Hari ini aku ingin mencoba melukis pemandangan sawah.
Pelajaran dan Pelatihan dari Roxy dan Paul hari ini sudah selesai, jadi sekarang aku mempunyai waktu luang untuk mencoba melukis.
Di kehidupanku sebelumnya kemampuan melukis sangat buruk..., Aku hanya bisa menggambar stickman.
Mungkin dikehidupan kali ini aku bisa melukis dengan bagus menggunakan Cheat-ku yaitu [Extreme Talent] yang berfungsi mempunyai bakat di segala bidang.
Aku lalu hanya menyiapkan buku tulis ku dan sebuah pena untuk melukis karena aku tidak punya uang untuk beli peralatan melukis.
Aku terus melukis selama 1 jam dan akhirnya selesai.
Lukisan pemandangan di sawah yang terdapat petani sedang bekerja di langit yang cerah.
"Umu! Bagus sekali lukisanku ini, lebih bagus daripada lukisanku saat di kehidupanku sebelumnya."kataku puas melihat hasil lukisanku
"Tapi melukis capek juga yah."ucapku dengan lelah bersender di pohon lalu mengambil keranjang berisi 3 roti selai yang kubuat di rumah sebelum pergi.
Aku memakan roti selai dengan tenang dibawah pohon dengan angin sejuk
'Haa....Sungguh damai, apakah aku bisa bertahan di dunia ini?dunia yang penuh monster dan orang kuat?aku punya cheat jadi pasti bisa bertahan tapi aku khawatir dengan Nadia....'pikirku
'Aku tidak tau Nadia ada dimana dan apa yang dimintanya....., Semoga dia baik-baik saja'pikirku selesai memakan hanya satu roti karena kenyang lalu membereskan barang-barang dan bersiap pulang.
Dalam perjalanan pulang aku menemukan seseorang yang tertidur di tengah jalan, aku lalu mencoba membangunkan paman itu.
"Paman jangan tidur disini, Menghalangi Orang yang jalan kalau tidur di jalan paman."kataku menepuk bahunya untuk membangunkannya.
'Apakah paman ini mabuk?Haa malas sekali berurusan sama orang mabuk'pikirku
"Akh...Ma..."
"Apa? paman bilang apa?"
"Ma-makan.....lapar"rintih paman itu
"Apa Paman pingsan karena kelaparan? ini kebetulan aku masih ada sisa roti yang kumakan tadi"kataku dengan cepat menyerahkan sisa roti selai di keranjang.
"MA-MAKANAN!!"
Paman itu dengan cepat mengambil keranjang dari tanganku lalu memakan roti itu dengan satu lahapan.
"Ahh Enak sekali, Terimakasih Nak." menyerahkan keranjangnya kembali kepadaku.
"Sama-sama,Eh? paman bukannnya tukang lukis yang kemarin."
"Oh ternyata William! sungguh kebetulan bisa bertemu disini"
"Haha benar, Tapi apa yang paman Michael lakukan disini?"tanyaku
"Ah cuman abis dicopet dan gak punya uang untuk beli makanan jadi aku pingsan."jawab Michael dengan santai.
"Eh dicopet, tapi kenapa paman tidak makan buah yang ada di pohon?"tanyaku menunjuk pohon apel yang ada di seberang jalan.
"Jangan! itu kan punya orang lain, nanti kalo orangnya marah gimana?"jawab Michael
"Tapi di seberang itu kan hutan jadi gak ada yang punya."
"...."
"...."
*AHO* *AHO* *AHO*
Suara mengejek Burung gagak yang melewati dua orang yang sedang terdiam.
"Ehem! Apakah itu lukisan yang kamu bawa?"tanya Michael menunjuk kertas yang kubawa dan mengabaikan perkataanku
"Ah iya ini lukisan pertamaku, apa paman mau lihat?"jawabku menyerahkan lukisanku
"Bagus juga untuk ukuran anak kecil."puji Michael melihat lukisanku.
'Oh iya paman Michael kan lukisannya bagus sekali, mungkin aku bisa minta untuk belajar melukis dari paman Michael'
"Paman kan jago banget melukis, tolong ajari aku melukis dong"pintaku ke Michael mengandalkan perpaduan antara muka cantikku ini dengan puppy eyes
"Eh kayaknya aku gak bisa deh, aku butuh cari uang untuk mencari tempat menginap nanti."tolak Michael santai
'NANI?! mukaku ini tidak mempan, Khh.. kuat sekali paman ini'pikirku kaget melihat Michael yang dengan santai menolak.
"Jika paman mau mengajariku, paman bisa menginap di rumahku dan nanti dapat bayaran ju-."
