan tertawa lebar.
"Iya, kamu tuh memang harus dikerjain sekali-kali bawel", ujar Nathan ikutan tertawa melihat muka menantunya.
"Bagusnya Mommy ngga ikutan ngerjain aku juga", ujar Pras memuji mertuanya.
"Aku ngga bisa akting, nanti malah jadi ketahuan semua", ujar Adelia tersenyum malu.
"Semuanya sudah aku kasih tugas masing-masing. Johnny aja juga ikutan ngerjain kamu", ujar Xena tersenyum senang.
"Astaga. Terima kasih ya semuanya. Johnnnny kami juga", ujar Pras sambil melotot ke arah Johnny.
"Maaf Bos, abis nyonya Bos lebih menyeramkan saat mengancamnya dibandingkan Bos", ujar Johnny.
"Ha-ha-ha bahkan Assisten kamu sampai takut sama Xena Pras, padahal menantu kesayangan Papi ini paling baik hati loh", ujar Agung memuji Xena.
"Iya Papi juga bikin aku tambah pusing. Kapan datang Papi? Kok aku ngga tau", ujar Pras sambil memeluk Papinya lalu mencium pipi Mami Wendy.
"Kemarin. Kami kan Uda punya rumah di sini jadinya kami langsung menuju ke rumah kami setelah dijemput Anthony. Sekalian tengok Lily yang sudah lahir anaknya", ujar Agung ceria.
Yani Shu mama Pras kemudian mendekati Pras dan Pras memeluk mamanya erat dan berbisik.
"Terima kasih ya ma, sudah melahirkan aku hingga aku bisa mendapatkan kasih sayang dari semua orang hari ini. Hari ini begitu indah dalam hidupku", ujar Pras.
Akhirnya mereka semua berpesta merayakan ulang tahun Pras. Happy Birthday Prasetya Bismarck, Wish you All the Best.