Abigail menemukan kenyamanan di tengah kekacauan kehidupan barunya yang baru terungkap. Dia bersandar di pangkuan Maria, sentuhan lembut ibunya meredakan pikiran-pikirannya yang bergejolak. Dia tidak bisa berhenti memikirkan apa yang terjadi di tempat kerjanya, pelariannya dari wartawan yang tidak kenal lelah, dan kebutuhannya untuk menghubungi Christopher.
"Ya, itu melelahkan tapi juga menarik," katanya, serpihan harapan bersinar di matanya. "Lihat ini." Dia tersenyum saat mengibaskan telepon di depan Maria. "Aku berhasil mendapatkan telepon."
Wajah Maria juga bersinar dengan senyum. Dia tampak senang seperti Abigail. Dia menatap Abigail beberapa menit kemudian dan memberinya anggukan yang bermakna seolah-olah dia bertanya bagaimana dia bisa mendapatkan telepon.
"Lance, PA saya yang membawakan saya telepon," bisik Abigail, mendekat padanya. "Dia cukup berguna."
Dia terkesan dengan profesionalisme dan loyalitas Lance.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com