webnovel

VIII. Abstract Has Spoken

Raiden Mei dengan gugup duduk di sofanya, tangannya tidak bisa diam mencoba mengubah fokus pikirannya. Dia menatap jam di dinding… sepuluh menit lagi.

Dalam pesan yang kirim oleh Elias, dia akan datang saat malam hari. Dia meminta gadis itu untuk diam di tempat yang nyaman bagi seorang tamu—dan Mei tidak yakin apakah tempatnya berada saat ini nyaman untuk Elias.

Dia sudah memastikan semua tempat sudah bersih dan rapi, jadi setidaknya Elias tidak akan keberatan disini. Apakah kamarnya membosankan? Mei tidak yakin, dia gugup.

"Mmnn…" Mei menggeram, pikirannya tidak bisa berhenti memikirkan Elias yang akan datang. Dia terkejut mendengar ponselnya berdering. Dia mengambilnya dan melihat pesan lain dari Elias.

"Aku akan muncul di hadapanmu."

Mei menatap ke arah depan, dan Elias muncul dari udara kosong di hadapan Mei. "Halo Mei." Itu mengejutkan Mei, tapi membuatnya kagum juga karena dia muncul di hadapannya secara harfiah.

Elias memeriksa sekitarnya. Dia bisa mencium bau harum yang sama dengan aroma tubuh Mei di seluruh ruangan.

"Jadi ini rumahmu. Seperti yang diharapkan darimu, ini sangat rapi dan cantik, Mei." Dia melirik Mei yang duduk di depannya. Gadis itu tersipu.

"Ya, Terima kasih."

Elias memperhatikan sekelilingnya lagi. Mei merasakan suasana menjadi canggung karena dia. "A-aku membuat sedikit kue. Cobalah, Elias."

Pemuda itu tersenyum, "Terima kasih." Dia duduk disamping gadis itu.

Elias mengambil kue kering dari piring, lalu memakannya dalam sekali lahap. Seperti biasa, Mei punya keahlian memasak yang luar biasa. Elias sangat beruntung karena muncul di dunia ini.

"Ini sangat enak," puji pemuda itu, membuat gadis itu bahagia.

Dia secara internal menghela nafas lega, setidaknya Elias tidak kecewa, karena rumahnya bersih. "Terima kasih."

"Apakah kamu sudah menggunakan jenis pakaian yang sudah aku rekomendasikan?" Pemuda bermata merah bertanya.

Gadis yang memiliki rambut ungu gelap mengangguk menjawab, "Aku sudah menggunakan pakaian yang sekali pakai. Jadi, tidak apa-apa kalau kotor atau rusak."

Walaupun Mei tidak yakin apa gunanya, tapi Elias mengetahui masalah ini lebih baik. Jadi dia lebih mempercayainya.

"Elias, kapan kita akan pergi?"

Dengan tatapan yang serius, Elias berkata, "Lebih cepat lebih baik, jika kamu mau kita bisa pergi sekarang."

Mei mengangguk, setuju dengan usulan Elias, "Umm, kemana kita akan pergi?" Dia bertanya kepada pemuda itu.

Gadis itu tidak bisa membiarkan rasa penasarannya.

"Kita akan pergi ke tempat yang jauh dari pemukiman dan bangunan. Jadi kita akan keluar Nagazora ke tempat yang sunyi dan tidak ada orang," jawab Elias. Dia tidak menjelaskan alasannya, jadi Mei akan menunggu dengan khawatir.

"Kemari Mei, pegang tanganku." Elias mengulurkan tangannya, "Kita akan berteleportasi kesana, jadi tutup matamu dan bersiaplah, kamu mungkin akan kehilangan keseimbangan setelahnya."

Mei mengangguk, dia meraih tangan Elias dan menggenggamnya dengan erat. Dia menutup matanya, berharap akan jadi mulus. Suhu kamarnya yang hangat tiba-tiba berubah menjadi lebih sejuk dan dingin dalam sekejap.

"Kita sampai." Suara menenangkan milik Elias terdengar. Mei membuka matanya perlahan-lahan, lalu melihat sekelilingnya dengan penasaran dan waspada.

"Kita berada di hutan yang lumayan jauh dari Nagazora dan kota-kota lain. Ini adalah tindakan pencegahan agar lebih aman." Pemuda bermata merah tua itu menjelaskan. Namun, kekacauan macam apa yang membutuhkan keamanan seperti ini? Mei tidak bisa membayangkannya sama sekali.

"Baiklah Mei, duduklah dulu. Aku akan melakukan persiapan." Elias menunjuk pada satu-satunya kursi kayu yang berada di sana.

Mata Elias memandang dengan tenang pada sosok makhluk putih di hadapannya, sama seperti ruang tempat kedua sosok itu berada saat ini.

"Jadi apa maumu kawan? Mengusirku? Sayangnya, bahkan bosmu tidak mampu melakukannya."

Will of Honkai tidak mengatakan apapun, dan masih duduk dengan tenang di tempatnya mendengarkan provokasi Elias.

Yah… makhluk ini juga punya masalah kepribadian sendiri, jadi Elias tidak terlalu berharap banyak padanya. Dari Prometheus, pohon dunia, hingga Higher Being. Semuanya membuat keberadaan abstrak ini memiliki kekacauan yang damai di dalam otaknya.

