webnovel

the WAAAAAGGGHHH of Kragzog Ironjaw(Part 3)

Di kemah para Orks, Krazog Ironjaw melihat segalanya. Pandangan senang bercampur marah bisa terlihat dari mata sang Warboss. Di hadapannya, para Mechboys dan pemimpin Weirdboys berdiri gemetar. Mereka tahu bahwa suasana hati Krazog bisa berubah secepat kilat—dari kegembiraan liar menjadi kemarahan brutal yang bisa menghancurkan segalanya. Krazog, dengan tubuhnya yang besar dan rahangnya yang kuat penuh dengan gigi besi, mengamati hasil kerja keras dari para Orks di sekitarnya.

Gubuk-gubuk penuh dengan senjata improvisasi, kendaraan yang tampak seperti hasil gabungan antara logam dan besi tua yang diperkuat, serta beberapa proyek eksperimental yang bahkan tidak dimengerti oleh pembuatnya sendiri. Di satu sudut, Weirdboys sedang berkumpul, berbisik-bisik dalam bahasa aneh mereka, berusaha keras untuk menenangkan arus energi psikis yang mengalir liar di sekitar mereka. Setiap kali mereka berbicara, percikan hijau WAAAGH! energy muncul di udara, menyebabkan peralatan di dekatnya berderak dan bergetar.

"Para Beackis Boys ternyata sudah tiba ya? Aku mau semua persenjataan dipersiapkan semuanya! Loot semua rongsokan dan kita akan tetap melakukan WAAAGGGHHH!!" kata Krazog, "Tentu saja Boss!" kata semua Boys, "Boss, pasukan kita yang sebelumnya maju sekarang mundur." kata Ulgaz The Shocker, "Tiadk masalah mereka mundur... kita akan coba lagi besok!" kata Kragzok, "Baik boss...." kata Ulgaz the Shocker.

Melihat para Orks yang mundur, Marshal Polonsky akhirnya bisa menarik napas lega. Bentangan medan perang yang sebelumnya penuh dengan hiruk-pikuk pertempuran kini berubah menjadi kekacauan para Orks yang melarikan diri. Langit berwarna abu-abu oleh asap dan debu dari ledakan, sementara suara tembakan dan ledakan masih terdengar di kejauhan. Bala bantuan tiba tepat pada waktunya, membawa angin segar bagi pasukan Astra Militarum yang hampir kewalahan menghadapi serbuan hijau itu.

Mereka kembali ke command post dengan langkah tegap, mengabaikan segala kerusakan di sekitar mereka. Bekas ledakan dan reruntuhan mengelilingi pos komando itu, namun struktur utama tetap berdiri kokoh. Ketika Dante dan timnya tiba, Marshal Polonsky bergegas mendekat.

"Lord Custodes, selamat datang dari Dark Steel Base... atau apa yang tersisah." kata Marshal Polonsky, "Aku senang bisa tiba tepat waktu... bagaimana situasi?" tanya Dante, "Hive City Adamantium Gate dan yang lain masih berdiri dan sepertinya mereka mengincar sesuatu yang tersimpan disini." kata Marshal Polonsky, "Apa itu?" tanya Dante, "Planet ini punya beberapa Titan sudah rusak." kata Marshal Polonsky, "Jadi itu ya yang para Orks incar." kata Dante, "Maaf sedikit lama, 1st Company sedikit kesulitan membasmi para Orks karena yang mereka lawan adalah pasukan Orks Noobs yang ditemani para Boys." kata Chapter master Kyoshiro, "Kalau begitu aku ada rencana.... Valorac, apa di Imperial Guard para Gaunt Ghost sudah siap?" tanya Dante, "Selalu...." kata Valorac, "Juga aku mau bertanya apa Armagedon punya semacam beacon?" tanya Dante, "kami punya beberapa kalau begitu Valorac, cari satu squad Gaunt Ghost terbaik yang mereka punya, berikan juga beacon tersebut ke mereka.... aku punya sebuah ide yang sedikit gila...." kata Dante, "Ide apa kalau boleh tahu?" tanya Kyoshiro, "Captain Nina, apa kau bisa melacak kemana para Orks mundur?" tanya Dante, "Tentu bisa, tetapi kita harus kembali ke luar angkasa." balas Captain Nina, "lakukan dan bilang ke 3rd dan 4th Company Delta Blade Chapter untuk bersiap." tambah Chapter Master, "Segera kami sampaikan." balas Captain Nina.

