webnovel

16. Putra Sulung Wiranto

Ridwan "Ngapain ngelamun, Ntar kesambet setan" Tegurnya dari atas tangga kepada sang adik yang duduk di sofa ruang keluarga mereka. Ridwan berjalan menuruni tangga lalu mendudukkan pantatnya di samping adiknya.

Merasa di tegur Arwin segera menoleh ke asal suara, Tepat di sampingnya kakaknya itu sedang menonton TV namun akan sesekali melirik ke arahnya.

Arwin "Gak papa" Jawabnya singkat. Lalu kembali melanjutkan acara menonton TV, Hari Minggu ini ia sedikit malas untuk keluar dari rumah.

Ridwan "Beneran?" Tanyanya, Tidak lupa matanya yang memicing menatap adiknya dari samping. Setelah Arwin menganggukkan kepalanya barulah Ridwan tidak bertanya lagi dan fokus pada TV didepannya.

Faridwan Yudi Wiranto atau Ridwan merupakan Anak pertama di keluarga Wiranto. Tahun ini usianya akan bertambah menjadi 27 tahun. Sudah menikah setahun setelah lulus SMA dengan Ranti binti Sulaiman, teman sekelasnya sendiri dan memiliki 2 anak. Perempuan dan laki-laki yang 2 bulan lagi akan bertambah menjadi 3 karena saat ini istrinya sedang hamil 7 bulan.

Ridwan adalah tangan kanan ayah mereka sendiri dan kini ia sedang bekerja di perusahaan FYW Corp. cabang dari WAO Corp yang merupakan perusahaan inti yang dipegang langsung oleh ayah mereka, Yudi.

Yudi sengaja menamai cabang perusahaannya yang berada di Kabupaten Poso itu dengan singkatan dari nama panjang Ridwan, karena memang niat awalnya membangun perusahaan FYW adalah untuk kelahiran Ridwan sebagai anak pertamanya jadi setelah Ridwan menikah Yudi langsung mengangkatnya menjadi CEO di FYW secara resmi di depan publik.

Mungkin ada yang bertanya mengapa Ridwan bisa di rumah orang tuanya yang berada di Palu dan bukannya mengurus perusahaan di Poso? Jawabannya adalah Ridwan dan Ranti memang sengaja tinggal di sini karena berencana menunggu kelahiran buah hati mereka. Sedangkan perusahaannya yang di Poso diurus oleh kakak kandung Ranti yang merupakan sekertaris Ridwan.

Ridwan "Bi Eri, Ambilin cemilan dong, Bosan nih" Keluhnya saat melihat pembantu rumah mereka sedang mengelap meja di ruang tamu.

Bi Eri "Baik Tuan, Sebentar ya" Ucapnya dan Ridwan membalasnya dengan senyuman ramahnya.

Arwin "Mbak Ranti mana mas?" Tanya Arwin di sela-sela menonton. Ridwan segera mengalihkan perhatiannya ke Adik ketiganya itu, Tapi sedetik kemudian ia juga tersadar bahwa setelah sarapan pagi istrinya itu hilang entah kemana.

Ridwan "Mas gak tau, Habis sarapan anaknya udah ngilang gak tau kemana, mana ponakanmu dibawa semua sama dia" Jelasnya dengan sedikit kesal mengingat-ingat kejadian tadi pagi.

Arwin "Mungkin ke taman kali, Mbak Ranti kan emang hobi jalan-jalan mungkin" Ucapnya menebak.

Ridwan "Gak tau, Eh Lintang kemana? Tumben keluar gak pamit, Apa dia gak kangen dengan masnya?" Ia berkata dengan ekspresi pura-pura sedih, Ketiga adiknya adalah manusia laknat yang akan kangen padanya bila menyangkut tentang uang.

Jadi Ridwan dan Ranti beserta anak-anaknya baru saja tiba kemarin malam, Tentu setelah Rino pulang.

Arwin memutar bola matanya.

Arwin "Katanya mau main sama Riko, Berangkatnya juga pagi-pagi" Jelasnya cuek. Tiba-tiba Bi Eri keluar dari dapur dengan beberapa cemilan di tangannya.

BI Eri "Ini cemilannya, Bi Eri tinggal dulu ya soalnya mau bantuin yang lain buat bersihin gudang, Nanti kalau butuh sesuatu panggil Sarti aja" Pamitnya kemudian pergi.

Ridwan "Ooh Riko toh, Lah kamu sendiri gak jalan-jalan gitu?"

Arwin "Males, Tapi bentar sore baru main" Jelasnya sambil mencomot biskuit rasa susu di meja dan memakannya.

