Jesica lebih banyak menghabiskan waktu di kamarnya. Sejak ia kembali dari rumah sakit, ia memilih untuk diam di kamar dan mengurung diri. Tidak jarang Andi dan Rini memergoki Jesica sedang melamun sambil mengusap perutnya yang mulai membuncit. Rasa sesal mulai mendera pasangan suami istri itu. Seribu kata seandainya mulai terlintas. Tapi, mereka tidak bisa berbuat apapun.
Dan, siang Deswita tiba-tiba saja datang. "Wit, angin apa yang membawamu kemari?" tanya Andi sedikit sinis. Deswita hanya mendengus dan memicingkan matanya.
"Apa aku tidak boleh menjenguk menantuku? Selama Damian belum mengucapkan talak, dia masih menantuku kan?"
"Tapi, dia tidak pernah diperlakukan seperti istri oleh suaminya," sahut Rini kesal.
"Kalian yang tidak pernah mengajari anak kalian untuk belajar menjadi istri yang baik, bagaimana bisa dia menarik hati anakku? Coba dipikir baik- baik, salah siapa?! Beres- beres rumah tidak bisa, apalagi memasak. Kalian tidak pernah mengajari anak kalian?!"
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com