Dante melihat beberapa Beacon sudah dipersiapkan dan Valorach kembali dengan sebuah squad dari Gaunt Ghost, Dante segera bersiap untuk menjelaskan mission yang akan dilaksanakan. Dante melihat lelaki yang memimpin pasukan tersebut mempunyai rambut hitam dengan tone hijau di bagian ujung rambut, dan punya warna Hijau Emerald. 

"Shield Captain, ini Sergant Ryubie Kazuto dari Gaunt Ghost yang kita punya." kata Valorac, "Sergant Kazuto dari Gaunt Ghost siap bertugas, Tuanku." kata Ryubie, "Kalau begitu malam ini yang lain tetap bertahan seperti biasa, Chapter Master kau dan Captain Nina akan berkoordinasi untuk meluncurkan Space Marine 3rd dan 4th Company dengan drop pot." kata Dante, "Baik Lord Custodes." kata Chapter Master Kyoshiro, "Dan untuk memasang beaconnya?" tanya Ryubie, "Itulah kenapa aku bersama squadmu akan menyusup ke wilayah dekat markas Orks, begitu beaconnya sudah menyala.... 3rd dan 4th Company dari Delta Blade bisa meluncurka drop pod mereka di lokasi yang ditentukan serta serangan penuh dari Armagedon Steel, Sister of Battle dan Cadia Regiment" kata Dante, "Kalau begitu kita persiapkan operasinya." kata Ryubie, "Dimengerti" kata Captain Nina, "Kau mendengarkan juga, Captain?" tanya Chaper Master Kyoshiro, "Tentu saja, Lord Dante tetap membuka Voxnya agar bisa berkoordinasi dengan mudah." kata Captain Nina, "Kalau begitu... Sergant Ryubie, kita berangkat." kata Dante, "Siap laksanakan Tuanku." kata Ryubie.

Dante memimpin pasukannya dengan ketenangan seorang pemimpin yang telah melewati banyak pertempuran. Di bawah perintahnya, mereka bergerak dengan cepat dan tepat, menyusup lebih dalam ke wilayah markas Orks. Pemusatan serangan Orks hanya pada satu arah membuat Dante memiliki kesempatan untuk mengambil jalur alternatif yang kurang dijaga, memanfaatkan celah di sekitar perimeter markas Orks.

Auto Turret dari Armageddon Steel Regiment yang masih dalam kondisi baik beroperasi dengan gemilang. Laser merah mereka mengiris langit, menghujani para Orks dengan tembakan yang presisi dan tanpa ampun. Meskipun dihantam habis-habisan, para Orks masih berusaha keras melawan. Dari setiap sudut, berbagai jenis Boyz muncul: Slugga Boyz dengan senjata mereka yang brutal, Shoota Boyz dengan senjata api otomatis dan membawa Squig yang sudah ditempelkan bomb, dan bahkan Tankbustaz yang siap meledakkan apapun dengan roket mereka. Di belakang mereka, tank-tank Ork dalam berbagai bentuk dan ukuran mulai bergerak, disertai raungan mesin mereka yang kasar dan tidak terawat dan terkesan dipaksakan.

Dante dan pasukannya bergerak dengan efisiensi dan kecepatan yang hanya bisa dicapai oleh veteran pertempuran yang berpengalaman. Dalam bayang-bayang dan reruntuhan markas Orks, mereka berhasil memasang sembilan beacon di titik-titik strategis yang telah dipilih sebelumnya. Setiap beacon ditempatkan dengan hati-hati, memastikan bahwa mereka akan memancarkan sinyal yang diperlukan untuk serangan orbital yang akan datang.

Namun, ketika beacon terakhir dipasang, seorang Ork yang besar dan bertubuh kekar muncul dari bayang-bayang. Mata merahnya menyala penuh dengan kemarahan ketika ia melihat para penyusup ini di jantung markas mereka.

"MANUSIA! BUNUH MEREKA!" teriaknya dengan suara yang menggema di seluruh markas, memicu alarm yang keras dan memanggil bala bantuan Orks.

Dante segera mengaktifkan beacon tersebut, menyadari bahwa waktu mereka sangat terbatas. Beacon-beacon itu mulai berdenyut dengan cahaya yang kuat, mengirimkan sinyal ke kapal-kapal penyerang di orbit. Tapi panggilan sang Ork telah memicu respon cepat dari pasukan Orks. Dari berbagai penjuru, Ork Kommandos—pasukan elit Ork yang dikenal karena keterampilan mereka dalam menyusup dan taktik gerilya—mulai keluar, menyerbu ke arah Dante dan pasukannya dengan raungan penuh semangat perang.

