Mari kita bicara nanti

Xu Feng tidak bisa menahan rasa frustrasi ketika memikirkan bagaimana orang-orang memperlakukan Bai Mo berdasarkan situasi yang di luar kendalinya.

Jauh di luar kendalinya.

Tidak adil bagaimana mereka menilainya karena kisah cinta tragis antara orang tuanya—yang sama sekali tidak berkaitan dengan pilihan atau tindakannya sendiri. Meskipun mereka mengakui potensi besar yang dimiliki Bai Mo, statusnya sebagai seorang yatim piatu kemungkinan besar akan menutupi segalanya.

Sikap sempit pikiran ini hanya memperkuat tekad Xu Feng untuk menyembunyikan bakat luar biasa Bai Mo dari mereka yang akan meremehkannya. Mereka tidak layak mendapatkan dia atau hati baiknya.

Xu Feng mengagumi rekan yatim piatunya itu dan tidak bisa menahan rasa bangga atas bakatnya.

Dia berharap tidak ada seorang pun di generasi mereka yang secerdas atau sepintar Bai Mo di Keluarga Bai dan Deng.