Ridwan "Mau gak ikut mas ke Mall buat beli baju ponakanmu?" Ujarnya dengan menahan tawa, Kemudian Ridwan tertawa terpingkal-pingkal karena tatapan horor dari adiknya.

Arwin "Ogah! Arwin kan cowok, Gimana kalau ada teman-teman aku yang lihat?" Tolaknya mentah-mentah.

Namun Ridwan tidak lelah menggoda adiknya itu sampai-sampai mama mereka menggelengkan kepalanya dari dapur mendengarkan anak-anaknya.

Jasmine "Dasar!" Gerutunya sambil membalikkan ikan di wajan. Para maid yang membantu hanya bisa tertawa cekikikan.

***

Dina "Ih Mas Lintang! balikin kue gue!!" Teriaknya kepada Lintang.

Lintang "Pinjam elah! Pelit amat sih Lo!" Ucapnya cuek, Kemudian tanpa rasa berdosa memakan kue milik Dina yang di 'pinjamnya' tadi.

Dina "MAS!!!!!" Marah Dina dengan mata melotot ketika melihat Brownies panggang buatan mamanya untuknya telah berpindah ke mulut Lintang.

Riko "BERISIK! Kalian mau gue jadiin toa mesjid!?" Bentaknya kepada dua mahluk yang sedang bertengkar di belakangnya itu. Ketiganya sedang berada di halaman depan Rumah Riko, Riko yang sibuk memberi makan ikan-ikan peliharaannya sedang ke dua mahluk beda jenis di belakangnya tengah meributkan brownies buatan mamanya.

Lintang, Dina "Diem Lo!" Ucap mereka bersama membuat Riko langsung kicep seketika dan 2 orang itu kembali melanjutkan pertengkaran mereka.

Riko mendengus lalu melanjutkan kembali kegiatannya yang tertunda akibat ulah Lintang dan adiknya Dina.

Hari Minggu ini Rino dibebastugaskan oleh Lintang, Karena pria itu ingin jalan-jalan ke desa Rino atau lebih tepatnya ke rumah sepupunya, Riko.

Lebam di wajahnya juga sudah hampir sepenuhnya sembuh dan bekasnya juga menghilang, Jadi sebentar lagi Rino akan bebas tugas selamanya.

Darma "Kenapa ribut-ribut?" Sahut Darma dari dalam rumah kepada ketiga remaja di halaman rumahnya ini. Satpam penjaga hanya mengisyarat kepada anak dan keponakannya.

Riko "Tuh! Tanya sama dua bocah itu" Tunjuknya dengan cuek kepada Lintang dan Dina.

Dina "Ini pa, Mas Lintang makan brownies punyaku!" Adunya kepada sang papa. Darma tersenyum sambil menggelengkan kepalanya saat melihat keponakannya itu bukannya membela diri malah memeletkan lidahnya kepada anak gadisnya. Tentu saja kelakuannya itu membuat tensi darah Dina naik.

Darma "Tidak usah ribut, Ayo ke kebun stroberi mamamu, Kamu juga Lintang" Ajaknya. Sontak ketiga remaja langsung menganggukkan kepalanya antusias.

"AYO!!" Teriak heboh Dina. Dua pria disampingnya menggelengkan kepalanya, Mood wanita bisa dengan mudah berubah-ubah sesuai suasana hatinya.

Darmawan Alamsyah, Yudi Harun Wiranto, Ayah dari Lintang. Darma adalah anak ke dua dan merupakan anak bungsu karena orang tua mereka hanya memiliki 2 anak saja yaitu Yudi sebagai anak pertama dan Darma sebagai anak bungsu.

Sebenarnya ia juga merupakan orang kaya seperti kakaknya, Memiliki perusahaan bernama A Corp yang bergerak di bidang Industri Pakaian.

Tapi Darma sangat menyukai ketenangan, Oleh sebab itulah ia dan Rahmah istrinya sepakat untuk pindah dari kota ke desa membawa serta kedua anak mereka.

Untunglah Desa Dusun 4 yang mereka tinggal tidaklah jauh ke kota sehingga Darma memilih untuk pergi ke kantor dari Rumahnya di desa. Namun untuk pendidikan anaknya, Riko lebih memilih sekolah di SMA Negeri 03 Palu yang berada di Ujung Desa Dusun 4. Sedangkan Dina memilih di SMP Raya Sulteng, merupakan sekolah yang berhadapan dengan SMA NEGERI SULTENG.

Jadi bisa disimpulkan bahwa Dina satu sekolah dengan Randa, Mereka bahkan sekelas dan sama sekali tidak akur.

Nächstes Kapitel