webnovel

A CEO WIFE NOTE (Bahasa Indonesia)

Aleysa. Seorang gadis sederhana yang hanya menginginkan sebuah kehidupan yang bahagia dan damai bersama dengan seorang Ayah dan adik sematawayangnya, Catline. Karena Ibu mereka berdua sudah meninggal sejak mereka masih kecil. Tetapi sayangnya cita-cita sederhana dari Aleysa harus kandas ketika bertemu dengan seorang laki-laki yang sangat dingin dan arogan. Apalagi pertemuan mereka didasarkan atas keterpaksaan dari salah satu pihak. Dimana Aleysa tidak bisa menolak permintaan yang satu ini. Suatu hari sang Ayah dari Aleysa mengalami sebuah kecelakaan tabrak mobil. Dan yang menabraknya adalah laki-laki dingin dan arogan itu yang bernama Hans Kendric. Atau biasa di panggil dengan sebutan Hans. Walaupun laki-laki itu memiliki sifat yang dingin dan arogan, tetapi dia masih bisa bertanggung jawab atas apa yang sudah dilakukannya. Beberapa lama kemudian setelah Ayah Aleysa sadarkan diri, Hans memohon supaya dirinya tidak di masukkan ke dalam penjara. Bahkan Hans sempat menawarkan sejumlah uang dengan nominal yang sangat besar kepada Ayah Aleysa supaya kasus ini tidak di perpanjang lagi. Karena itu semua bisa merusak nama baik diri dan keluarganya yang sudah mereka jaga dengan susah payah sampai saat ini. Hingga akhirnya Ayah dari Aleysa mengabulkan permintaannya itu dengan satu syarat. Syaratnya itu adalah Hans harus menikah dengan anak sulungnya. Yaitu Aleysa di hadapannya langsung. Tidak ada pilihan lain, Hans pun menyetujuinya walaupun sebenarnya dia tidak mencintai Aleysa sedikitpun. Begitupun sebaliknya. Selang beberapa menit ketika Hans sudah menikahi Aleysa, Ayah dari Aleysa menghembuskan nafas terakhirnya. Dia sempat berpesan kepada Hans, "Jaga Putri sulung saya sebaik mungkin. Jangan pernah kamu sakiti dia." Tetapi kenyataannya Hans tidak bisa menjaga amanah terakhir dari Ayah Aleysa. Hans terus menyakiti hati Aleysa dengan cara bermain api dengan wanita lain di depan mata Aleysa secara terang-terangan. Wanita itu adalah kekasih Hans yang sudah menjalin hubungan lama dengan Hans. Dan wanita itu tidak lain adalah sekertaris pribadinya sendiri di kantor. Namun kini Hans sudah terlanjur menikah dengan Aleysa. Walaupun begitu Hans masih terus bermain api dengan kekasihnya yang bernama Emily. Karena Hans benar-benar sangat mencintai Emily. Selama ini tidak ada wanita lain yang bisa mengambil hati Hans kecuali Emily. Emily juga tidak akan pernah meninggalkan Hans. Selain karena Hans adalah kekasihnya terlebih dahulu daripada Aleysa, Emily juga tidak akan rela meninggalkan seorang CEO perusahaan besar ternama yang kaya raya nan tampan itu. Emily terus menyakiti Aleysa dengan berbagai macam cara supaya Aleysa menyerah untuk menjadi istri Hans. Tetapi sayangnya semua yang dilakukan oleh Emily itu selalu saja gagal. Karena Aleysa terus berusaha untuk menjaga pernikahannya dengan Hans walaupun dia selalu di sakiti oleh Emily bahkan oleh Hans sekalipun.

Arummsukma · Fantasie
Zu wenig Bewertungen
47 Chs

Pertemuan Pertama

"Pasti Emily suka sama liontin ini," ucap Hans di dalam hatinya.

Ternyata Hans membelikan liontin indah itu untuk Emily. Hans ingin memberikan kepdanya sebagai ucapan permintaan maaf kepadanya atas apa yang sudah dilakukan oleh Nenek dan keluarganya yang lain kepada Emily. Ketika Emily di usir dari rumah Hans pada malam itu.

