webnovel

Tersesat di hutan (3)

Apakah binatang itu benar-benar membutuhkan bantuan Alicia? Apa yang akan dia lakukan? Bukan seperti ada bahan di sekeliling yang bisa ia gunakan untuk memberikan pertolongan pertama.

Matanya beralih ke lentera yang berada beberapa kaki darinya, dan terlihat seolah-olah akan mati setiap saat karena tak ada lagi minyak tanah di dalamnya, "Beri aku waktu sebentar, oke?" Kata Alicia pada binatang itu saat ia berjalan hati-hati ke arah lentera yang tergeletak, dan setelah membuatnya tegak ia mencoba mencari ranting, "Jangan khawatir, ranting ini bukan untukmu. Aku ingin membuat api, atau tempat ini akan segera gelap." Ia menjelaskan pada binatang itu yang terus mengamatinya.

Saat itu juga, telinga binatang itu merapat ke atas saat ia mendengar suara datang dari arah lain, dan ia melompat pada Alicia dan lentera, menjatuhkannya sebelum berbaring di atas lentera.

"Kamu ini apa-apaan..."

"Kamu dengar suara itu?"

Alicia mendengar suara laki-laki yang dalam bertanya, membuatnya langsung menutup mulutnya.

Semua tempat gelap, selain dari cahaya yang ia lihat dari lentera di depan mereka. Hewan apakah ini yang memiliki insting bertahan hidup begitu tinggi untuk menutupi lentera agar bisa bersembunyi?

"Kamu lihat kemana binatang itu pergi? Kita harus memastikan dia mati!" Salah satu orang berkata, dan Alicia melirik ke arah tempat binatang itu berada. Karena semua tempat gelap, yang bisa ia lihat hanyalah mata biru binatang itu yang menatapnya saat ia mencoba tidak bergerak.

Tidak lama suara-suara itu memudar, dan saat ia merasakan binatang itu bergerak, cahaya dari lampu sudah mati.

"Oh tidak! Cahanya sudah padam," Alicia menangis prihatin. Rencananya untuk melarikan diri tanpa ragu-ragu sudah hancur.

Saat melihat bagaimana binatang itu tetap diam, sesuatu tersentuh di hatinya. Ia merasa kasihan pada binatang yang harus bersembunyi dari manusia seperti ini hanya agar bisa bertahan hidup. Ia bisa mengerti rasa benci binatang itu dan mengapa ia ingin menyerangnya juga. Kalau dia adalah binatang, dia mungkin akan melakukan hal yang sama. Mengapa manusia tidak bisa tinggal di rumah mereka dan membiarkan binatang di alam bebas saja? Alicia bertanya-tanya saat ia terus menatap mata binatang itu.

"Bagaimana aku bisa menolongmu tanpa cahaya?" gumam Alicia saat ia duduk di tanah dan meraih untuk mengelus kepala binatang itu. "Jangan khawatir, aku tidak akan menyakitimu. Aku sangat berbeda dari manusia-manusia itu." Dia berbisik lembut pada binatang itu.

"Tahukah kamu, dari tempat aku berasal, binatang dilindungi, tidak dibunuh. Mungkin kalau kamu gadis yang baik, atau kamu laki-laki ya?" Dia bertanya penuh renungan, dan mendengar binatang itu menggeram. "Yah, selama kamu baik, aku mungkin akan mengadopsimu dan membawamu keluar dari sini bersamaku begitu aku menemukan jalan." Alicia melanjutkan saat ia mencoba memikirkan cara terbaik untuk menolong binatang itu.

Tiba-tiba dia ingat bahwa dia memakai gaun yang berkilauan, dan ia meraih ke bawah untuk merobek selembar dari bagian bawahnya, "Aku tidak memiliki kotak P3K, tetapi mengikat lukamu harus cukup." kata Alicia sambil meraba-raba mencari kaki binatang itu dalam gelap. Ketika ia menyentuh satu kaki dan binatang itu merintih sedikit, ia mengerti bahwa itulah kaki yang terluka, jadi ia menjalankan tangannya ke atas untuk menemukan lukanya, dan kemudian mencoba mengikatnya sebaik mungkin dalam kegelapan.

