webnovel

Another beautiful girl?

"kenapa aku bisa...."Sona melebarkan matanya, dia tidak menyelesaikan perkataannya karena suara nya tiba-tiba menghilang.

"Kenapa..."

Lagi!.

Suaranya hilang lagi!.

Sona tidak tahu kenapa Suaranya menghilang saat dia ingin memberi tahu sesuatu terhadap Shin.

Shin yang mendengarkan ini memandang Sona dengan aneh karena suara Sona tiba-tiba menghilang.

Dia juga memandang dengan lucu saat mendengar suara seseorang tiba-tiba menghilang.

[Hahahhah!!, Ada apa dengan Gadis ini?, suaranya tiba-tiba menghilang, apakah dia sakit tenggorokan?.]

Cecilia memandang ke arah Shin, karena dia tertawa di dalam hatinya, jangan tertipu oleh wajah tampan yang tampak tenang dan keren.

Nyatanya di dalam hatinya dia tertawa terbahak-bahak.

Cecilia yang pintar tentu saja mengerti, sepertinya bukan hanya dia yang bisa mendengarkan suara hati Shin.

Ada juga gadis bernama Tsubaki yang memandang ke arah Sona sebelum memandang ke arah Shin dengan terkejut.

Sepertinya mereka sekarang mengerti kalau suara itu adalah suara batin Shin yang terdengar di kepala, apalagi shin tidak terlihat membuka mulutnya dan tidak ada fluktuasi sihir.

Sona memandang ke arah Shin dengan kesal, jelas dia tidak sakit tenggorokan atau semacamnya.

Namun Sona hanya bisa menghela nafas, sekarang Sona mengerti, suara itu adalah Suara batin Shin.

Dia tidak mengerti kenapa dia bisa mendengarkannya dan di saat dia ingin memberitahu Shin karena suara batinnya terdengar.

Suaranya akan tiba-tiba menghilang seolah-olah ada yang melarang untuk memberitahu Shin.

Sona juga tadi memperhatikan gerakan gadis bernama Cecilia yang sedang duduk di depannya.

Sepertinya dia juga bisa mendengarkan suara batin nya shin, dia tidak tahu apakah gadis itu sudah mendengarnya dari dulu atau baru-baru ini.

"Em.. Kaichou apakah kamu baik-baik saja?." Kata Tsubaki.

Dia tidak tahu kenapa suara Rajanya menghilang seperti itu.

"Tsubaki, aku baik-baik saja, jangan khawatir." Kata Sona.

Shin menggeleng kepalanya dan menyesap sedikit teh sebelum mengoceh di dalam hatinya yang terdengar oleh gadis-gadis cantik.

[Teh buatan Tsubaki Enak, tetap saja, seperti yang di harapkan dari pahlawan wanita.]

[Mereka cantik seperti di karya aslinya, apalagi melihat secara langsung seperti ini, apalagi pahlawan wanita utama, Rias Gremory.]

[Dia juga cantik, tapi lupakan saja, aku tidak terlalu Ingin dekat dengan Sona, Tsubaki, Rias dan lainnya karena mereka mati otak.]

Bibir Sona dan Tsubaki berkedut, kita mati otak?, keluargamu mati otak!.

Jelas mereka tidak mati otak!.

Jelas mereka tersinggung dengan perkataan di dalam hati Shin.

Padahal Tsubaki sudah senang karena Shin memuji teh buatannya, namun di akhir kalimat membuatnya kesal.

*Batuk!.

Suara batuk siapa itu?, ohhh, itu Cecilia, dia sepertinya tidak nyaman karena tunangannya mengejek mereka.

"Shitori-san, apakah ada yang ingin ditanyakan lagi?." Kata Cecilia dengan senyuman ramah.

"Huh..tidak ada, Tsubaki bawa mereka kelas 2-A." Kata Sona sambil menghela nafas.

"Ya Kaichou, kalau begitu ikuti aku Nouzen-san dan Clarita-san." Kata Tsubaki.

Mereka mengangguk dan berdiri dari tempat duduk untuk mengikuti pantat Tsubaki.

...

"Semuanya sensei ingin kalian mendengarkan!."

Seketika kelas hening dan memperhatikan guru yang mana membuat guru itu mengangguk puas.

"Kita kedatangan 2 murid baru hari ini, jadi sensei Ingin kalian mendengarkan dan memperhatikan oke?."

Para siswa mengangguk sambil melirik pintu kelas dengan penasaran, ada juga yang mengoceh seperti.

"Murid baru? Apakah yang kita temui tadi di gerbang sekolah?."

"Entahlah tapi semoga saja!."

Saat mereka mengoceh dan berbisik-bisik guru tersebut berpura-pura batuk sebelum berkata.

"Nouzen-kun dan Clarita-san, silahkan masuk."

Setelah guru mengatakan itu, pintu kelas terbuka dan seorang pria tampan masuk dengan perempuan cantik di belakangnya.

Mereka berjalan dengan tenang dan berdiri di depan para siswa-siswi yang sedang memperhatikannya dengan keterkejutan di wajah mereka.

"Silahkan perkenalkan diri kalian." Kata Guru.

Shin mengangguk sebelum berkata " Saya Shin Nouzen, berasal dari Denmark, karena ibu saya keturunan jepang, saya memutuskan untuk bersekolah disini, saya harap kita bisa berteman." Kata Shin sambil tersenyum yang mana menyebabkan para siswi tersipu.

