webnovel

Bab 90

saat ini kami sedang mengendarai mobil menuju kota koxo dan saat ini saya duduk di paha empuk nona Li.

"nona Li, apa ada yg pernah bilang kalo dada mu sangat empuk" kataku dengan santai

"eee itu belum pernah tuan muda"

"ehem, Neo dari mana kamu mendapatkan pistol itu"

"itu sudah ada di sana dan pelurunya juga sudah habis saat tadi saya menembak"

"baiklah, simpan saja dulu, siapa tahu kita dapat menemukan peluru nanti"

"ayah, apa kamu tidak tertarik dengan nona Li, dia terlihat sangat cantik dan keren"

"tuan muda jangan seperti itu, Li hanya pelayan master"

"Neo dari mana kamu belajar omong kosong itu"

"jangan pedulikan, biarkan aku menikmati paha empuk Li, ayah fokus menyetir saja"

"Noah anak mu sepertinya semakin kurang ajar, kamu harus mendidiknya dengan baik" kata pamanku

"aku tidak perlu kamu mengurusi anak ku" jawab ayahku

"ayah, kemungkinan suatu saat kita akan berpisah, saya sangat tidak nyaman berkumpul dengan anjing gila ini, lama kelamaan aku tidak bisa menahan tangan ku dan tidak sengaja memotong lehernya"

"Neo kemana kamu akan pergi, kamu masih kecil, ayah akan melindungi mu jadi tetap bersama ayah"

"ayah jangan selalu menganggap ku anak kecil, lebih baik pikirkan keselamatanmu sendiri"

"Neo percaya pada ayah kali ini"

"heh, pria yg bahkan tidak berani melawan saat dihina, bahkan istrinya sendiri di pakai orang lain, bagaiman aku bisa mempercayainya"

"neoooo" teriak ibu ku

"jangan bicara omong kosong Neo" saat itu ibuku langsung menatap ku dengan marah

"he he he lihat ayah, aku tahu kamu sudah tahu semuanya, tapi kamu hanya diam saja, dasar pria pengecut dan masih bilang ingin melindungi ku, lebih baik pikirkan cara agar kamu tidak mati di tangan kakak mu dan istrimu sendiri"

"Neo ayah mohon beri ayah kesempatan, ayah akan membuktikan bahwa ayah bisa melindungi mu"

"terserah, jika Li mau mencium pipiku aku akan tetap bersama ayah"

hening~~

lalu Li dengan cepat mencium pipiku.

"jadi tuan muda akan tetap bersama master ok"

"tentu, tapi jika Li mau memeluk sambil mengelus kepala Neo mungkin bisa bertahan lama"

lalu Li mulai memeluk ku dan mengelus kepalaku seperti menyayangi anakny.

"mm"

"apa tuan muda nyaman"

"tentu saja, ngomong ngomong berapa ukuran dada nona Li" kataku dengan lembut

"ternyata tuan muda sangat mesum"

"he he he, hanya bercanda untuk meredakan suasana, aku tidak akan merebut mu dari ayah"

"tuan muda mulai bicara tidak masuk akal, saya hanya pelayan"

"aku bisa melihat mata penuh cinta mu saat memandang ayah ku"

"itu itu hanya cinta seorang pelayan pada masternya"

"oooo benarkah, bagaimana jika ayah ku mengatakan cinta nya pada mu"

"itu Li hanya seorang pelayan" kata Li dengan panik

"Neo jangan menggoda Li seperti itu"

"heh pura pura menjadi pria kayu, aku tahu kamu juga mencintai nona Li, benarkan ayah"

"Neo jangan ngelantur, kamu belum tahu apa itu cinta"

"heh menipu diri sendiri, jika ada orang yg paling kamu perhatikan itu adalah aku dan nona Li, kamu kira aku tidak menyadarinya"

"Neo mari kita bahas yg lain saja"

"melarikan diri lagi, benar benar pengecut"

hening~~

"tuan muda, master pasti punya alasan sendiri"

