"Ini kartu nama saya. Nomor saya ada di situ. Hubungi saya ketika Anda sudah memikirkan tempat untuk membalas budi saya." Tuan Tua Fu memberikan kartu nama itu.
Shi Qian menerimanya dengan sopan tapi tidak melihatnya dengan seksama.
"Badan macam apa yang dimiliki Shi Qian ini? Apakah karena pria tidak bisa berjalan ketika mereka melihatnya?"
"Itu benar. Pemuda tadi terlihat menarik. Sekarang, si tua aneh ini bahkan bisa membela dia!"
"Hebat, hebat! Baik yang tua maupun yang muda!"
Shi Qian mendengarkan diskusi tak tertahankan ini dan terlihat sedikit malu.
Namun, si tua di hadapannya jelas bukan seperti yang dibayangkan orang-orang itu.
Walau dia tua, dia masih gesit dan berbudi luhur.
Itu membuatnya teringat kakeknya yang sudah meninggal.
Semasa kecil, ayahnya tidak memanjakannya.
Hanya kakeknya yang memanjakannya.
Namun Kakek meninggal terlalu muda.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com