Ryubie, pemimpin Gaunt Ghosts, dengan cepat menilai situasi. Dia tahu bahwa mereka tidak bisa bertahan lama dalam serangan frontal melawan Kommandos ini.

"Gaunt Ghosts, temukan perlindungan! Jangan terlibat langsung! Fokus pada penghindaran dan pertahankan diri kalian," perintahnya tegas, memastikan bahwa timnya akan tetap hidup untuk melanjutkan misi ini.

Sementara Gaunt Ghosts bergerak ke posisi aman, Dante berdiri teguh di tengah-tengah medan pertempuran yang semakin kacau. Dengan power sword-nya yang berkilauan, dia menghadapi para Kommandos dengan keberanian yang tak tergoyahkan. Kommandos Orks ini jauh lebih tangguh dan terlatih dibandingkan Boyz biasa, namun Dante adalah seorang Shield Captain dari Adeptus Custodes, salah satu pasukan terhebat dalam Imperium.

Kommandos pertama menyerbu dengan Choopas besar yang siap mencabik-cabik armor Dante, namun dengan kecepatan yang tak terduga, Dante menghindar dan menebas balik dengan power sword-nya, memotong lengan lawannya seketika. Tanpa memberi waktu untuk musuhnya bereaksi, dia melanjutkan serangannya, membelah Kommandos berikutnya menjadi dua bagian dengan satu ayunan kuat.

Namun, jumlah Kommandos yang datang terus bertambah, dan mereka mulai mengelilingi Dante. Ledakan granat dan tembakan senjata api mengisi udara, tetapi Dante tetap tenang, setiap gerakannya adalah kombinasi mematikan antara keterampilan bertarung dan insting bertahan hidup. Setiap ayunan power sword-nya menghasilkan percikan cahaya saat energi kekuatan itu menembus armor kasar para Orks.

Gaunt Ghosts, meskipun bergerak ke tempat perlindungan, tidak tinggal diam. Mereka mulai menembak secara taktis, menghancurkan Kommandos yang mencoba mengepung Dante, memberikan sang komandan ruang untuk terus melawan. Setiap tembakan mereka menghantam dengan presisi, memotong jumlah musuh sedikit demi sedikit.

Tanpa diduga oleh Ryubie dan Gaunt Ghosts, serangan mendadak datang dari arah yang tidak mereka duga. Tiba-tiba, puluhan Shoota Boyz muncul dari balik reruntuhan dan puing-puing, membawa senjata otomatis yang besar dan kasar. Mereka menembakkan hujan peluru dengan kejam, memaksa Gaunt Ghosts untuk berlindung. Suara tembakan yang bergema di seluruh medan perang menambah kekacauan yang sudah mencekam.

Dalam kekacauan ini, Shoota Boyz tidak datang sendirian. Mereka melepaskan kawanan Squigs yang telah dipasangi peledak di tubuh mereka. Squig Bombs ini, dengan mata liar dan tubuh yang menggeliat liar, meluncur dengan kecepatan tinggi menuju para Gaunt Ghosts. Dua anak buah Ryubie tidak berhasil menghindari serangan itu. Squigs tersebut meledak dengan kekuatan yang menghancurkan, membunuh mereka seketika dalam ledakan mengerikan yang menyebar puing-puing dan darah di sekitarnya. Sisa Gaunt Ghosts berhasil menghindar dengan cepat, meskipun dengan luka dan perasaan kehilangan yang berat.

Namun, sebelum Ryubie bisa bereaksi lebih lanjut, ancaman yang lebih besar muncul. Kragzog, seorang Warboss Ork dengan tubuh yang sangat besar dan kekuatan yang luar biasa, muncul dari balik asap dan debu. Dengan satu gerakan cepat, Kragzog menangkap Ryubie dengan tangan besarnya yang kuat. Ryubie mencoba melawan, menendang dan menembak dengan laspistol-nya, tapi kekuatan Kragzog terlalu besar. Sang Warboss mengangkat Ryubie tinggi-tinggi, memamerkannya kepada Shoota Boyz yang bersorak, dan siap untuk menghancurkan lawannya dengan tangan kosong.