Banyak siswa laki-laki yang mendecakkan lidah nya, kenapa tidak? Jelas itu karena wajah nya lebih baik dari mereka.

tidak apa-apa, mereka segera mengalihkan pandanganya ke arah gadis manis yang sedang tersenyum.

Namun mereka ditakdirkan untuk terkena serangan mental karena....

"Saya Cecilia Clarita, saya juga dari Denmark, alasan saya pindah ke sini karena tunangan saya Shin, saya berharap kami rukun" Kata Cecilia sambil tersenyum.

Banyak anak laki-laki yang patah hati mendengar kata "Tunangan" dari mulut Cherry milik Cecilia.

"Sial...dunia sungguh tidak adil.."

"Nasib, nasib, sungguh nasib yang buruk sekali...."

Siswa laki-laki sibuk menyembuhkan diri sendiri, sedangkan siswa perempuan bertanya penasaran.

"Clarita-san, kapak kalian bertunangan?!." kata siswa perempuan.

"Kita sudah bertunangan saat masa kanak-kanak." Kata Cecilia sambil tersenyum.

Saat Cecilia sibuk menjawab berbagai pertanyaan dari siswa perempuan, guru berpura-pura batuk sebelum berkata.

"Nouzen-kun dan Clarita-san, silahkan pilih tempat duduk sesuka kalian."

"Baiklah." Kata Shin sambil berjalan me salah satu meja dekat jendela.

Cecilia hanya mengangguk dan mengikuti Shin, dia duduk di sebelah Shin.

"Baiklah Buka buku pelajaran kalian, kita sekarang akan memulai pelajaran Sosiologi."

Mereka pun membuka pelajaran dan menulis.

....

*Ding Dong!.

Shin yang sedang melihat ke arah jendela dan sesekali berbicara dengan Cecilia berdiri dari tempat duduknya.

"Shin, mau kemana?." Cecilia bertanya dengan penasaran.

"Cecil apa kamu tidak mendengar bel?, lupakan, aku akan melihat sekeliling." Kata Shin.

Cecilia Ingin mengatakan kalau pendengarannya sangat baik, tapi lupakan saja, dia juga berdiri.

"Kalau begitu aku ikut." Kata Cecilia.

"Ayo aja." Kata Shin sambil menggandeng tangan cecil.

Mereka berjalan keluar sambil memamerkan kemesraan, yang mana membuat para siswa merasa masam.

Shin dan Cecilia keluar dari kelas dan mengabaikan ocehan para siswa laki-laki yang iri karena mempunyai tunangan secantik Cecilia.

Sejujurnya Shin tidak peduli dengan ocehan orang-orang itu.

"Baru pertama kali masuk sekolah tapi sudah di benci oleh beberapa siswa laki-laki." Kata Shin dengan ekspresi bosan.

"Hehe~ tapi sekolah dari dunia lain ya?, sebenernya aku masih terkejut kita akan pergi kedua lain seperti ini." Kata Cecilia sambil tersenyum.

"Selain pergi kedua lain, masih banyak yang bisa kulakukan Cecil, penasaran tidak?." Kata Shin.

"Hm~?, aku penasaran, apa saja emang?."

Saat Shin hendak menjawab, entah kenapa dia melihat ke arah atas.

Dia melebarkan matanya sedikit saat melihat gadis cantik di atas yang sedang menatap dirinya.

Gadis itu memiliki Rambut merah indah yang berkilau, mata biru mencolok, sosok ideal, payudara besar, mengenakan seragam perempuan Akademi Kuoh, yang terdiri dari kemeja putih dengan dasi, payudara besarnya tidak bisa di sembunyikan dari seragam sekolahnya.

Shin dan gadis itu sedang saling menatap dengan tenang.

Gadis itu mengamati tubuh Shin dan atas ke bawah seolah-olah tertarik, sebelum tersenyum ke arah nya.

Shin yang ditatap dan senyuman dari gadis itu, melebarkan matanya sedikit.

Kenapa?, senyuman gadis cantik itu indah, Shin sedikit terpesona sebelum tenang kembali karena seseorang memanggilnya.

"Shin? Apa kamu mendengarkan?." Kata Cecilia cemberut.

Dia juga memperhatikan gadis cantik di atas jendela yang sedang menatap ke arah Shin.

Dia tidak cemburu OKE?, yah sedikit, tetapi harus Cecilia katakan, gadis itu tidak diragukan lagi cantik.

Dia bertanya-tanya apakah Shin tertarik terhadapnya?, Cecilia tidak akan menolak jika Shin mempunyai wanita lain.

Kenapa?, itu karena Shin mempunyai gadis lain selain dirinya.

Namun dia juga tidak akan membiarkan Shin mempunyai gadis acak atau pelacur yang Shin temui di jalan dan memungut nya.

"Maaf Cecil, aku tidak mendengarkan, ayo kita lanjutkan dan beri tahu aku apa yang kamu katakan." Kata Shin sambil tersenyum.

"Hah... baiklah ayo kita lanjutkan dan aku akan memberitahumu." Kata Cecilia sambil menghela nafas, namun dia langsung tersenyum dan memberi tahu Shin.

Mereka berbicara sambil berjalan.

Nächstes Kapitel