"BENERAN!! OKE!! baik akan kuajari semua pengetahuanku ini"teriak Michael memotong perkataanku dengan senang karena tidak harus tidur dijalanan lagi.
"Haha bener kok, ayo paman Michael kita kerumahku."kataku tertawa melihat perubahan sikap Michael dengan cepat.
***
Aku dan Michael menuju ke rumah dan melihat Zenith yang sedang menyirami tanaman di halaman.
"Ibu aku pulang."kataku melambaikan tanganku
"Ara Will kamu sudah pulang."jawab Zenith yang melihatku
"Hm? siapa orang yang disebelahmu"tanya Zenith yang melihatku bersama Michael.
"Ibu coba ikut aku sebentar dan Paman Michael tunggu disini sebentar."ucapku lalu pergi membawa Zenith agak menjauh dari Michael.
"Ada apa?"
"Ibu aku ingin belajar melukis dan dia adalah guru melukis yang aku temui di desa, tapi dia tidak mempunyai tempat tinggal jadi kubawa kesini."
"Apa beneran dia guru melukis?"tanya Zenith curiga melihat penampilan berantakan dari Michael.
"Beneran bu, dia sangat jago melukis."
"Tapi kita sudah ada Roxy, apa tidak bisa minta diajari dia saja?"
"Ayolah bu, aku ingin diajari sama paman itu. dia sangat jago melukis, Kumohon bu."pintaku menggunakan perpaduan antara wajah cantikku dan puppy eyes.
"Khh...Baik-baik, tapi ibu cek dulu kemampuan melukisnya."kata Zenith dengan cepat menyerah kepada wajah cantik dan puppy eyes ku.
Kemudian Zenith dan aku menuju tempat Michael menunggu lalu Zenith menyerahkan kertas dan pena untuk melukis.
"Aku sudah dengar dari anakku bahwa kamu akan mengajari anakku melukis, tapi sebelum itu aku ingin melihat kemampuan melukismu."kata Zenith
"Baik, tapi apa yang harus kulukis?"jawab Michael
"Terserah."
"Baik, Mohon tunggu sebentar."jawab Michael lalu langsung memulai melukis.
20 menit kemudian
"Ini sudah selesai"kata Michael menyerahkan kertas dan pena.
Zenith lalu mengambil kertas dan melihat hasil lukis Michael yang terlihat potret Zenith dan William yang sedang berdiri di halaman dan dibelakangnnya ada rumah 2 tingkat.
"Wow Bagus sekali dan kamu cepat sekali melukisnya"kagum Zenith melihat hasil dan kecepatan melukisnya Muchael.
"Oke kamu diterima dan katanya kamu tidak punya tempat tinggal yah, kamu boleh menginap di sini dan untuk bayaran aku hanya bisa memberikan sedikit saja, apa tidak apa-apa?"
"Tidak apa-apa, Justru saya berterimakasih sudah dibolehkan untuk menginap disini."jawab Michael menundukan badannya.
"Haha tenang saja."kata Zenith lalu masuk kedalam rumah untuk menyiapkan kamar untuk Michael.
"Gimana? aku gak bohong kan."kataku menghampiri Michael yang masih membungkukkan badannya.
Michael melihat ke arah William yang sedang tersenyum dan disinari sunset di belakangnya membuatnya terlihat sangat indah.
"William, Apa kamu Malaikat?"tanya Michael dengan mata berair
"Hah?"
"Kamu..hiks...sangat indah....hiks...dan sangat baik."ucap Michael sambil menangis terharu
Aku sedikit panik melihat Michael yang tiba-tiba menangis dan berbicara aku seperti malaikat.
"Aduh udah jangan nangis, aku cuman manusia biasa saja dan kan sekarang kamu guru aku."ucapku berusaha menghibur Michael.
"Ya aku akan berusaha yang terbaik, Terimakasih banyak William"ucap Michael mengusap air matanya dan berusaha untuk memelukku.
Aku dengan cepat memukul perut Michael dan membuat Michael terlempar menabrak pagar
"Akhh!"
Teriak kesakitan Michael yang menabrak pagar lalu aku mendekati Michael,
"Oh iya aku lupa bilang, aku sangat tidak suka di SENTUH!"kataku membersihkan debu di sarung tanganku sambil menatap Michael dengan mata dingin.
"Rapihkan dulu penampilanmu sebelum masuk rumah,mengerti?"ucapku lalu pergi meninggalkan Michael yang kesakitan memegangi perutnya.
"Ugh...dia sama sekali bukan malaikat, dia IBLIS BERKULIT MALAIKAT."rintih Michael bangun dengan kesakitan sambil memegangi perutnya dia berjalan menuju sumur untuk merapihkan penampilannya.