Di tengah pertempuran, Dante melihat apa yang terjadi. Mata sang Shield Captain itu menyipit ketika melihat Ryubie dalam cengkeraman Kragzog. Tanpa ragu, Dante segera bergerak menuju Kragzog, tubuhnya bergerak dengan kecepatan dan ketepatan yang luar biasa, menebas setiap Ork yang mencoba menghalangi jalannya. Dengan power sword-nya yang berkilau dengan energi, dia mengayunkannya dengan ketepatan mematikan, memotong para Shoota Boyz yang cukup berani untuk mendekat. Kragzog yang melihat hal tersebut segera memerintahkan para Boyz untuk memberi jalan, Kragzog tahu bahwa Da Goldie lebih menyenangkan dan bisa bertarung jauh lebih baik, bahkan Kragzog mengira bahwa benda untuk membuat WAAAGGH! yang dia pimpin jauh lebih menyenangkan ada ditangan Dante.

"Kau pasti Boss dari Orks Warband ini kan?" tanya Dante, "Tentu saja, Kragzog Ironjaw sedang memimpin WAAAGGH! ini dan kau punya sesuatu yang aku inginkan." kata Kragzog, "kalau begitu aku menangtangmu berduel...." kata Dante, "Duel? wahahahahahahahaha!" kata Kragzog tertawa, "Kalau kau menang....kau bisa mendapatkan pedangku..." kata Dante melihat Kragzog mulai tertarik, "Boys.... ini akan sangat menyenangkan...." kata Krazgog, seketika para Boys pun mundur tanpa sadar kalau 3rd dan 4th Company dari Delta Blade sedang terjun dengan drop pot mereka.

Kragzog meraung, suara yang menggema di seluruh medan perang, memicu semangat para Orks yang hanya meliha di sekitar mereka. Dengan kekuatan yang luar biasa, Kragzog menyerang lebih dulu, mengayunkan kapaknya dengan satu gerakan besar yang dimaksudkan untuk menghancurkan Dante dalam satu pukulan. Udara bergetar dengan kekuatan serangan itu, dan tanah di sekitar mereka bergetar ketika kapak Kragzog menghantam tanah setelah Dante dengan gesit menghindarinya.

Dante tidak membuang waktu. Dia melompat ke samping, menghindari serangan brutal itu, dan dengan cepat bergerak maju untuk membalas. Power Sword-nya bergerak dengan kecepatan yang sulit diikuti oleh mata biasa, mengincar celah di armor Kragzog. Namun, meskipun penampilannya kasar, Kragzog adalah seorang pejuang yang tangguh dan berpengalaman. Dia segera mengangkat kapaknya, menangkis serangan Dante dengan kekuatan yang cukup untuk mendorong Adeptus Custodes itu mundur.

Kragzog segera menyerang lagi, kali ini dengan serangkaian tebasan horizontal yang bertujuan untuk menghabisi Dante. Setiap serangan diayunkan dengan kekuatan besar yang dapat meremukkan baja, namun Dante tetap tenang. Dengan kecepatan dan ketepatan yang luar biasa, dia menghindari setiap serangan, membiarkan kapak Kragzog meleset atau ditangkis oleh Power Sword-nya dengan pukulan yang akurat.

Pertempuran mereka adalah tarian kematian, di mana satu salah langkah bisa berarti akhir dari segalanya. Kragzog mengandalkan kekuatan brutalnya, mencoba menghancurkan Dante dengan setiap serangan. Sementara itu, Dante menggunakan kecerdikan dan kelincahannya, mencari celah kecil dalam pertahanan Kragzog yang bisa dia manfaatkan.

Setelah beberapa serangan brutal dari Kragzog yang berhasil dihindari Dante, sang Warboss mulai terlihat semakin marah. Dia menyerang dengan lebih agresif, kapaknya berputar di udara dengan kecepatan yang mengerikan. Tapi setiap kali, Dante berhasil menghindar atau menangkis serangan itu, mempermainkan Kragzog dengan kecakapan bertarung yang luar biasa.

Pertempuran antara Dante dan Kragzog terus berkecamuk, namun situasi di medan perang mulai berubah dengan cepat. Suara gemuruh dari atas memberi tanda bahwa bala bantuan dari Imperium telah tiba. Dengan kecepatan yang menakutkan, Drop Pod dari 3rd dan 4th Company Space Marines menghantam tanah di sekitar markas Orks, tepat di lokasi sembilan beacon yang telah dipasang sebelumnya. Mereka segera membuka pintu, dan para Space Marines keluar dengan senjata terangkat, siap untuk menghancurkan musuh mereka.

