webnovel

Chapter 1 kebijaksanaan Eps 1

SENI MANAJEMEN

 

Bersikaplah toleran, tetapi jangan membuat orang lain memanfaatkan sikap toleranmu; bertindaklah cerdik, tetapi pertimbangkan orang lain. Berikanlah kelebihan yang kau miliki supaya dapat membangun iktikad baikmu; jangan menyia- nyiakan maksud baik orang lain sehingga kau dapat memelihara persahabatan yang baik.

 

-Vegetable Roots

 

 

 

Membakar Surat-Surat Rahasia Cao Cao, penguasa Wei pada Periode Tiga Kerajaan yang dilukiskan dalam Bab 18, sedang berseteru dengan Jenderal Yuan Shao untuk menguasai China utara. Ia mengalahkan Yuan dalam per- tempuran besar di Guandu yang sekarang ini adalah Provinsi Henan. Setelah pasukannya menguasai Yuan, penasihatnya menemukan file resmi korespondensi rahasia antara Yuan Shao dan banyak pejabat dalam pasukan Cao Cao yang hendak berkhianat dan memberikan loyalitas mereka pada Yuan. Penasihatnya menyarankan agar para pejabat itu ditangkap dan dihukum mati karena berkhianat. Cao Cao berpikir lain.

 

"Ketika Yuan Shao kuat, saya pun takut kepadanya. Bagaimana saya dapat menyalahkan yang lain?"

 

Ia memerintahkan semua surat itu dibakar dan tidak ada tindakan lebih lanjut mengenai hal itu.

 

Pada waktu itu, Yuan Shao masih mengusai daerah yang luas Di utara. Perseteruan untuk memperebutkan kekuasaan belumlah usai. Cao mengerti bahwa jika ia memulai investigasi, akibatnya bisa menge- rikan. Orang-orang yang diselidiki bisa jadi melawannya. Sebaliknya, membakar surat-surat itu akan memperlihatkan kebesarannya dan merebut hati mereka yang telah melakukan surat-menyurat rahasia dengan Jenderal Yuan Shao.

 

Akhirnya, Yuan Shao dikalahkan oleh Cao Cao.

 

Komentar: Seseorang tidak dapat memimpin tanpa loyalitas. Tetapi, loyalitas adalah masalah kompleks yang punya banyak as- pek. Hampir mustahil untuk mengetahuinya tanpa benar-benar diuji.

 

Sejauh setiap orang mencintai pemenang, untuk mendapatkan loyalitas, orang harus meraihnya. Loyalitas tidaklah selalu bersifat timbal balik. Tetapi mengharapkan orang lain untuk loyal, Anda harus bertindak seakan-akan mereka telah loyal.

 

 

 

 

KECERDIKAN YANG CEPAT

 

Mereka yang belajar untuk menghargai kesehatan setelah sakit dan belajar untuk menghargai kedamaian setelah perang tidaklah bijaksana. Mereka yang dapat melihat ke depan dan mengantisipasinya, itulah yang benar-benar bijaksana. -Vegetable Roots

 

 

 

Irama Genderang

Pada tahun 684 S.M., Negara Qi mengumumkan perang terha- dap Negara Lu. Peperangan terjadi di Changshao yang sekarang ini berlokasi dekat Laiwu, Provinsi Shandong.

 

Seorang pria bernama Cao Gui mengadakan pertemuan dengan Bangsawan Zhuang, penguasa Negara Lu. Seorang temannya berkata, "Sang bangsawan mempunyai penasihat yang sedang membuat ren- cana perang, kenapa kau mau terlibat?"

 

"Orang-orang itu berpikiran pendek," jawab Cao Gui. "Mereka tidak sesuai untuk pekerjaan ini."

 

Ketika ia bertemu dengan sang bangsawan, Cao bertanya, "Yang Mulia, dengan apakah Anda akan mengalahkan musuh?"

 

"Saya mempunyai pengikut yang setia. Mereka mendukung saya karena saya berbagi semua yang saya miliki dengan mereka dan saya tidak menyimpannya untuk diri saya sendiri."

