webnovel

XVI. The First Step [Into the Vicious Circle Called Depression]

Malam hari, kota Nagazora.

Di reruntuhan kota Nagazora yang hanya disinari oleh remang-remang cahaya bulan, Elias memandang kubus ungu di tangannya dengan ekspresi yang tidak terbaca.

Sebelum ledakan kota Nagazora terjadi, beruntung Elias telah mengamankan benda ini dan Herrscher of Corruption pun tidak jadi bebas.

Tapi bahkan jika benda ini mengeluarkan isinya, dia tidak terlalu mempermasalahkannya. Karena ini hanyalah ide opsional. Dia bisa saja membiarkan rubah merah muda berkeliaran di kota sampai menunggu sang kepala sekolah mendapatkan Stigmata darinya.

Sekarang, dengan campur tangan Elias, Theresa masih harus membunuh Herrscher dengan bantuan Stigmata implan dari Sakura—namun kali ini, Sakura akan menjadi mata-mata untuknya.

Bagaimana caranya? Tentu saja, dengan membangkitkan orang tersayangnya—tapi sepertinya kata membangkitkan agak kurang benar karena Elias hanya akan menjadikannya sebagai kesadaran belaka yang tinggal di ruang kesadaran Elias. Sementara dia akan menggunakan wujud yang berbeda untuk hidup di dunia nyata.

Kau tahu, alasan keamanan. Bumi tidak akan aman nantinya dengan banyak hal dan Yae Rin tidak akan bertahan bahkan dengan wadah fisik buatan Elias sendiri.

Energi Honkai dengan cepat berkumpul di kotak hitam itu, menyebarkan aura tidak menyenangkan dari sang Herrscher yang tersegel di dalamnya.

"Hahahaha!!! Aku bebas! Aku akan menghancurkan kalian, manusia!!" Herrscher of Corruption dengan tubuh seorang wanita muda yang mengenakan pakaian miko, memiliki rambut merah muda dan telinga rubah panjang tertawa dengan gembira.

Dia akhirnya bisa membalas perbuatan umat manusia yang telah mengurungnya selama lebih dari 50.000 tahun! Tanpa menghiraukan Dewa Luar yang berada di sampingnya, Herrscher itu langsung menyebarkan virus dan penyakit ke seluruh penjuru dunia.

"Hah?"

Rencana awalnya begitu, tapi dia tidak bisa merasakan sedikitpun keberadaan makhluk hidup selain wujud manusia Dewa Luar di sampingnya.

Herrscher itu memandang sang Dewa Asing dengan gugup, aura yang dikeluarkan Dewa itu benar-benar membuatnya was-was.

"Yah, sayangnya aku tidak punya urusan dengan dirimu, Herrscher." Elias tersenyum lebar, ketika dia mendapatkan sebuah ide bagus—membuat sang Herrscher of Corruption ketakutan melihat senyuman itu.

"Aku membutuhkan beberapa hal dari Yae Sakura—dan dirimu, akan menjadi bonus sederhana untukku, Herrscher."

Yah… Herrscher itu hanya bisa berteriak secara mental. Di alam bawah sadar, Yae Sakura memperhatikan semua itu dengan sabar. Sepertinya rubah iblis ini akan terikat dengannya sekali lagi, tapi dalam wujud yang berbeda.

Akademi St. Freya. Sebuah sekolah khusus yang diperuntukkan untuk orang-orang yang ingin menjadi Valkyrie… pengertian itu tidak salah, walaupun sebenarnya tidak sesederhana itu.

Setidaknya, begitulah pemahaman yang diberikan oleh Theresa. Sekolah ini tidak hanya untuk menumbuhkan seorang prajurit, tapi juga digunakan untuk para gadis-gadis yang menjadi korban bencana Honkai mendapatkan kehidupan keseharian damai yang tidak dapat mereka terima di masa lalu.

Mengesampingkan bias karena dunia ini berdasarkan salah satu game favoritnya, sekolah ini sangat luar biasa, Elias jujur tentang pendapatnya. Bahkan jika beberapa manajemennya agak sulit, tapi sekolah ini tetaplah didukung oleh organisasi anti-Honkai terbesar di dunia, Schicksal.