"Mulai dingin," kata Alicia sambil menggigil saat ia duduk dengan lututnya ditekuk dan menopang kepalanya di atasnya.

Mendengar Alicia kedinginan, binatang itu mendekap lebih dekat padanya untuk kehangatan.

"Kamu sungguh binatang yang manis, ya?" tanya Alicia dengan senyum lembut saat ia melihat apa yang telah binatang itu lakukan.

Tempat itu mulai terang sedikit, membuatnya bertanya-tanya dari mana cahaya itu berasal. Dia melihat ke atas dan terkejut melihat langit yang sebelumnya kosong kini memiliki bulan. Itu adalah bulan sabit.

Dia tersenyum pada bulan. "Aku kira surga sedang membantu kita sekarang." Dia tersenyum saat ia melihat ke bawah pada kaki anjing itu, dan kembali mengikatnya dengan benar.

"Kamu binatang yang kuat, tahu? Bagaimana kamu bisa melewati ini dan masih hidup?" Dia bertanya, sambil melihat wajahnya.

"Kamu mengingatkanku pada anjingku. Aku menamainya Ruby. Dia juga memiliki bulu hitam seperti milikmu, tapi matanya cokelat. Mungkin itulah kenapa aku merasa kasihan padamu?" Dia menghela nafas.

"Aku berharap aku bisa pulang ke rumah pada dia. Bayangkan tiba-tiba menemukan dirimu di tahun 1503 dari tahun 2020. Itu gila, kan? Maksudku, aku adalah Alicia! Tapi tiba-tiba, aku adalah seorang putri kurus yang diasingkan. Apakah itu masuk akal? Dan aku makan 2 tongkol jagung untuk makan malam. Bisakah kamu percaya? Dua tongkol sialan!" Dia mulai tertawa gila, membuat binatang itu menjauh darinya.

"Apa?" Dia bertanya pada binatang itu. "Kamu pikir aku gila?"

Mata Alicia terbelalak saat ia pikir ia melihat anjing itu mengangguk. "Tunggu, apa?"

"Aku serius!" Dia berkata, meletakkan tangannya di dada dan menodai gaunnya dengan darahnya.

"Tunggu saja. Aku akan membawamu bersamaku dan kita akan kembali ke tahun 2020 bersama. Lalu, kamu akan bertemu rubyku dan jatuh cinta. Dia cantik. Kamu berdua akan menghasilkan anak anjing yang indah bersama-sama. Kamu anjing, kan?" Dia bertanya, memerhatikan wajahnya dengan benar.

Binatang itu menggeram tidak senang dan menggunakan kepalanya untuk mendorongnya, membuatnya jatuh.

"Apa yang salah denganmu? Aku sedang baik." Dia mendesis dan menatap binatang itu yang masih menatapnya dengan kepalanya miring ke samping.

"Kamu benar-benar pikir aku gila, ya?" Dia bertanya dengan helaan nafas lembut. "Yah, aku mengerti. Aku juga akan pikir aku gila kalau aku adalah kamu." Dia berkata sambil menguap.

"Aku tidak percaya aku selamat dari lompatan dari jembatan hanya untuk mendarat di sini. Aku sangat lelah. Aku perlu tidur sebentar. Ketika aku bangun, kita bisa meninggalkan tempat ini bersama-sama, oke? Jangan khawatir, aku akan melindungimu." Alicia berkata dengan menguap lagi saat ia berbaring di tanah di sebelah binatang itu, dan tertidur dengan anjing besar itu mendekap lebih dekat padanya.

Ketika ia membuka mata keesokan paginya, binatang itu sudah pergi, tetapi ia ditemukan oleh Paulina dan Nyonya Grace dengan lengan yang terluka, beberapa memar di tubuhnya dan darah di gaun serta tanganannya.

Nächstes Kapitel