webnovel

Chapter 12 - Jalan Menuju Cahaya

Dengan kristal baru di tangan, Irian dan timnya meninggalkan gua yang kini dipenuhi dengan cahaya. Naga purba, yang kini menjadi sekutu mereka, mengikuti di belakang, memberikan perlindungan dan kebijaksanaan.

"Kita harus segera menuju tempat yang aman untuk menyimpan kristal ini," Irian berkata, menatap peta. "Selanjutnya, kita harus mencari kristal terakhir sebelum menghadapi ancaman yang lebih besar."

Fenris mendekat, tampak bersemangat. "Aku merasa kekuatan kita semakin kuat. Kita bisa mengatasi apa pun yang datang."

Mereka melintasi Hutan Terlarang, namun ketegangan masih menggelayuti udara. Irian tidak bisa melupakan pertempuran yang baru saja mereka lalui. Dalam perjalanan, dia merenungkan perubahan yang terjadi pada naga.

"Kau benar-benar berbeda sekarang," Irian berkata kepada naga. "Apa yang kau rasakan setelah kita melawan?"

"Rasa syukur," naga itu menjawab dengan nada lembut. "Kau telah membuka mataku terhadap kegelapan yang menguasai jiwaku. Sekarang, aku ingin melindungi dunia ini seperti yang kau lakukan."

Mereka tiba di tepian hutan, di mana medan mulai terbuka. Di kejauhan, Irian melihat puncak gunung yang menjulang tinggi, tempat kristal terakhir diyakini berada. "Itu dia," ia menunjuk. "Kita harus berangkat ke sana."

Namun, sebelum mereka bisa melangkah lebih jauh, suara gemuruh tiba-tiba mengguncang tanah. Sebuah bayangan besar melintas di atas mereka, dan ketika mereka meneng抯, mereka melihat sosok hitam yang melayang di udara—sebuah makhluk gelap yang terlihat jauh lebih besar daripada Sang Penghancur.

"Tidak… ini tidak bisa jadi!" Kira terkejut, menggapai tongkat sihirnya. "Itu adalah Shadow Titan! Kita harus bersiap!"

Irian merasakan jantungnya berdegup kencang. "Tim, kita harus bersatu! Jangan biarkan rasa takut menguasai!"

Shadow Titan mengeluarkan raungan mengerikan, menyebarkan aura kegelapan yang melanda seluruh area. "Kalian yang berani melawan kegelapan, tidak akan pernah bisa menghentikanku!" suaranya menggelegar, membuat tanah bergetar.

"Fenris, bersiap!" Irian memerintahkan, mengangkat kristal yang baru mereka ambil. "Kita akan memanfaatkan kekuatan ini!"

Mereka bersiap untuk bertarung, dan Irian merasakan kekuatan dari semua makhluk yang telah dijinakkan kembali mengalir dalam dirinya. "Bersama, kita bisa mengalahkan makhluk ini!"

Fenris melompat ke depan, menyerang dengan gigitan tajam, sementara Garron meluncurkan pedang ke arah Titan. "Ayo, serang bersamaan!" Garron berteriak.

Kira melepaskan sihir, menciptakan perisai untuk melindungi tim dari serangan balik Titan. "Aku akan mencoba melemahkan kekuatannya!" ia berseru, mengumpulkan energi sihirnya.

Irian mengarahkan kristal ke arah Shadow Titan. "Kami tidak akan menyerah! Ini adalah kekuatan harapan!"

Cahaya dari kristal meluncur ke arah Titan, tetapi makhluk itu mengangkat tangan raksasanya, menangkis serangan itu dengan gelombang kegelapan yang kuat. "Kalian tidak bisa mengalahkanku! Aku adalah kegelapan itu sendiri!"

Dengan setiap serangan, Irian menyadari bahwa Shadow Titan lebih kuat dari yang mereka duga. Dia mulai merasa kewalahan, tetapi tekadnya tak pernah surut. "Kita harus menemukan cara untuk melawan!" dia berteriak.

"Tunggu!" Kira berseru, tiba-tiba memiliki ide. "Kita bisa mengalihkan perhatian Titan! Jika kita bisa membuatnya fokus pada satu sisi, Irian bisa menggunakan kekuatan penjinakmu untuk menjebaknya!"

Irian mengangguk, berusaha mengatur strateginya. "Kita akan memecah perhatian makhluk ini! Kira, siapkan sihir, Garron dan Fenris, serang dari dua sisi!"

Mereka segera melaksanakan rencana itu. Kira melepaskan serangan sihir yang melintasi udara, menarik perhatian Titan ke arah lain. "Ayo, serang sekarang!"

Garron dan Fenris menerjang dari samping, dan saat Titan berbalik, Irian merasa saatnya telah tiba. Dia mengangkat kristalnya lagi, fokus pada energi di dalam dirinya.

"Sekarang, aku akan menjinakkanmu!" Ia berteriak, mengalirkan energi positif yang kuat. "Rasakan harapan yang kami bawa!"

Cahaya bersinar terang, menyelimuti Titan, yang mulai terhuyung. "Tidak! Apa ini?!" Titan berusaha melawan, tetapi semakin banyak cahaya yang masuk, semakin dia terikat dalam energi yang dihasilkan.

"Teruskan!" Kira berteriak, memberikan dukungan sihirnya. "Kita bisa melakukannya!"

Irian merasakan kekuatan kolektif dari timnya mengalir ke dalamnya. Dia tahu bahwa momen ini adalah kunci untuk mengubah narasi. "Dengar, Titan! Kau tidak perlu berada di kegelapan! Kami menawarkan jalan kembali!"

Dalam sekejap, cahaya itu meledak, mengelilingi Shadow Titan, menciptakan aura positif yang membebaskan makhluk itu dari kegelapan yang mengikatnya. "Aku… bisa merasakannya…" Titan berbisik, suaranya melemah.

Akhirnya, dengan satu dorongan terakhir dari energi kolektif, Titan terjatuh ke tanah, terlepas dari cengkeraman kegelapan. "Aku… bersedia untuk memilih jalanku sendiri."

Irian merasa beban di bahunya terangkat. "Bersama, kita bisa mengatasi kegelapan, bukan hanya untuk kita, tetapi untuk semua makhluk."

Shadow Titan mengangguk, menatap mereka dengan rasa terima kasih. "Kau telah menyelamatkanku dari kegelapan. Aku akan bersamamu dalam perjuangan ini."

Tim Irian merayakan kemenangan mereka, merasa kekuatan baru muncul dalam diri mereka. Dengan dukungan Shadow Titan, mereka bersiap untuk melanjutkan perjalanan ke puncak gunung, mengetahui bahwa mereka sekarang memiliki sekutu yang kuat.

"Kita bisa melakukannya, tim!" Irian berseru, semangat baru menyala dalam dirinya. "Langkah kita berikutnya adalah mengklaim kristal terakhir dan mengakhiri ancaman ini selamanya."

Dengan itu, mereka melanjutkan perjalanan, langkah demi langkah menuju cahaya yang lebih besar, siap menghadapi tantangan terakhir yang menanti di depan.

Nächstes Kapitel