 

"Tetapi, mereka hanyalah minoritas. Rakyat kebanyakan mungkin tidak selalu setia pada Anda."

Ketika saya berdoa kepada Tuhan, saya lebih mengandalkan ketulusan saya daripada korban yang diberikan."

 

"Ketulusan yang demikian mungkin tidak menggerakkan Tuhan. Tidak ada jaminan bahwa Dia akan memberkati Anda."

 

"Meskipun saya tidak dapat mempelajari semua perkara hukum, saya sudah berusaha dengan sebaik-baiknya untuk bersikap adil dan masuk akal."

 

"Bagus! Ini adalah kualitas yang akan memenangkan kesetia- an rakyat," jawab Cao Gui. "Anda dapat melawan musuh sekarang. Mohon jadikan saya penasihat Anda."

 

Raja lantas meminta Cao Gui untuk bersama dengannya naik kereta perang.

 

Ketika kedua pasukan berbaris di Changshao, Bangsawan Zhuang hampir memberi perintah untuk menabuh genderang untuk menandai serangan.

 

"Tunggu sebentar," Cao Gui menghentikannya.

 

Sewaktu tentara Qi menabuh genderangnya, Bangsawan Zhuang sudah siap untuk menjawab, tetapi sekali lagi ia dihentikan oleh Cao. Pasukan dari Negara Lu diberi perintah untuk menunggu.

 

Setelah musuh menabuh genderang ketiga kalinya, Cao Gui ber- kata, "Sekarang bunyikan genderang!"

 

Dalam peperangan ini, pasukan Qi terkalahkan dan mulai mundur. Bangsawan Zhuang hampir memerintahkan pasukannya untuk mengejar musuh.

 

"Tunggu sebentar," kata Cao. la turun dari kereta perangnya, jalan berkeliling untuk mengamati jejak roda dan kuda musuh yang melarikan diri. Kemudian, ia berdiri di atas kereta perangnya, melihat

 

musuh mundur.

 

"Baiklah. Kejarlah mereka," katanya.

 

Pasukan Negara Lu mengejar musuh sampai sepuluh mil jauhnya dan memenangi pertempuran ini.

Ketika perang sudah selesai, sang bangsawan memanggil Cao Gui untuk menjelaskan taktiknya.

 

"Hasil dari peperangan tergantung dari energi dan keberanian pasukan. Ketika mendengar genderang ditabuh untuk yang pertama kalinya, semangat perang tergerak. Musuh bersemangat tinggi, tetapi kita tetap diam dan tidak menanggapi mereka. Setelah mendengar genderang ditabuh kedua kalinya, moral dari musuh masih tinggi tetapi tidak setinggi yang pertama. Sekali lagi, kita juga tidak me- nanggapi. Ketika genderang ditabuh untuk yang ketiga kalinya, se- mangat mereka sudah hampir lenyap. Tetapi, emosi yang terkumpul membuat pasukan kita lebih kuat. Itulah sebabnya kenapa kita ber- hasil mengalahkan mereka. Sekarang pasukan Qi ketakutan. Kita harus waspada akan kemungkinan adanya jebakan meskipun mereka sedang terpukul mundur. Maka, saya turun dari kereta saya untuk mengamati jejak roda dan kuda. Ketika saya melihat pola kacau balau yang ditinggalkannya dan bendera yang dibuang ke segala penjuru, saya merasa yakin tidak ada trik dalam mundurnya mereka. Maka, saya memerintahkan untuk mengejar mereka."

 

Komentar: Ini adalah salah satu pertempuran yang termasyhur da- lam sejarah China. Cerita ini juga merupakan cerita klasik China pertama yang saya baca ketika saya masih berusia sepuluh tahun. Dalam mengerjakan banyak hal, ada semacam mukjizat ke- tika melakukan upaya pertama. Segala sesuatu yang dilakukan se- sudahnya cenderung telah kehilangan kesan mistis yang muncul sebelumnya. Ketika perang sudah selesai, sang bangsawan memanggil Cao Gui untuk menjelaskan taktiknya.

