webnovel

Do You Love Me?

" Eh, loe tahu enggak sih kemarin sore si Flo cintanya ditolak sama Ikram." bisik salah satu mahasiswi dikantin tersebut.

" ha? iyakah? padahal ya beberapa hari lalu ia dengan percaya diri mengaku pacarnya Ikram loh." balas yang lainnya.

Rere sambil mengunyah bekal yang dia bawa sembari pula mendengarkan gosip pagi gratis dikampus. Rere tersenyum senang, nyatanya Kak Flo bukanlah saingannya justru ialah yang menang saat ini berhasil didekati Ikram sendiri. Ia menyunggingkan senyum kemenangannya dan melahap makanannya lagi.

" makanya jadi orang jangan sombong." monolognya.

Rere yakin jika saat ini tidak akan ada satupun orang yang menghalangi hubungannya dengan Ikram. Cewek secantik kak Flo saja terlewat, apa masih ada cewek cantik yang lain yang bisa mendebarkan jantungnya Ikram?

" halo, Re!" sapa orang yang baru saja ia pikirkan dan lamunkan.

Semua orang didalam kantin menatap Ikram dengan selidik, Tidak mungkin lelaki sepertinya bisa sedekat itu dengan cewek tomboi seperti Rere. Ada yang berbisik dan ada yang menatap tak suka melihat Ikram menatap Rere dengan tulus.

" uda, ngapain loe disini?" tanya Rere heran.

Ia hanya mengendikkan bahunya kemudian menatap Rere dengan tajam dan menantang. Rere ketika menatap balik semburat pipi merah mencuat seketika. Ia menjadi tampak malu bila orang yang dia suka menatapnya terlalu lama.

" Re, are you okay?" tanya Ikram tampak khawatir, karena beberapa hari ini Rere lebih memilih menghindar darinya.

" im okay uda." singkatnya lalu melanjutkan makananya.

" terus kenapa beberapa hari yang lalu uda dekati Rere seakan menolakk. sanggahnya sampai pikiranny menjadi kusut. Tingkah Rere menjadi masalah yang pelik untuknya, ia menjadi susah menebak hatinya dan terkesan sol jual mahal.

" hmm enggak ada uda. lagi bosan aja ketemu sama uda." elaknya.

" wait? bosan? sama gue? beneran deh re loe buat gue makin penasaran dengan loe." salut Ikram sambil menunjukkan dua jari jempolnya sebagai tanda rasa suka.

" hahaha serius gue bosan ketemu sama loe terus uda." ledeknya dengan tawa sindirnya.

" oh ya berita terbaru dikampus ini loe nolak cewek yang bernama Florina." tambah Rere bermaksud mencari kebenaran dihadapan orangnya langsung.

" enggak perlu dibahas dek, gue enggak suka sama dia." ketusnya.

Rere ber-oh ria, ada rasa senang dalam hatinya saat ini. Berita itu benar adanya, Ikram menolak cewek secantik Florina sebuah keajaiban yang sangat langka dalam hidupnya.

" ngapain loe senyum-senyum sendiri?" tanya Ikram penuh penasaran.

" kepo loe! jomllah ke kelas.!" ajak Rere menggenggam tangan Ikram membuat Ikram terkejut dengan tingkah Rere kali ini. Tidak hanya itu, mereka yang berada di kantin pun juga terheran cewek seperti Rere bisa menaklukan hati lelaki dingin seperti Ikram.

Mereka saling bermonolog. Saling menduga tentang perasaan diantara keduanya. Tidak ada yang berani menyatakan siapa yang benar-benar mencinta, keduanya saling terikat gengsi. Yang ada hanyalah praduga dan rasa penasaran antara satu sama lain.

" eh pegang-pegangan ngapain ini." ucap jenner sambil melipat kedua tangannya.

" bukan apa-apa kita kan BFF. ya kan uda?" balas Rere mencoba merayu Ikram kali ini.

Ikram yang masih terlena dengan drama perpegangan tangan ini tidak fokus dengan perkataan Rere barusan.

" UDA!!" teriak Rere.

" Astaghfirullah..." ucapnya sambil melafazkan istihfar.

" ada apa re?" tanya Ikram seolah tidak terjadi apa-apa.

" ah.. gak jadi." ketusnya lalu melepaskan pegangan tangan yang sempat membuat Ikram terbuai asmara. Rere merajuk dan menghentakkan kakinya dalam setiap langkahnya menuju kelas. Jenner terlihat senang melihat adegan dramatik antara Rere dan Ikram kali ini. Kemudian, Ikram dan Jenner mengikuti langkah Rere. Mereka sekarang berada didalam kelas.

" tumben loe merajuk." rayu jenner.

" ssst.. diam enggak loe.. nanti kedengaran sama bu Mega." ucap Rere.

