webnovel

Chapter 15- Serangan Ke Surga

Setelah pertemuan yang penuh semangat dan ambisi, Aryan segera memulai persiapan untuk serangan ke Surga. Ia tahu bahwa langkah ini akan menentukan tidak hanya nasib Neraka, tetapi juga kekuasaannya sendiri. Dengan semangat baru, ia memanggil jenderal dan komandan untuk merencanakan strategi lebih mendalam.

Di ruang pertemuan yang sama, Aryan berdiri di depan peta besar yang menunjukkan posisi Surga dan wilayah-wilayah sekitarnya. "Kita tidak hanya akan menyerang; kita akan menciptakan ketidakpastian di antara mereka. Surga akan merasakan kehadiran kita bahkan sebelum kita beraksi."

Lysander, yang selalu siap berperang, berkata, "Tapi kita harus berhati-hati. Jika mereka menyadari rencana kita terlalu cepat, kita akan menghadapi serangan balasan yang besar."

Aryan mengangguk. "Itu sebabnya kita perlu menggunakan intelijen yang telah kita kumpulkan. Setiap gerakan kita harus diperhitungkan dengan cermat. Kita akan memecah pasukan malaikat dan mengeksploitasi titik lemah mereka."

Salah satu komandan, Arin, mengusulkan, "Bagaimana jika kita mulai dengan mengganggu jalur suplai mereka? Menghancurkan sumber daya mereka bisa melemahkan kekuatan mereka sebelum pertempuran besar dimulai."

Aryan tersenyum, menyukai ide itu. "Brilliant. Kita akan mengirimkan kelompok kecil untuk melakukan sabotase. Sementara itu, pasukan utama kita akan bersiap untuk serangan penuh."

Mereka menghabiskan berjam-jam merumuskan rencana, membagi tanggung jawab di antara para pemimpin. Aryan merasa semakin kuat saat melihat semangat dan kerjasama di antara mereka. Namun, di balik semua itu, bayang-bayang keraguan dan ketakutan masih menghantui pikirannya.

Setelah pertemuan, Aryan kembali ke ruang kerjanya. Dia duduk di takhta, memandangi langit malam yang gelap. "Apakah ini semua layak?" tanyanya pada dirinya sendiri. "Apakah kekuasaan yang kuinginkan akan membawaku pada kehampaan?"

Saat merenung, suara bisikan kembali menggema dalam pikirannya. "Kekuatan yang kau cari akan mengorbankan banyak. Siapkah kau menghadapi konsekuensinya?"

Aryan mengatur napas, bertekad untuk tidak membiarkan ketakutan menghentikannya. "Aku akan menjadi raja," bisiknya pada diri sendiri. "Dan aku akan melakukan apa pun untuk mencapainya."

Beberapa hari kemudian, saat pasukan bersiap untuk berangkat, Aryan mengumpulkan mereka untuk memberikan pidato motivasi. "Kita berdiri di ambang sejarah. Apa yang kita lakukan sekarang akan mengubah nasib kita selamanya. Kita bukan hanya prajurit—kita adalah penakluk."

Sorakan membahana di antara para iblis, semangat mereka kembali menyala. Aryan merasakan energinya meningkat. "Ingat, kita tidak hanya melawan malaikat; kita melawan semua yang menganggap kita rendah. Kita akan menunjukkan pada dunia bahwa Neraka bukan tempat yang bisa diremehkan."

Dengan langkah yang mantap, Aryan memimpin pasukannya ke pertempuran. Di luar batas Neraka, mereka melintasi medan yang keras, bersiap untuk mengguncang fondasi Surga. Setiap langkah yang diambil Aryan dipenuhi dengan harapan dan ketegangan.

Akhirnya, saat mereka mencapai batas Surga, Aryan menghentikan pasukan. Dia melihat ke arah cakrawala yang dipenuhi cahaya. "Kita berada di titik balik. Kekuatan kita akan diuji, tetapi kita tidak boleh mundur. Siapa pun yang berdiri di jalan kita akan merasakan amarah kita."

Dengan komando yang mantap, Aryan memimpin serangan pertama, mengejutkan penjaga Surga dengan keberanian dan kecepatan. Suara pertempuran mulai menggema, dan Aryan merasakan darahnya mendidih. Di dalam hatinya, dia tahu bahwa ini adalah momen yang telah ia tunggu-tunggu—momen di mana ia akan menunjukkan bahwa dia adalah raja yang layak, sekaligus mengukuhkan posisinya di kedua dunia.

Saat pertempuran berkecamuk, Aryan merasakan beban kekuasaan yang kini lebih nyata dari sebelumnya. Dia tahu bahwa keputusan yang diambilnya akan berdampak jauh lebih besar daripada yang pernah dia bayangkan. Dan di tengah-tengah kekacauan, dia bertekad untuk tidak hanya menjadi tirani, tetapi juga penguasa yang tak tertandingi.

Nächstes Kapitel