```
"Jika ayah tidak makan, Xinxin juga tidak akan makan," Tang Yuxin meletakkan rotinya, menunjukkan kekeraskepalaannya sebagai seorang gadis kecil. Akhir-akhir ini, Tang Zhinian mulai merasakan sifat temperamen putrinya. Dia telah tumbuh, dan menjadi lebih peka, tetapi dia juga menjadi lebih keras kepala.
Dia selalu anak yang keras kepala.
Dia tidak punya pilihan selain mengambil roti tersebut dan mulai makan bersama putrinya. Dalam perjalanan pulang, ia berencana untuk membeli lebih banyak agar putrinya bisa mengemil.
Untuk minum, ia mengeluarkan sebotol air dari tasnya sendiri—air tersebut masih panas. Mereka berada di rumah sakit, jadi ketersediaan air bukanlah masalah bagi mereka.
Dengan roti yang dibagi dan air yang diminum, kedua ayah dan anak perempuan itu kini merasa kenyang, setidaknya untuk sementara waktu.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com