Harga liontin itu padahal tidak main-main. Liontin itu di bandrol dengan harga 1 milyaran. Tetapi Hans tetap membelikannya untuk Emily. Karena yang terpenting bagi Hans kali ini adalah mendapatkan kata maaf dari Emily dan bisa memperbaiki hubungannya dengan Emily. Hans memang rela melakukan apa saja demi Emily. Tetapi tidak berlaku untuk Aleysa.

"Saya ambil liontin ini ya Mba satu."

"Oh iya Mas, boleh. Sebentar ya saya siapkan dulu."

"Iya Mba."

Penjual itu pun langsung menyiapkan liontin yang di pilih oleh Hans. Mulai dari liontin nya yang di masukkan ke dalam tempat perhiasan yang mewah hingga surat-suratnya. Setelah itu Hans langsung pergi untuk menemui Emily. Karena Hans ingin mendapatkan kata maaf dari Emily akibat sikap Neneknya semalam yang sudah membuat Emily marah kepadanya.

Sedangkan Aleysa saat ini sedang mencari keberadaan Catline. Aleysa tidak bisa tinggal diam di rumah begitu saja ketika adik satu-satunya pergi tanpa tujuan. Aleysa mencoba mencarinya dengan berjalan kaki menyusuri arah pemakaman Ayahnya. Tetapi setibanya di sana Aleysa tidak menemukan keberadaan Catline.

"Ya ampun. Bahkan di makam Ayah aja kamu ga ada. Kamu dimana si dek? Jangan bikin kakak khawatir seperti ini dong dek. Kemana lagi ya dia pergi? Dia kan ga punya siapa-siapa selain aku," pikir Aleysa di dalam hatinya.

Karena Aleysa sudah terlanjur berada di makam Ayahnya, Aleysa memilih untuk mengirimkan do'a untuk Ayahnya. Aleysa mengusap baru nisan Ayahnya sambil menangis.

"Ayah. Ayah maafin Aleysa yang ga bisa jaga Catline dengan baik. Maafin Aleysa karena Aleysa belum bisa menjadi kakak yang baik untuk Catline."

Seperti itu lah ungkapan Aleysa kepada Ayahnya yang sudah meninggal. Aleysa meminta maaf kepada makam Ayahnya karena dia merasa tidak bisa menjaga sang adik. Setelah itu Aleysa memilih untuk melanjutkan perjalannya mencari Catline. Aleysa sebenarnya tidak tahu harus mencari Catline kemana lagi. Tetapi langkah Aleysa terus menelusuri jalan sambil mencari keberadaan Catline.

Ketika sedang berjalan, tiba-tiba saja ada seorang preman yang datang menghampiri Aleysa. Preman itu langsung merebut paksa tas milik Aleysa. Aleysa berusaha untuk mempertahankan tas miliknya itu. Tetapi yang ada Aleysa justru terjatuh dan meringis kesakitan.

"Lepasin. Jangan ambil tas saya. Tolong. Aw," teriak Aleysa.

Preman tadi yang sudah berhasil mengambil tas milik Aleysa tiba-tiba saja memberhentikan langkahnya. Dia justru kembali ke hadapan Aleysa.

"Kamu ga apa-apa?" tanyanya.

"Kamu kenapa kembali lagi ke sini? Kamu kan udah berhasil ambil tas saya."

"Saya ga tega aja liat ada seorang perempuan yang kesakitan seperti ini. Sini, biar saya bantu."

Orang itu mengulurkan tangannya untuk membantu Aleysa berdiri. Tetapi Aleysa hanya melihatnya sambil bertanya-tanya di dalam hatinya.

"Kenapa dia ga jadi ambil tas aku ya? Kenapa dia juga justru tolongin aku? Aneh banget," pikir Aleysa di dalam hatinya.

"Dia? Dia itu kan cewek yang ada di foto bersama dengan Hans. Iya, dia itu istrinya Hans," pikir Ershad di dalam hatinya.

"Ayo. Kamu masih mau duduk di sana emangnya?" ucap Ershad kepada Aleysa. Akhirnya Aleysa menerima uluran tangan darinya.

