webnovel

Chapter 3 - Kembali nya Ke Kegelapan

Dengan semangat baru dan pengetahuan yang diperolehnya dari para malaikat, Aryan merasa lebih siap untuk menghadapi kegelapan. Dia tahu bahwa untuk menguasai kekuatannya, dia harus memahami dan menghadapi sisi yang lebih gelap dari perbatasan ini. Setelah mengucapkan selamat tinggal kepada para malaikat, ia bertekad untuk kembali ke sisi neraka.

Langkahnya terasa lebih mantap saat ia melintasi jalan setapak yang familiar. Suara gemuruh dan teriakan kembali terdengar, menyambutnya dengan suasana yang penuh ancaman. Namun, kali ini, ia tidak merasa gentar. Ia tahu bahwa kekuatan yang dimilikinya adalah alat, dan bagaimana ia menggunakannya adalah keputusan yang harus ia buat.

Setelah beberapa saat, Aryan tiba di area di mana ia pertama kali bertemu dengan makhluk-makhluk iblis. Ia melihat kelompok iblis sedang berkumpul, tetapi kali ini mereka tampak lebih terorganisir. Pemimpin yang sebelumnya ia lihat, makhluk bertanduk besar, berdiri di tengah dan mengarahkan pasukannya.

"Rencana kita akan segera dilaksanakan!" teriak pemimpin itu. "Kita akan menyerang wilayah surga dan mengambil kembali apa yang menjadi hak kita!"

Aryan merasakan dorongan untuk mengintervensi, tetapi ia menahan diri. Ia ingin mempelajari lebih lanjut tentang rencana mereka sebelum bertindak. Ia mengintip dari balik semak-semak, menunggu saat yang tepat.

Satu iblis kecil tiba-tiba melangkah maju, tampak bersemangat. "Tapi, pemimpin! Bagaimana jika kita menghadapi kekuatan baru dari manusia yang sebelumnya mengalahkan kita?"

Mendengar kata-kata itu, Aryan merasa tertegun. "Mereka masih membicarakanku? Aku harus menggunakan ini untuk keuntunganku."

Ketika pemimpin iblis itu merespons dengan ketidakpedulian, Aryan mengambil langkah berani. Ia melangkah keluar dari tempat persembunyiannya, memperlihatkan dirinya di hadapan makhluk-makhluk itu.

"Jika kalian ingin menyerang, aku akan menghadapi kalian!" teriaknya, suaranya menggema dalam kegelapan.

Makhluk-makhluk iblis terkejut, tetapi pemimpin itu segera mengalihkan perhatian. "Ah, manusia! Kau berani muncul lagi? Apa yang kau inginkan?"

"Aku datang untuk menantang kekuatan kalian," jawab Aryan dengan penuh keyakinan. "Bukan untuk membunuh, tetapi untuk membuktikan bahwa ada cara lain untuk mencapai kekuatan."

Iblis-iblis itu saling berpandangan, kebingungan dan ketertarikan terlukis di wajah mereka. Pemimpin itu mengerutkan keningnya. "Apa maksudmu?"

"Daripada berperang dan saling menghancurkan, mengapa kita tidak berkolaborasi? Kekuatan yang aku miliki bisa membantu kalian memahami apa yang hilang dari sisi kegelapan," Aryan menjelaskan, berusaha menunjukkan sisi positif.

Pemimpin itu tampak ragu, tetapi rasa penasaran tampak di matanya. "Kau memiliki kekuatan untuk menyerap? Apa yang kau tawarkan bisa memberi kita keuntungan?"

"Ya, tetapi tidak hanya untuk kekuatan," Aryan mengedipkan mata. "Jika kita bisa menggabungkan kekuatan, kita bisa menciptakan sesuatu yang lebih besar. Kita tidak perlu terjebak dalam siklus kebencian."

Setelah beberapa detik menimbang, pemimpin itu mengangguk. "Baiklah, aku akan memberimu kesempatan. Jika kau bisa membuktikan bahwa kekuatanmu lebih dari sekadar serakah, mungkin kita bisa bekerja sama."

Aryan merasakan dorongan baru. Ini adalah kesempatan untuk membuktikan bahwa ia tidak hanya seorang yang serakah, tetapi juga bisa menjadi pemimpin yang bijaksana. "Beri aku waktu untuk membuktikannya," katanya.

Pemimpin iblis melangkah maju, mengulurkan tangannya. "Satu kesempatan, manusia. Jangan sia-siakan."

Aryan meraih tangan itu, merasakan getaran energi yang kuat mengalir antara mereka. Dia tahu bahwa ini adalah langkah awal menuju keseimbangan antara cahaya dan kegelapan.

Saat mereka berdua berdiri di tengah-tengah kegelapan, Aryan merasa ada sesuatu yang baru tumbuh dalam dirinya—sebuah harapan. Mungkin, bersama-sama, mereka bisa mengubah cara pandang antara kedua dunia ini.

Petualangan ini baru saja dimulai, dan Aryan bersiap untuk menggali lebih dalam, tidak hanya dalam pencarian kekuatan, tetapi juga dalam pencarian jati dirinya yang sebenarnya.

Nächstes Kapitel