Kelas keempat murid baru berada di ruangan yang sama, lagipula, siswanya juga belum terlalu banyak jika dihitung dari para gadis yang memiliki ketahanan terhadap Honkai.

Namun masalahnya, para gadis itu memandang Elias seperti hewan di kebun binatang karena dia adalah murid laki-laki pertama dan satu-satunya di St. Freya saat ini.

Namun, itu bukan masalah besar. Kebanyakan dari mereka hanya mencoba bergaul dengan ramah kepada Elias, dan perilaku semacam itu akan selalu diterima di lingkaran Elias.

St. Freya, sebuah sekolah yang berada di bawah pengawasan Destiny. Walaupun mereka mencoba menjadi mandiri tanpa memerlukan bantuan sang Overseer.

Di tempat ini, Elias tidak bisa secara leluasa menggunakan sihir—atau Otto akan mulai terobsesi dan mencoba membawanya ke Schicksal.

Ini bukan berarti dia tidak bisa mengatasinya. Otto bukanlah orang yang super kuat, walaupun dia adalah jenius, Elias bisa mengalahkan setiap klonnya dengan mudah.

Dan bahkan jika Durandal itu sendiri yang menyerang… dia akan tetap menang dalam perseteruan. Namun, itu bukanlah sesuatu yang harus dipikirkan saat ini.

Dia ada janji dengan Kiana Kaslana untuk mentraktirnya apapun itu, jadi ini adalah kesempatan untuk jalan-jalan bersama gadis cantik di bazaar musim semi.

"Elias! Ayo pergi!" Kiana dengan cepat menarik tangan Elias keluar dari rombongan, tidak membiarkannya menjawab atau berjalan dengan santai.

"Baiklah, baiklah… teman-teman, kami duluan!" Elias berkata kepada kelompok Bronya, Mei, dan Himeko. Mereka memandang Elias dan Kiana dengan berbagai campuran emosi saat ini.

"Ya ampun… apakah kalian baik-baik saja dengan Kiana yang memulai duluan seperti itu?"

Mei tidak yakin saat ditanya oleh Himeko, sementara Bronya masih menunjukkan ekspresi netral seperti biasanya, dan dialah yang menjawab pertanyaan wanita itu. "Kiana tidak akan berani melakukannya, dan Elias tidak melihat Kiana seperti itu."

"Jadi begitu." Himeko memandang pasangan hitam-putih itu dengan lekat, lalu kepada dua gadis yang ada disisinya. Pria muda ini benar-benar luar biasa untuk menggaet banyak cewek-cewek cantik… sayang sekali dia lahir lebih dulu dari pemuda itu, jika tidak, dia juga akan tertarik padanya.

Kiana Kaslana memanglah gadis yang tidak terduga dengan sifatnya yang nekat, tapi tentu saja Kiana lebih peduli untuk menguras dompet Elias! Orang yang selalu membawa uang cukup untuk membeli barang dimanapun dia berada! Kiana penasaran seberapa banyak yang bisa dibeli untuk menghabiskan dompet Elias yang tidak terbatas.

Keduanya berjalan beriringan di kota Soukai yang damai. Sungguh menenangkan, hampir mirip dengan kota Nagazora sebelum terjadinya ledakan.

Kiana dengan super semangat membeli setiap makanan yang ada di stan pinggir jalan. Ini adalah kesempatan langka, jadi dia akan memakan apapun yang menarik perhatiannya.

"Paman! Aku pesan satu yang ukuran besar dan tiga yang normal!" Kiana menunjuk pada makanan khas asia timur yang bernama kebab.

"Wow, Ojo-chan, nafsu makanmu luar biasa sekali. Bagaimana denganmu, Nii-chan?" Pria penjual itu bertanya kepada laki-laki bermata merah tua.

Elias menjawab dengan tenang, "Aku yang sedang saja."

"Baiklah!"

Sebelum makanannya jadi, Kiana meninggalkan Elias untuk membeli banyak makanan lain, "Elias aku meninggalkan makananku padamu ya!"