 

"Hasil dari peperangan tergantung dari energi dan keberanian pasukan. Ketika mendengar genderang ditabuh untuk yang pertama kalinya, semangat perang tergerak. Musuh bersemangat tinggi, tetapi kita tetap diam dan tidak menanggapi mereka. Setelah mendengar genderang ditabuh kedua kalinya, moral dari musuh masih tinggi tetapi tidak setinggi yang pertama. Sekali lagi, kita juga tidak me- nanggapi. Ketika genderang ditabuh untuk yang ketiga kalinya, se- mangat mereka sudah hampir lenyap. Tetapi, emosi yang terkumpul membuat pasukan kita lebih kuat. Itulah sebabnya kenapa kita ber- hasil mengalahkan mereka. Sekarang pasukan Qi ketakutan. Kita harus waspada akan kemungkinan adanya jebakan meskipun mereka sedang terpukul mundur. Maka, saya turun dari kereta saya untuk mengamati jejak roda dan kuda. Ketika saya melihat pola kacau balau yang ditinggalkannya dan bendera yang dibuang ke segala penjuru, saya merasa yakin tidak ada trik dalam mundurnya mereka. Maka, saya memerintahkan untuk mengejar mereka."

 

Komentar: Ini adalah salah satu pertempuran yang termasyhur da- lam sejarah China. Cerita ini juga merupakan cerita klasik China pertama yang saya baca ketika saya masih berusia sepuluh tahun. Dalam mengerjakan banyak hal, ada semacam mukjizat ke- tika melakukan upaya pertama. Segala sesuatu yang dilakukan se- sudahnya cenderung telah kehilangan kesan mistis yang muncul sebelumnya.

 

 

 

Pikiran yang Luas

 

Bing Ji memulai kariernya sebagai petugas hukum junior di bawah Kaisar Wu dari Dinasti Han. Ia akhirnya diangkat sebagai perdana menteri oleh Kaisar Xuan, cicit Kaisar Wu. Bing Ji adalah orang yang toleran dan sangat mudah diajak bekerja sama karena ia selalu melaksanakan tugasnya dengan rendah hati dan sangat efisien. Jika ada bawahannya yang melakukan kesalahan, ia tidak akan memecatnya. Paling parah, ia akan mengirim orang itu untuk "libur panjang". Dan, ia tidak akan memanggil orang itu lagi.

 

"Ketika beberapa anak buah Anda mencari keuntungan pribadi secara sembunyi-sembunyi, bagaimana Anda, sebagai perdana men- teri, bisa mengabaikan apa yang mereka lakukan?" tanya salah seorang tamu kepadanya.

 

"Saya adalah pejabat paling tinggi di negeri ini," kata Bing Ji. "Jika saya menyelidiki tingkah laku orang-orang yang bekerja untuk saya, saya memandangnya sebagai langkah tak terpuji."

 

Maka ia selalu mencoba untuk menutupi kesalahan dan kelemahan anak buahnya, tetapi membuat mereka mengetahui kekuatan dan kelemahan mereka.

 

Sopir keretanya terkenal suka minum. Kadang kala kegiatan mi- numnya mempengaruhi pekerjaannya. Pernah suatu kali ia sangat mabuk sehingga ia muntah dan mengotori kereta perdana menteri. Manajer personalia ingin memecatnya, tetapi Bing Ji melarangnya.

sekarang ini adalah musim semi dan seharusnya udara tidak panas. Tetapi jika seekor sapi jantan sudah kehabisan napas setelah berjalan beberapa mil, pertanda cuaca tidak normal. Panen mungkin dapat terpengaruh. Saya tidak yakin akan hal ini, maka saya berhenti untuk bertanya pada orang tersebut."

 

Para asistennya mengagumi kebijaksanaannya dan prinsip-prinsip yang ia gunakan untuk menjalankan tugasnya.

 

Komentar: Sensitivitas dan rasa akan prioritas adalah sebagian dari kualitas dasar manajemen yang baik.