webnovel

lembaran kertas rapuh

aku berusaha memulai hidup baru dengan lembaran- lembarannya yang rapuh di dalam buku usang yang telah kehilangan pesonanya,,

aku tetap menjalani kisah ku yang baru tapi terasa masih terkungkung dengan kenangan lama serasa terjebak di jurang dalam yang terjal dan tersembunyi di balik rerumputan di Padang ilalang yang luas dan sepi jauh dari peradaban,

seperti aku yang rapuh menyendiri menutup diri, aku tidak putus asa tapi serasa begitu adanya,

hari- hari ku lalui begitu saja tanpa ada lembaran baru ceria yang menggembirakan dan bisa dijadikan kenangan pada masa nya nanti, itu pun juga tidak,,

datar ku jalani dengan kosong.

27 tahun sudah usia ku dan aku tetap sendiri, dan menyendiri aku berusa membuka hati berkali- kali tapi tetap saja gagal lagi,,

dari semenjak tanggal 21 Mei itu aku berusaha berhenti berharap tapi jujur di lubuk hati terdalam aku masih berharap padanya,,

sampai sekarang pun sudah 6 tahun lebih semenjak awal kuliah sampai sampai ini pun masih terus berharap padanya,,

terkadang aku merasa sebagai pendosa karna berharap pada sesuatu yang sudah menjadi hak orang lain ,,,,

sampai hari ini dimana ibuku menanyakan ku pada sosok pria yang tidak seberapa aku kenal kami pernah berjumpa beberapa kali tapi itu pun hanya perjumpaan yang tak sengaja,,

sosok pria yang ibuku bicarakan tepat ada dihadapan kami, seorang guru agama muda nan Soleh dan saat ini ia sedang mengajar kami mengenai makna dari sebuah hadist di dalam waktu pengajian.

mungkin ibuku mulai resah dengan identitas ku yang kian matang ,,,

" ndok?"

" iya Bu"?

" itu siapa "?

Tanya ibuku disela-sela pengajian malam Jumat waktu itu , yang kebetulan ada seorang guru muda lumayan tampan dengan wajah teduh kejawen tapi sayangnya beliau masih lebih muda dari ku empat atau mungkin lima tahun.

" itu putranya om Ahmad Bu saudaranya mas imam keponakan katanya." mas imam itu saudara sepupuku tapi ipar .

" sepertinya anaknya baik ndok?"

" enggeh Bu baik." aku menjawabnya dengan biasa saja karna menurutku aku pun juga memiliki perasaan yang biasa pada hal itu

"kamu sama dia saja ndok."

" hah , " .....

spontan nya aku dengan sangat kaget

diam- diam ternyata ibuku terbebani dengan statusku walaupun selama ini beliau diam.

aku ingin menolak saat itu juga tetapi aku tidak enak dengan ibuku dan aku tidak enak juga dengan timbulnya suara berisik dari ucapanku jika aku menjawab ibuku sekarang sehingga itu akan mengganggu orang lain nantinya karna ini masih dalam forum pengajian ,aku sunggung bimbang ya Rabb,,,

astaghfirullahaladzim.....