Dia khawatir Qiao An tidak akan bisa menangani peristiwa besar ini. Dia ingin membantu Qiao An, namun dia takut Qiao An membencinya dan tidak mau menghargai bantuannya.
Ketika keadaan hendak lepas kendali, Li Xiaoran akhirnya tidak bisa duduk diam. Maka, dia tanpa malu-malu menelepon Qiao An.
"Qiao An, saya ingin bertemu denganmu," katanya tanpa basa-basi.
Qiao An memikirkan Lu Mo. Dia tidak ingin mengganggu hubungan antara Li Xiaoran dan Lu Mo, tetapi ketika dia melihat tiket pesawat di atas meja, dia menyadari bahwa itu adalah tiket dari ibukota ke Malta pada pagi hari.
Ini harusnya terakhir kalinya dia melihat Li Xiaoran.
"Baik," dia menjawab setelah berpikir panjang.
Li Xiaoran menghela nafas lega.
Setelah menutup telepon, Li Xiaoran melihat Lu Mo berdiri tenang di depannya dengan ekspresi garang.
"Senior, apakah Anda akan bertemu dengan Qiao An lagi?"
Li Xiaoran berkata, "Dia dalam masalah besar. Saya ingin membantunya."
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com