" by the way, ketua kelas yang terhormat sepertinya anda sedang jatuh cinta. benarkan?" rayu Jenner lagi.

" bukan woi! gue enggak akan pernah jatuh cinta sama tuh orang!" hardiknya sehingga Rere kembali membuat kelas menjadi gaduh. Semua mahasiswa menyorakinya, Jenner tertawa terbahak-bahak melihat Rere dibully habis-habisan pagi menjelang siang ini.

" urusan percintaan jangan dibawa ke kelas ini Rere!" hardik bu Mega padanya.

" maaf bu... " sungkannya.

" ini gara-gara Jenner mancing emosi gue aja.." batinnya dengan mendengus kesal dan bibir yang cemburut.

" eh ananda yang berbaju hitam polos yang duduk diujung belakang sana." panggil Bu Mega pada Ikram.

" saya bu?" ucapnya.

" iya.. kamu rasanya bukan berada dikelas ini. bukannya kamu senior, ngapain kamu disini?" tanya Bu Mega dengan suara lantangnya.

Semua orang melirik pada Ikram dan merasa tersudutkan kali ini. Ia menggarukkan kepalanya yang tidak gatal, baru detik ini ia tertangkap basah menyelinap dikelas yang tidak seharusnya ia masuki. Dengan kulitnya yang putih bersih, terlihat memerah saat ia merasa malu.

" palingan nunggu Rere bu. hahaha." goda salah satu mahasiswi disana.

Bu Mega dengan ekspresi seriusnya ia menatap Ikram dengan tatapan tak bersahabat.

" kalau begitu saya keluar ya bu. hehe maaf." pamitnya lalu berdiri dan berjalan menuju keluar kelas. Rere sedari tadi hanya tertunduk malu sambil meremas pakaian yang dipakainya.

" Stop!! berhenti kamu disana." pinta bu Mega.

Ikram berhenti tepat disamping Rere saat ini. Jantung Rere berdegup kencang apabila Ikram berada didekatnya. Wangi parfumnya begitu membuatnya terlena dan lupa dengan dirinya sendiri.

" iya bu? ada apa?" tanya Ikram dengan gugup.

" apakah benar kamu berpacaran dengan mahasiswi kesayangan saya?" tanya Bu Mega dengan ucapan yang serius. Kacamatanya yang sedikit hitam menandakan ia dosen yang sulit untuk ditebak.

" hmm... anuu bu,, hmm." Ikram tampak ragu menjawab kemudian ia hanya membalas dengan sedikit gelengan.

" ohh baiklah. satu pertanyaan lagi lepas itu kamu boleh keluar dari kelas ini." sahut Bu Mega.

" iya ibu. mau tanya apa bu?" tanya Ikram dengan takut.

" apakah kamu mencintai Rere?" tanya Bu Mega dengan menantang.

" cieeee... yuhuuu swiit swit." sorak dari mahasiswa laki-laki.

" kalian diam! saya serius." hardik Bu Mega.

Ikram tampak berpikir keras, ia takut jika jawabannya akan menyakiti hati Rere dan bila ia bilang tidak. Tapi ia sangat sadar bahwa perasaan yang dia miliki saat ini melebih rasa sayang seorang kakak ke adiknya. Ikram masih ragu, ia terus menunduk sambil menggigit bibir bawahnya.

" iya saya mencintainya bu." ucap Ikram dengan lantang.

" mencintai siapa?" tanya ibu Mega memperjelas.

" saya mencintai Renata Anastasyia." tuturnya dengan tegas sambil melirik ke arah Rere yang menyembunyikan kepalanya kedalam tas ranselnya.

" Alhamdulillah... guysss!! pajak jadiannnnn!!" sorak Jenner kepada rekan-rekannya.

" yeay! nanti siang makan..makan!" sorak mereka serempak.

" eh sebentar Rere loe sendiri gimana?" tanya Jenner mendahului.

Rere bangun dari persembunyiannya, ia sama halnya dengan Ikram tampak ragu dan bingung. Ikram menatap Rere sambil tersenyum seolah mereka berdua saling berucap dan menguatkan.

" Hmm.. baiklah, sebenarnya rere.." ucapnya lalu terhenti Rere tampak bingung menjawabnya. Karena ini kali pertama baginya cintanya tidak lagi bertepuk sebelah tangan.

" rere cinta Ikram juga." polosnya dengan matanya yang terlihat berbinar.

Semua yang ada didalam kelas itu menyoraki entah itu menyindir atau sekedar terbawa suasana atau memang benar-benar bahagia. Tak kecuali Bu Mega tampak tersenyum pada Rere, baru kali ini Bu Mega tersenyum setelah sekian semester ia bertemu dengan dosen yang katanya killer tersebut.

***

Nächstes Kapitel