Keluarga Wei tinggal di perumahan komunal tertua, di mana setiap unit terdiri dari satu ruangan dan satu ruang tamu, dipisahkan dengan satu kamar kecil dan berbagi saluran air bersama serta toilet.
Saat pintu terbuka, Tang Yuxin mendengar seseorang di dalam memanggil ibu. Kemudian, seorang sosok kecil berlari menghambur ke arah kakinya Sang Zhilan.
"Ibu, kemana saja kamu? Kenapa kamu pulangnya terlambat? Makanan Ayah tidak enak. Aku mau makanan buatan Ibu."
Anak perempuan kecil itu lembut, menggemaskan, dan lunak seperti tunas. Bagaimana mungkin seorang ibu tidak mencintainya?
"Nini, lihat Ibu kamu sudah pulang."
Sang Zhilan memeluk putrinya. Meskipun putrinya sudah bertambah besar, dia masih terasa kecil di hati ibunya, sama seperti saat dia baru lahir. Tidak peduli seberapa besar dia tumbuh, ibunya masih bisa mengangkatnya, masih bisa menggendongnya.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com