"..." Elias tidak bisa berkata-kata melihat gadis rakus yang tidak tahu namanya batas itu. Dia menggelengkan kepalanya, yah… biarkan dia kapok karena tingkahnya sendiri.

"Kau benar-benar beruntung bisa mendapatkan gadis seperti itu." Sang penjual berkata kepadanya, saat dia membuat pesanan pasangan itu.

Elias tersenyum, "Terima kasih, aku juga merasa seperti itu… hidupku benar-benar dipenuhi keberuntungan sejak dulu."

"Hahaha! Kau benar-benar blak-blakan. Tapi aku menghormati sifatmu yang luar biasa itu." Si penjual berbicara dengan tenang, "Sebaiknya, nikmatilah setiap hal dalam hidup… termasuk setiap kekurangan dari orang-orang yang kamu sayangi. Sebelum penyesalan hadir saat kita tidak lagi bisa bertemu dengan mereka."

"Jadi, apakah paman pernah mengalami hal seperti itu?" Elias bertanya, saat dia memperhatikan Kiana yang masih berkeliaran di bazaar mencari setiap makanan yang ada. Elias harus mengambil persediaan lagi di dalam penyimpanan ruangnya…

"Ya." Paman penjual mengangguk. "Istriku meninggal karena bencana alam yang terjadi beberapa tahun lalu. Itu sebabnya aku pindah ke kota ini dari negara asalku."

Paman itu menyelesaikan pesanan keduanya dan menyerahkannya kepada Elias. "Yah, intinya. Terima kasih sudah mendengarkan ocehan pria aneh sepertiku. Aku yakin anak muda, kamu pasti akan melalui jalan yang lebih berat, tapi juga lebih indah."

"Terima kasih paman." Elias berkata dengan senyum sopan, sebelum berpikir dalam diam, 'Aku juga tahu tentang hal itu.'

Setelah mendapatkan apa yang dia inginkan, Elias berjalan menyusul Kiana yang membawa banyak barang. "Ya ampun… apa yang akan kau lakukan pada semua itu?"

Bagaimana dia akan menghabiskan semua itu? Gadis ini benar-benar parah… huh, dia perlu sesuatu untuk mengajari gadis ini.

Kiana dengan senyuman polosnya berkata, "Tentu saja dimakan dengan yang lain."

Elias terdiam. Yah… dia salah paham pada satu hal. Kiana Kaslana mungkin keras kepala, tapi dia bukanlah gadis yang melupakan segala sesuatu di sekitarnya.

"Baiklah, biarkan aku membawa semua itu."

"Oh, tentu. Ayo kita kembali ke Mei-senpai dan yang lain."

Bronya melihat Kiana melambaikan tangannya kepada mereka, dan disampingnya Elias yang membawa tas plastik besar di kedua tangannya.

"Bronya! Mei-senpai! Bibi Himeko!" Kiana berseru.

"Bronya sudah menduga ini…" Bronya bergumam melihat Kiana.

"Dari mana kalian mendapatkan makanan sebanyak ini?" Himeko bertanya dengan penasaran. Dia ingat dia cuma memberikan beberapa ratus Yen untuk uang saku Kiana, dan sekarang dia membawa makanan yang harganya lebih dari seribu Yen.

"Tentu saja dengan Elias yang mentraktir." Kiana menjawab dengan bangga.

Elias berterima kasih kepada Mei yang membantunya membawa satu kantong plastik, sebelum dia mencari tempat duduk kosong dan menemukan satu yang melingkar di bawah pohon.

Laki-laki itu memandang yang lain, "Ayo kita makan dulu, sebelum kembali bermain-main."

Yang lain setuju, mereka menghampiri tempat duduk dibawah pohon dan memakan setiap makanan yang dibeli oleh Kiana.

Elias memperhatikan gadis-gadis itu dalam diam. Ini adalah titik mula dan langkah pertama dari segala sesuatu menuju ke lingkaran suram.

Tidak hanya kekuatan Akhir, tapi juga kebahagiaan bagi teman-temannya menjadi salah satu tujuannya di liburan ini sekarang.

Bab awal dari Volume 2

Skarthacreators' thoughts
Nächstes Kapitel