"OOO lihat ayah, calon ibu ku mulai membelamu, aku benar benar anak tiri" kata ku dengan sedih

"tidak tidak, Li tidak akan menganggap tuan muda sebagai anak tiri, tuan muda selalu Li anggap sebagai anak Li sendiri" jawab Li dengan panik

"lihat ayah, Li sudah mengaku, ayo jangan jadi pria pengecut"

"apa yg kalian bicarakan, aku adalah ibu mu dan istri ayah mu, kalian berani membicarakan wanita lain di depan ku"

hening~~

"heh membosankan, mama Li elus lagi"

"eee tuan muda jangan panggil seperti itu, Li hanya pelayan"

"terserah ku mau memanggil apa, senang rasanya punya mama dengan dada empuk" saat itu saya mulai menggosok dada Li dengan kepala ku"

"ehem, Neo jangan tidak sopan dengan Li" kata ayahku

"jika ayah tidak mau menjadikannya istrimu biarkan aku yg menjadikannya istri"

"itu tuan muda masih kecil, nanti saat dewasa baru bicarakan masalah istri lagi"

"lihat ayah, dia menolah anak mu yg tampan ini demi diri mu"

"Neo kamu semakin lancang, berhenti bicara omong kosong" terima ibu ku

"heh nenek sihir ini mengganggu lagi" gumam ku dengan pelan

mendengar itu Li menutup mulutnya dan tersenyum kecil.

_________________________________

setelah berkendara seharian kami akhirnya memutuskan untuk berhenti di depan mall untuk menari makanan.

saat kami turun, Li mengatakan ada beberapa orang yg sedang mendekat dan kami pun menunggu mereka datang.

setelah beberapa saat, segerombolan pria dan wanita menghampiri kami dan pemimpin mereka mulai memperkenalkan dirinya.

saat itu pemimpin bernama wyn mulai menjelaskan situasi saat ini dan mengatakan mereka menunggu kami karena menuruti perkataan gadis kecil bernama mana.

gadis yg seumuran dengan ku ini memiliki rambut pirang dan kemampuan untuk melihat masa depan

saat itu paman ku mulai mengejek mana dan mereka mulai bertengkar.

tapi saya dengan cepat berjalan ke arah mana dan langsung memeluknya.

tiba tiba semua mulai terdiam.

"aku akan melindungi mu"

"itu eee baik lah" katanya dengan canggung

lalu dengan cepat saya mencium bibirnya di bawah tatapan kaget semua orang

"kamu akan menjadi istri ku" kataku sambil menatap mana

"ya itu, tidak apa apa, he he he tapi orang orang melihat" katanya dengan agak canggung

"tidak apa apa, biarkan anjing lajang itu menonton sepasang kekasih"

"tapi aku belum setuju, kita baru mmmmm" saat itu saya mulai mencium nya lagi sambil memeluknya lebih erat.

dia juga mulai memeluk leherku dengan lembut dan saya mulai memasukan lidahku ke di bibirnya lalu mulai memainkan lidahnya.

setelah 5 menit kami mulai berpisah dan mana terlihat seperti kehabisan nafas.

"ayah, aku mendapatkan menantu untuk mu, jangan berterima kasih, ini memang tanggung jawab ku sebagai anakmu"

"siapa yg akan berterima kasih, kamu berciuman di depan umum dan kamu masih di bawah umur"

"eeehh apa yg salah dengan berciuman, Li juga menciumku tadi"

"itu berbeda"

"apa bedanya"

"aaahhhh sudah lah, mari kita kembali ke pokok pembahasan" saat itu mereka mulai membahas urusan mereka lagi

dan saya mulai memegang tangan mana dan mulai berbisik

"kamu harus selalu di dekatku"

"mm, tadi itu, apa kamu serius, kita baru bertemu"

"apa kamu tidak suka"

"tidak bukan itu, hanya itu terlalu tiba tiba"

"tidak apa apa, lain kali kamu akan terbiasa"

"mm"

Nächstes Kapitel