"Dewa Asing. Kebangkitan Herrscher terlalu cepat. Manusia akan hancur." Makhluk abstrak itu, akhirnya berbicara padanya.

"Akhirnya kau berbicara." Elias tersenyum puas, "Tenang saja, aku tahu apa yang aku lakukan. Tidak usah panik begitu… bagaimanapun dulu aku juga manusia, jadi biarkan aku membantu manusia sedikit saja."

"Jangan terlalu banyak ikut campur. Atau kupu-kupu akan terbang."

"Tapi itulah tujuanku—tujuan kami sejak awal, tenang saja, suruh pohon dunia membuatnya menjadi gelembung baru. Seharusnya tidak masalah bukan." Laki-laki itu menjawab dengan santai, seolah-olah seperti kau sedang menanak nasi.

Will of Honkai terdiam, sebelum kembali berbicara. "Dewa Asing. Kau bukanlah makhluk dunia ini. Aku tidak perlu melakukannya."

"Kalau begitu, aku akan mengurus dunia yang satu ini. Kau tidak masalah, kan."

Elias tidak peduli apakah dia akan mendapatkan kupu-kupu atau ngengat, selama dunia yang saat ini dia tempati bisa menjadi "Jangkar", dia bisa pulang pergi dari sini ke dunia lain—dan mungkin, membawa orang-orang dari sini ke dunia magis dan bumi asalnya yang merupakan dunia dengan level lebih tinggi.

"Tujuanmu membuat "Jangkar". Namun dengan waktu yang kau perlukan, Dewa Asing lain bisa masuk."

"Ketahuan ya… yah, tidak masalah. Lagipula tidak ada yang bisa menghentikan aku melakukannya. Dan kau benar, masalah lainnya adalah—Dewa Asing lain bisa masuk kesini jika aku tidak cepat-cepat mengklaim tempat ini. Hmm… tenang saja, itu adalah masalahku, aku akan mengurus mereka semua."

"Aku ingin tahu."

Elias berpikir dengan tenang. Untuk melindungi dunia ini dari penjajah lain yang punya kepribadian merepotkan, dia memerlukan kekuatan dengan cepat untuk membuat "Jangkar". Dan menggunakan kekuatan dari Finality bisa membantunya mendapatkan kekuatan yang cukup—atau, jika ada sebuah gelembung dunia yang mau dia atur, dia akan mendapatkan kekuatan yang cukup untuk menaruh "Jangkarnya" di akar Pohon Imajiner mengingat gelembung dunia itu satu alam semesta.

"Tidak sekarang. Aku akan memberitahumu setelah aku menyelesaikan segalanya. Aku akan menjadikan dunia ini "Jangkar" segera setelah aku bisa melakukannya. Jadi, jangan khawatir kalau dunia ini hancur karena Dewa Asing lain selama aku berada di dunia ini."

"Kau harus memenuhi janjimu Dewa Asing."

Elias memandang makhluk itu dengan tenang. "Aku tidak disebut sebagai "Penjaga Sumpah" hanya untuk omong kosong di dunia tempatku berasal. Tunggu lima tahun dan aku akan menyelesaikannya sebelum itu."

"Bagus. Sekarang, pergilah."

Elias bisa merasakan kesadarannya didorong pergi oleh Will of Honkai. Dia terjatuh, seolah-olah terjun dari langit, Elias tidak melawan dan hanya menikmati perasaan itu. Ini bukan pengalam baru bagi Elias, karena dia sudah sering mengalaminya ketika mengunjungi domain seorang Dewa.

Sekarang dia sudah membentuk janji dengan makhluk yang lebih rendah darinya. Apakah Elias marah? Tidak, dia sangat bersemangat karena ini adalah pertaruhan dan perang… antara dirinya dan waktu dunia ini.

Dan ironisnya, dia akan menggunakan waktu dunia ini untuk melawan dirinya sendiri. Dia akan menunggu hingga Kevin Kaslana mendapatkan kekuatan Akhir, dan ketika saatnya tiba, dia akan mengambilnya untuk menyelesaikan masalah milik pria itu.

… Jadi mereka akan berada dalam posisi win-win. Kevin bisa bebas, Elias bisa tinggal disini, dan Kiana tidak perlu tinggal di bulan dan bisa bersenang-senang bersama dua anggota trio Herrscher lainnya.

Elias merenung mengingat segala hal yang telah dia lalui sejak dulu hingga saat ini. Dulu dia hanyalah pengamat, manusia nyata yang tidak bisa berinteraksi dengan karakter game secara langsung. Lalu, dia tiba-tiba harus mengambil peran dalam kisah sang protagonis dan akhirnya menjadi sosok yang melebihi setiap Dewa didunia itu. Dan sekarang, dia berada di dunia yang pernah dirinya amati sebagai manusia.

Namun, untuk mencapai segalanya, dia harus menyelesaikan satu tugas ini terlebih dahulu. —Membuat rencana Cocolia tetap berhasil walaupun ada campur tangan darinya. Membuat trio Herrscher berada di bawah sayap Himeko. Dan yang terpenting, memberikan ending yang baik untuk sang pahlawan umat manusia.

Konten diubah pada [15/4/23]

Skarthacreators' thoughts
Nächstes Kapitel