"Makasih."

"Ini, tas nya aku kembalikan. Maaf ya udah mau ambil tas kamu sampai kamu terjatuh seperti itu."

"Iya, ga apa-apa. Emangnya kalo boleh tau kenapa si kamu sampai mencopet seperti ini? Kamu itu kan masih mudah. Kamu masih bisa bekerja dengan cara yang baik."

"Iya aku tau. Tapi cari kerjaan di zaman sekarang itu ga mudah. Aku udah berusaha cari kerjaa ke sana-sini tapi belum ada yang terima aku. Sedangkan ada seorang anak yang harus aku nafkahi."

Aleysa terdiam sejenak setelah mendengar penjelasan dari Ershad. Aleysa merasa kasihan kepadanya. Padahal yang dimaksud dengan Ershad itu bukan lah anak kandungnya. Tetapi anak kandung dari Emily yang sudah dia anggap sebagai anak kandungnya sendiri.

"Kasihan juga orang ini. Sebenarnya dia itu orang yang baik. Tapi sayangnya keadaan yang membuat dia menjadi seperti ini," ucap Aleysa di dalam hatinya.

Aleysa langsung membuka tas miliknya dan mengeluarkan uang dari dalam dompetnya. Kemudian dia berikan kepada Ershad.

"Ini aku ada uang sedikit buat kamu. Kamu terima ya."

"Engga. Ga usah."

"Ga apa-apa. Ini kan aku yang mau kasih ke kamu. Daripada cara kamu salah seperti tadi. Ini kan juga untuk anak kamu. Kamu terima ya."

Ershad hanya terdiam.

"Ternyata istrinya Hans ini baik banget. Udah gitu cantik lagi. Beruntung banget sebenarnya Hans punya istri seperti dia. Tapi kenapa dia justru masih tetap mau sama Emily ya? Mungkin karena dia belum tau kalo Emily itu sebenarnya sudah mempunyai seorang anak dari pernikahannya yang dulu," pikir Ershad di dalam hatinya.

Ketika Ershad sedang melamun, Aleysa langsung menyadarkan lamunannya.

"Hallo. Kenapa melamun aja? Udah ini terima aja uangnya. Oh iya, ini ada kartu nama aku. Kamu mau ga kerja sama aku? Jadi asisten aku gitu?"

"Kamu serius?"

"Iya aku serius. Nanti aku bicarakan lagi tapi ya sama suami aku. Yang penting ini diambil aja dulu ya uangnya."

"I... Iya. Terima kasih banyak ya."

"Iya, sama-sama."

"Oh iya, kamu mau kemana? Biar aku antar kamu aja ya. Jadi anggap aja aku udah mulai kerja sama kamu dengan bayaran uang yang kamu kasih ke aku ini."

"Boleh," jawab Aleysa dengan senyumannya yang sangat indah. Kemudian setelah itu Aleysa menjelaskan akan kemana dirinya kali ini.

"Sebenarnya aku juga ga tau mau kemana sekarang ini. Karena aku itu sebenarnya lagi cari adik aku yang kabur dari rumah. Aku ga tenang kalo adik aku belum di temukan. Karena adik aku itu udah ga punya siapa-siapa. Ga kebayang aku jadinya seperti apa dia di luaran sana."

"Ya ampun. Emangnya kenapa dia bisa sampai kabur dari rumah?"

"Ada masalah keluarga yang ga bisa aku ceritain."

"Yaudah kalo gitu boleh aku minta fotonya? Biar aku aja yang cari. Kamu pulang aja ke rumah. Kasihan sepertinya kamu udah kelelahan."

"Ini dia foto adik aku."

Aleysa langsung memberikan foto Catline kepada Ershad. Setelah itu Ershad lah yang melanjutkan mencari keberadaan Catline. Sedangkan Aleysa pulang ke rumahnya. Karena sebenarnya keadaan Aleysa saat ini juga sudah tidak memungkinkan lagi. Karena Aleysa sudah mencari keberadaan Catline dari pagi sampai sore seperti ini tetapi Catline belum juga di temukan sampai sekarang.

-TBC-