SUDUT PANDANG JASMINE
Begitu melihat Xaden dan Erik dengan seorang gadis kecil di tangan Xaden, saya langsung membeku.
Gadis itu berkata, "Paman Xaden, kenapa wanita ini memakai rantai? Apakah itu tidak menyakitinya?"
Saya merasakan jantung saya tertekan begitu mendengarnya memanggilnya Paman.
Mengapa saya khawatir jika dia adalah putrinya, itu sama sekali bukan urusan saya.
Tidak ada yang berkata apa-apa.
"Heh Paman Xaden?" Gadis itu bertanya sambil menarik-narik atasan Xaden.
Kemudian dia berpaling ke saya. "Tidak sakitkah?"
Saya memberikan senyum lemah. "Tidak, mereka tidak sakit sayang."
Dia mengerutkan dahi seolah mencurigai saya berbohong.
Xaden menatap saya.
Saya belum melihatnya sejak malam sebelumnya saat dia menyelamatkan saya di kamar dari gadis-gadis lainnya.
Dia menjauh dari saya dan dari apa yang saya lihat dia tidak ingin saya mendekatinya sedikit pun.
"Jade, kenapa kita tidak biarkan paman Xaden bicara sebentar, oke?" kata Erik memecah keheningan.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com