Tidak lama kemudian, pasukan 1st Company yang dipimpin oleh Chapter Master Kyoshiro juga tiba di medan perang, membawa serta kekuatan penuh dari Blood Angels. Bersamaan dengan itu, Sister of Battle, yang telah menembus garis pertahanan Orks, menyerbu masuk dengan semangat yang menyala-nyala, menyebarkan kematian kepada setiap Ork yang cukup malang untuk berada di jalan mereka.

Kedatangan bala bantuan ini menyebabkan kepanikan di antara pasukan Orks. Shoota Boyz dan Boyz lainnya mulai kacau, kehilangan fokus mereka saat pasukan Imperium yang tak terhitung jumlahnya menyerbu markas mereka. Kragzog, meskipun terlibat dalam duel hidup dan mati dengan Dante, harus memberikan perintah bertahan kepada pasukannya. Sang Warboss mengeluarkan raungan yang memerintahkan Orks untuk bertahan, tapi suaranya tenggelam dalam kekacauan dan kebingungan di medan perang.

Dante, melihat kepanikan yang terjadi, menyadari bahwa ini adalah peluangnya. Dengan kelincahan yang mematikan, dia meningkatkan intensitas serangannya, mengayunkan Power Sword-nya dengan kekuatan dan ketepatan yang luar biasa. Dalam sekejap, Dante berhasil mendaratkan beberapa tebasan fatal pada tubuh Kragzog, meninggalkan luka dalam yang mengeluarkan darah hijau kental.

Meskipun terluka parah, Kragzog masih bisa berdiri. Warboss yang keras kepala itu, dengan amarah yang membara, mengumpulkan sisa-sisa kekuatannya dan melancarkan serangan terakhir, mengayunkan kapaknya dengan niat untuk menghancurkan Dante sekali dan untuk selamanya.

Namun, sebelum kapak itu bisa mencapai Dante, Ryubie tiba-tiba muncul dan berdiri di antara mereka. Dengan tindakan pengorbanan yang luar biasa, Ryubie mengangkat tubuhnya untuk menerima serangan yang seharusnya ditujukan kepada Dante. Kapak Kragzog menghantam Ryubie dengan kekuatan brutal, bukan pada mata kapak yang mematikan, tetapi gagang yang besar dan berat. Hantaman itu cukup kuat untuk mengirim Ryubie terlempar ke tanah dengan keras.

Waktu seakan berhenti sejenak. Ryubie tergeletak tak bergerak, luka parah yang dideritanya tidak memberinya kesempatan untuk bertahan hidup. Dante, yang terkejut oleh tindakan heroik Ryubie, merasakan beban emosional yang mendalam.

Kragzog, meskipun terluka parah, mencoba untuk menekan keuntungannya, tetapi luka-luka yang dideritanya mulai mempengaruhi kemampuannya untuk bertarung. Dante, dengan darah dingin dan marah, melihat kesempatan terakhir ini. Dengan serangan yang dipenuhi dengan kemarahan dan kehormatan, Dante mengayunkan Power Sword-nya sekali lagi, kali ini dengan tujuan untuk mengakhiri pertempuran ini.

Pedang itu menembus dada Kragzog, menghantam tepat di jantungnya. Sang Warboss mengeluarkan raungan terakhir yang menggelegar sebelum akhirnya roboh, tubuhnya yang besar jatuh dengan suara berdebam ke tanah. Dante berdiri di atas mayat Kragzog, napasnya terengah-engah, tetapi dengan kepastian bahwa kemenangan telah diraih. Para Orks yang melihat Warbossnya tewas segera paik dan melarikan diri.

Chapter Master Kyoshiro dan semua Battle Company miliknya dibawah komando Allarac melenyapkan sisah dari Orks tanpa tersisah, Marshall Damian melihat tubuh Ryubie yang sudah tewas.

"aku takut harus memberi tahu ke putranya Ryubie kalau ayahnya sudah gugur." kata Marshall Damian, "Dia punya anak?" tanya Dante, "Ryubie dan istirnya adalah anggota pasukan Imperial Guard, istrinya tewas 2 tahun yang lalu." kata Marshall Damian, "Kalau begitu segera masukan putranya Ryubie ke Schola Progenium, setidaknya itu yang bisa kita lakukan." kata Dante, Marshall Damian mengangguk setuju.

Special Thanks to Ryubie Kazuhito karena sudah mau jadi bintang tamu pada chapter ini.

Ryubie Kazuhito YouTube Link:

https://www.youtube.com/@ryubie

Dante_Uchihacreators' thoughts
Nächstes Kapitel